Hukum Berhubungan Seks di Malam Lailatul Qadar, Bolehkah?

Malam-malam terakhir Ramadan adalah momen istimewa

Hukum Berhubungan Seks di Malam Lailatul Qadar, Bolehkah?

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sepuluh malam terakhir bulan Ramadan merupakan momen spesial bagi umat Muslim. Pasalnya, pada malam ini, pahala dilipatgandakan oleh Allah Ta'ala bagi hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas. Untuk itulah, sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan ibadah di malam-malam akhir Ramadan untuk menggapai lailatul qadar atau malam yang penuh keutamaan.

Lantas, apakah melakukan hubungan suami istri pada sepuluh malam terakhir Ramadan itu terlarang? Sebab, kita dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan melakukan iktikaf di masjid. Untuk menjawab pertanyaanmu, berikut Popbela akan mengulas tentang hukum berhubungan seks di malam lailatul qadar.

1. Allah menghalalkan hubungan intim di malam hari Ramadan

Hukum Berhubungan Seks di Malam Lailatul Qadar, Bolehkah?

Di bulan Ramadan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan lapar, haus, serta hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain puasa makan dan minum, kita juga dilarang untuk melakukan hubungan suami istri di siang hari.

Kendati demikian, Allah telah menghalalkan umat-Nya untuk melakukan hubungan badan di malam hari di bulan Ramadan. Allah Ta’ala berfirman,

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ

Artinya:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al Baqarah: 187)

Berdasarkan ayat di atas, Allah telah menghalalkan hubungan badan di seluruh malam. Artinya, boleh melakukan hubungan seks sepanjang malam bulan Ramadan, termasuk di sepuluh hari terakhir.

2. Rasulullah memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir Ramadan

Meski berhubungan seks pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan diperbolehkan, tapi ada baiknya umat Muslim tetap disibukkan dengan ibadah di malam hari untuk menggapai lailatul qadar. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi contoh dengan memperbanyak ibadahnya saat sepuluh hari terakhir Ramadan. Bahkan, Rasulullah sampai menjauhi istri-istrinya dari berhubungan intim dan mendorong keluarganya untuk melakukan ketaatan pada sepuluh malam terakhir Ramadan. ‘Aisyah mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya:

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174)

Mengutip dari Konsultasi Syariah, beberapa ulama menerangkan arti dari 'mengencangkan sarung' dalam hadis tersebut adalah Rasulullah meninggalkan hubungan badan, bahkan menghindari tempat tidur dengan memisahkan diri dari istrinya, dan fokus beribadah.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here