Ada begitu banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan dan melampiaskan gairah seksual seseorang, mulai dari hal-hal yang umum dan bersifat normal, sampai dengan yang mengarah pada kelainan atau perilaku yang menyimpang. Salah satu perilaku seksual yang menyimpang adalah dengan menggunakan kekerasan.
Normalnya, nggak ada satu pun orang yang senang dengan 'kekerasan' dalam bentuk apa pun, kan? Nah, hal ini justru berbanding terbalik dengan konsep pemikiran seorang sadomasokis atau orang yang melakukan praktik seksual sadomasokisme.
Praktik ini memungkinkan seseorang untuk melibatkan penyiksaan dan kekerasan selama melakukan hubungan seksual. Lantas, mengapa mereka membiarkan hal itu terjadi?
Nah, untuk mengenal apa itu sadomasokime lebih dalam, yuk simak penjelasan Popbela berikut ini!
Sadomasokisme berasal dari dua konsep perilaku seksual, yaitu sadisme dan masokisme. Sadisme merupakan kenikmatan atau kepuasan seksual yang didapat dari penderitaan dan rasa sakit orang lain. Sedangkan masokisme adalah sebaliknya, kenikmatan atau kepuasan seksual dari rasa sakit atau penderitaan yang ditimpakan pada diri sendiri, sering kali terdiri dari fantasi untuk dipukuli, dihina, diikat, disiksa, atau dibuat menderita.
Jadi, sadomasokisme dapat didefinisikan sebagai kesenangan seksual yang dihasilkan dari penderitaan, rasa sakit, kesulitan atau penghinaan, yang terjadi pada diri sendiri mau pun pasangan. Perilaku ini dapat dijadikan sebagai peningkatan hubungan seksual atau pengganti kenikmatan seksual.
