6 Fakta dan Sinopsis Film 'Tukar Takdir', tentang Trauma & Kehilangan

- Rawa selamat dari kecelakaan pesawat, tetapi dihantui rasa bersalah. Dita dan Zahra berduka karena kehilangan, menciptakan dinamika emosional yang penuh lapisan.
- Rawa harus berhadapan dengan keluarga korban, memperlihatkan ikatan emosional yang rumit. Bertahan hidup bukan sekadar menyembuhkan diri, tapi juga belajar memahami dan berbagi beban orang lain.
- Marsha Timothy dan Adhisty Zara menambah kedalaman cerita. Interaksi mereka dengan Rawa akan jadi inti emosional yang menyayat hati.
Bela, pernahkah kamu memikirkan gimana rasanya jadi satu-satunya orang yang selamat dari sebuah tragedi besar? Mungkin di satu sisi bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup, tapi di sisi lain dihantui rasa bersalah karena orang lain tidak seberuntung kita. Perasaan itulah yang jadi inti cerita dari film terbaru garapan sutradara Mouly Surya, Tukar Takdir.
Film ini bukan sekadar drama tentang musibah pesawat, tapi menyajikan sebuah perjalanan emosional tentang kehilangan, duka, dan bagaimana hubungan antar manusia bisa terjalin bahkan di tengah trauma. Dibintangi Nicholas Saputra, Marsha Timothy, dan Adhisty Zara, Tukar Takdir mengajak kita merenung tentang arti takdir, sekaligus tentang cara kita menghadapi luka yang tak terlihat.
Tayang di bioskop mulai 2 Oktober 2025, yuk simak dulu fakta dan sinopsis film Tukar Takdir berikut ini!
1. Sinopsis film 'Tukar Takdir'
Rawa (Nicholas Saputra) adalah satu-satunya penumpang pesawat Jakarta Airways 79 yang selamat dari kecelakaan besar ketika pesawat itu hilang kontak. Ketika ditemukan, dia membawa luka fisik dan trauma batin yang mendalam. Namun, menjadi satu-satunya yang selamat bukan cuma soal rasa syukur, tetapi juga rasa bersalah, mempertanyakan kenapa dia selamat sementara banyak yang kehilangan.
Di sisi lain ada keluarga korban, yakni Zahra (Adhisty Zara), putri pilot yang terus didera rasa duka, serta Dita (Marsha Timothy), istri salah satu penumpang yang bertukar tempat duduk dengan Rawa, yang merasakan kehilangan dan kemarahan. Kontradiksi antara rasa kehilangan mereka dan rasa bersalah Rawa menciptakan dinamika emosional yang penuh lapisan. Namun, di antara perasaan-perasaan itu, ada yang janggal. Simpati yang berujung pada empati, dan pada akhirnya membawa sepercik romansa.
2. Kisah tentang kehilangan dan tanggung jawab emosional

Rawa bukan cuma berhadapan dengan dirinya sendiri. Rasa bersalah karena selamat sendirian dari tragedi pesawat itu sudah cukup menghantam, tapi perjalanannya makin berat ketika harus berhadapan dengan keluarga para korban. Ada Dita dan Zahra yang berduka karena kehilangan anggota keluarga mereka. Tatapan mereka jadi pengingat bahwa keberlangsungan hidup Rawa bukan hanya tentang dirinya, tapi juga tentang luka orang lain yang kini ikut ia bawa.
Di titik ini, Tukar Takdir memperlihatkan bagaimana sebuah tragedi bisa menciptakan ikatan emosional yang rumit. Bukan hubungan yang lahir dari cinta biasa, melainkan dari rasa kehilangan bersama. Rawa, Dita, dan Zahra seolah dipaksa untuk saling terhubung lewat trauma yang sama. Dari sana muncul rasa tanggung jawab emosional di mana bertahan hidup bukan sekadar menyembuhkan diri, tapi juga belajar memahami dan berbagi beban orang lain.
βCerita di film ini relate dengan banyak orang. Rawa adalah salah satu representasi orang yang berhadapan dengan musibah. Dan tokoh-tokoh lain di film ini juga pastinya akan merepresentasikan perasaan dan situasi yang juga banyak dialami oleh kita,β ujar Nicholas Saputra.
3. Hadirkan perspektif keluarga yang ditinggalkan

Kehadiran Marsha Timothy dan Adhisty Zara menambah kedalaman cerita. Marsha berperan sebagai Dita, seorang istri yang dipenuhi kemarahan karena suaminya meninggal akibat bertukar kursi dengan Rawa. Sementara Zara menjadi Zahra, putri pilot yang berjuang menghadapi rasa kehilangan sang ayah. Interaksi mereka dengan Rawa akan jadi inti emosional yang menyayat hati.
βMemerankan Dita bagi saya adalah karakter yang cukup berat. Dita merepresentasikan orang yang menghadapi musibah dan duka dengan kehidupan. Saya adalah salah satu orang yang takut dengan pembicaraan tentang petaka pesawat. Film ini menjadi salah satu cara untuk bisa mengatasi ketakutan, dengan cara menghadapinya,β tutur Marsha Timothy.
4. Bawa pesan tentang empati dan penyembuhan diri

Di balik kemarahan dan duka, film ini menunjukkan bahwa Rawa bukan hanya jadi pengingat kehilangan, tapi juga pintu menuju empati. Bukan sekadar rasa kasihan, melainkan keberanian untuk benar-benar memahami luka orang lain. Dari sinilah muncul peluang penyembuhan bagi Rawa, Dita, Zahra, dan juga penonton yang ikut larut dalam ceritanya.
βFilm ini berbicara tentang kedukaan, trauma, dan kesembuhan yang menuntun para karakternya untuk memiliki koneksi di tengah situasi putus asa,β tutur sutradara film Tukar Takdir, Mouly Surya.
5. Diadaptasi dari novel populer

Film Tukar Takdir diadaptasi dari novel berjudul sama karya Valiant Budi. Proses adaptasinya sendiri sudah direncanakan sejak tahun 2019, dengan riset mendalam agar nuansa kehilangan dan trauma bisa tergambarkan secara realistis. Fakta ini menunjukkan keseriusan tim produksi dalam menghidupkan cerita ke layar lebar.
6. Genre baru di perfilman Indonesia

Produser Chand Parwez Servia menyebut Tukar Takdir membawa nuansa berbeda karena menghadirkan genre drama bencana yang masih jarang diangkat di film Indonesia. Lebih dari sekadar kecelakaan, fokusnya adalah pergulatan batin dan relasi antara yang selamat dan yang ditinggal.
βSemoga karya ini bisa menjadi cerminan baru bagi kita, melalui pergulatan emosi dari para karakternya yang harus menghadapi trauma dan melanjutkan kehidupan,β kata Chand Parwez Servia.
Itu dia fakta dan sinopsis film Tukar Takdir. Buat kamu yang suka drama emosional dengan cerita berlapis, Tukar Takdir tentunya sayang untuk dilewatkan. Jangan lupa, film ini akan mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 2 Oktober 2025, ya!



















