Pernikahan punya banyak tradisi hingga aksesoris yang mengundang perhatian untuk diketahui asal usulnya. Salah satunya adalah mahkota pengantin atau headpiece yang menjadi pelengkap tampilan pengantin perempuan di hari bahagianya. Secara tradisional, mahkota pengantin yang dalam bahasa Jerman disebut Brautkrone atau di Black Forest, Schäppel, adalah hiasan kepala yang, di Eropa Tengah dan Utara, dikenakan oleh perempuan lajang pada hari libur tertentu, di festival, dan di pernikahan mereka.
Mahkota pengantin berevolusi dari rangkaian bunga sederhana menjadi hiasan kepala yang menandakan status dan kemurnian. Secara historis, mahkota, terutama di komunitas petani, melambangkan kebajikan pengantin perempuan dan status sosial keluarganya. Ada pula variasi di daerah lainnya dengan bahan yang berkisar dari bunga dan rempah-rempah hingga logam mulia dan permata, yang mencerminkan kekayaan keluarga pengantin perempuan dan adat istiadat daerah tersebut.
Yuk, intip sejarah mahkota pengantin berikut ini.
