"Mulutmu adalah harimaumu". Mungkin kamu sudah sering mendengar peribahasa tersebut yang berarti perkataan bisa menjadi “senjata tajam” sehingga mampu menyakiti orang jika tidak dijaga. Itulah mengapa kamu harus menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain.
Jika kamu nggak melakukannya, bukan tidak mungkin orang-orang yang menghindari untuk bicara denganmu. Mengapa? Karena ujung-ujungnya akan membuat dia sakit hati. Untuk apa bicara dengan seseorang yang hanya akan membuat hati sakit. Kamu juga pasti tidak mau.
Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain? Coba lakukan beberapa cara di bawah ini ya, Bela.
1. Pikirkan dulu sebelum berbicara
Pernah nggak kamu berpikir, “Eh, coba aku jangan ngomong kayak gitu tadi, ya? Dia sakit hati nggak, ya?” Nah, pemikiran ini datang biasanya saat kamu berbicara tanpa memikirkan apa yang dibicarakan. Akhirnya, omongan kamu itu jadi menyakitkan orang lain.
Selain itu, berbicara tanpa berpikir dulu akan memicu kesalahpahaman dengan orang lain. Mungkin kamu omonganmu nggak bermaksud buruk, tetapi karena kamu nggak memikirkannya dengan benar, perkataanmu jadi membuat orang sakit hati.
2. Jangan bicara dengan nada tinggi
Kecuali kamu memang berasal dari daerah yang identik bicara dengan nada tinggi, usahakan jangan bicara seperti itu. Bicara dengan nada tinggi memberikan kesan kalau kamu sedang marah atau kamu adalah orang yang sombong.
Saat kamu bicara dengan nada tinggi, apalagi hal yang kamu bicarakan adalah topik yang nggak menyenangkan, jangan heran jika orang yang mendengarnya akan merasa sakit hati.
3. Jangan menjelekkan lawan bicara atau orang lain
Kalau kamu tahu kalau lawan bicaramu ini memiliki kekurangan, kamu nggak perlu mengungkit hal tersebut kecuali memang benar-benar diperlukan. Misalnya, kamu ingin memberikan kritik membangun untuknya. Itu pun harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar dia nggak sakit hati.
Begitu juga saat membicarakan orang lain, hindari membicarakan hal-hal yang jelek tentangnya. Apalagi jika kamu nggak tahu pasti teman bicaramu ini kenal atau tidak dengan orang yang sedang dibicarakan. Jika kenal, bisa saja dia merasa sakit hati karena orang yang dikenalnya dijelek-jelekkan olehmu.
4. Jangan mengadu domba
Misalnya seperti ini. Meski kamu tahu kalau lawan bicaramu ini nggak disukai oleh beberapa orang yang mengaku temannya, kamu nggak perlu memberitahukan hal tersebut jika memang nggak ada kepentingannya. Jika dengan kamu memberitahunya hanya akan menimbulkan perselisihan di antara mereka, namanya kamu sedang mengadu domba.
Bukan tidak mungkin, saat mereka sudah menyelesaikan masalahnya dengan baik, justru kamu yang berbalik nggak akan disukai karena sudah membuat mereka bertengkar.
5. Pikiran perasaan lawan bicara
Ini sebenarnya sama seperti berpikir dulu sebelum bicara. Namun, selain memikirkan kata-kata yang sebaiknya diucapkan agar nggak membuat lawan bicara sakit hati, kamu juga sebaiknya memikirkan perasaannya.
Saat kamu ingin berkata "A" pada lawan bicara, bayangkan perasaanmu saat mendapatkan perkataan seperti itu dari orang lain. Jika kamu merasa sakit hati, maka kemungkinan besar lawan bicaramu juga akan sakit hati.
Jadi, jangan hanya memikirkan perasaanmu saja saat bicara dengan orang lain, ya.
6. Belajar lebih banyak mendengar daripada bicara
Cara lain menjaga lisan agar tidak membuat orang sakit hati adalah dengan lebih banyak menutup mulut dan membuka telinga. Artinya, cobalah untuk belajar menjadi pendengar yang baik daripada banyak berbicara hal yang nggak perlu.
Banyak orang pintar bicara, tetapi nggak pintar mendengar. Padahal, dengan lebih banyak mendengar, kamu jadi lebih bisa bersimpati dan berempati, bahkan memahami perasaan orang lain.
Daripada menuruti mulut yang gatal ingin berkomentar, lebih baik tahan keinginan tersebut dan coba untuk mendengarkan.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain. Jika sulit mengubah kebiasaan buruk tersebut, tak masalah melakukannya pelan-pelan asalkan kamu memang ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.