Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Stereotip Gender tentang Seks, Laki-Laki Harus Dominan?

Semua stereotip ini bisa disanggah, lho!

Natasha Cecilia Anandita

Gender stereotip selalu ada dalam kehidupan. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan seks. Sering kali ada peran-peran tersendiri bagi laki-laki dan perempuan yang sudah terstereotip saat melakukan hubungan seks. 

Padahal, nyatanya tak selalu demikian. Salah satunya adalah laki-laki harus lebih dominan di ranjang, tapi kenyataannya perempuan juga bisa, lho, melakukannya. Berikut beberapa stereotip gender tentang seks yang paling umum yang bisa disanggah. 

1. Laki-laki punya dorongan seks lebih tinggi

freepik.com/gpointstudio

Ada stereotip yang mengatakan bahwa laki-laki biasanya memiliki dorongan seks lebih tinggi daripada perempuan. Nyatanya, hal tersebut tidak berlaku untuk semua laki-laki. Beberapa perempuan memiliki dorongan seks yang sangat tinggi, sementara beberapa laki-lakinya harus berjuang dengan libido. 

Dalam hubungan, strereotip ini bisa menghancurkan dan menimbulkan ketidakpuasan serta jauh dari ekspetasi. Ini bahkan memberi tekanan pada seorang laki-laki, terutama jika dia memiliki libido rendah. Pada akhirnya, pasangan akan merasa ada yang tidak beres, padahal hal itu masih normal.

Setiap orang berbeda, tidak ada dorongan seks seseorang yang akan sama persis dengan dorongan seksual orang lain. Jadi, kalau kamu yang perempuan merasa dorongan seksmu lebih tinggi daripada pasanganmu, itu juga bukan masalah, asalkan tidak berlebihan.

2. Laki-laki harus dominan di ranjang

freepik.com/gpointstudio

Sepanjang sejarah, apalagi dalam seks, diyakini stereotip bahwa laki-laki harus dominan di ranjang. Tapi, di zaman sekarang, stereotip ini sudah tak berlaku lagi. Tak hanya laki-laki yang harus mendominasi kegiatan di ranjang, tapi perempuan juga bisa. 

Mungkin ada beberapa laki-laki yang tak bisa mendominasi. Nah, ini waktunya perempuan untuk mendominasi. Kalian juga bisa bergantian untuk saling mendominasi sesi bercinta dan membuat inovasi tersendiri. Ini termasuk saat kalian satu sama lain ingin mencoba BDSM.

3. Laki-laki punya lebih banyak pasangan seksual

freepik.com/hellodavidpradoperucha

Stereotip lainnya adalah pernyataan bahwa laki-laki punya lebih banyak pasangan seksual daripada perempuan. Ini mungkin bisa dibilang juga melakukan one night stand. Menurut SexualAlpha, penelitian menunjukkan bahwa perempuan mungkin lebih aktif secara seksual, tetapi laki-laki cenderung memiliki lebih banyak pasangan.

Namun, bukan berarti semua laki-laki memiliki banyak pasangan seksual. Beberapa orang mungkin setia pada satu orang saja. Beberapa perempuan mungkin juga memiliki pasangan seksual yang lebih dari satu. Jadi, stereotip ini tidak bisa dibenarkan dan ditujukan hanya pada satu gender saja.

4. Laki-laki lebih suka tak pakai kondom

freepik.com

Mungkin perempuan sering meminta pasangannya untuk menggunakan kondom saat berhubungan untuk mencegah kehamilan atau penyakit lainnya. Lalu ada stereotip yang mengatakan sering kali laki-laki yang menolak untuk menggunakan kondom. 

Pada kenyataannya, beberapa perempuan juga ada yang menolak menggunakan kondom saat berhubungan intim, baik karena alasan kurang nyaman atau lainnya. Bahkan, mungkin sang lelaki yang justru menganjurkan pakai kondom. Jadi, pemikiran ini pun bisa disanggah bahwa tak selalu laki-laki yang menolak menggunakan alat pengaman. 

5. Perempuan memiliki masalah keterikatan

pexels.com/maksim-goncharenok

Nggak semua perempuan memiliki masalah keterikatan. Beberapa orang mungkin ingin terikat hanya pada satu orang saja. Ingin dalam sebuah hubungan bukan cuma seks saja, serta melakukan banyak hal lainnya. Tapi, hal ini tidak bisa digeneralisasi. Beberapa perempuan mungkin menyukai kebebasan seksual dan tidak mudah jatuh cinta pada setiap laki-laki yang menunjukkan perhatian.

6. Perempuan punya emosi yang sangat sensitif

freepik.com/senivpetro

Karena perbedaan hormon, perempuan dipercaya lebih sensitif secara emosional daripada laki-laki, baik di kamar tidur maupun secara sosial. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Michigan, Amerika Serikat, berusaha menemukan apakah ada perbedaan nyata dalam kepekaan emosional antara laki-laki dan perempuan. 

Studi tersebut menemukan hanya sedikit bahkan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan berbagai kelompok perempuan dalam kepekaan emosinya. Ini menunjukkan bahwa emosi laki-laki berfluktuasi pada tingkat yang sama seperti perempuan (walaupun mungkin untuk alasan yang berbeda).

Keadaan emosional seseorang tidak dapat ditentukan oleh jenis kelamin. Itu benar-benar tergantung pada individu dan tidak boleh distereoptip atau digeneralisasi berdasarkan gender seseorang.

7. Perempuan lebih mengharapkan komitmen

pexels.com

Beberapa perempuan memang menginginkan komitmen dari seorang laki-laki. Namun, beberapa perempuan menikmati kebebasan emosional dan seksual dan hanya ingin bersenang-senang. 

Bahkan beberapa laki-laki pun ingin berkomitmen dengan satu perempua saja. Jadi, hal tentang komitmen seharusnya tidak distereotipkan pada perempuan. Karena setiap orang, apa pun jenis kelaminnya, pada titik tertentu pasti ingin berkomitmen. 

Beberapa hal mungkin diberatkan pada perempuan atau laki-laki saja. Padahal baik di ranjang maupun di luar ranjang, laki-laki dan perempuan bisa memiliki peran yang sama. 

IDN Media Channels

Latest from Sex