Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Halodoc Rilis Laporan 2025, Angkat Peran Ibu dalam Kesehatan Keluarga

Edward Hutasoit dan Fibriyani Elastria dalam Press Conference Indonesia Health Insights 2025.jpg
Dok. Halodoc
Intinya sih...
  • Ibu sebagai pondasi kesehatan keluarga.
  • Data menunjukkan 54% ibu menyebut caregiving sebagai pekerjaan tanpa jeda, 53% memikul peran ganda sebagai pengambil keputusan layanan kesehatan sekaligus pencari nafkah.
  • Tantangan kesehatan dalam tiap keluarga itu berbeda dan ibu yang memikirkannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Halodoc kembali menghadirkan laporan terbaru bertajuk Indonesia Health Insights Report 2025 yang kali ini fokus pada peran ibu sebagai wellness warrior dalam keluarga. Laporan yang menggandeng lembaga riset global YouGov ini menyoroti realita, tekanan, sekaligus harapan di balik peran besar seorang ibu dalam menjaga kesehatan keluarga.

Dari data yang diungkap, terlihat jelas bagaimana ibu bukan hanya sekadar pengasuh, tetapi juga manajer kesehatan, pengambil keputusan, hingga pencari nafkah.

Nah, berikut lima poin penting dari laporan Halodoc yang layak banget dipahami lebih dalam. Simak di bawah ini, ya!

1. Ibu sebagai fondasi kesehatan keluarga

Fibriyani Elastria Chief Marketing Officer Halodoc.JPG
Dok. Halodoc

Halodoc menyebut ibu sebagai wellness warrior, yaitu sosok yang punya peran ganda dalam menjaga kesehatan keluarga. Di balik perannya sebagai istri, pengasuh anak, pengelola rumah tangga, hingga pekerja, ibu sering kali menjalani hari-hari yang padat tanpa jeda. Fakta ini membuktikan bahwa kesehatan ibu sangat berpengaruh langsung pada ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Namun, meskipun terlihat tangguh, ibu tetaplah manusia biasa yang juga membutuhkan dukungan, istirahat, dan ruang untuk menjaga diri. Sayangnya, penghargaan terhadap peran besar ini masih sering terabaikan. Dengan menyoroti hal ini, Halodoc ingin mengubah cara pandang masyarakat bahwa keberlangsungan kesehatan keluarga tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan seorang ibu.

2. Beban ganda seorang ibu

Screenshot 2025-10-03 121408.png
Dok. Halodoc

Data yang dihimpun Halodoc bersama YouGov menunjukkan betapa berat beban yang dipikul para ibu. Sebanyak 54% ibu menyebut caregiving sebagai pekerjaan tanpa jeda. Tak hanya itu, 53% ibu juga memikul peran ganda sebagai pengambil keputusan layanan kesehatan sekaligus pencari nafkah.

Lebih mengejutkan lagi, 74% ibu ternyata mengelola layanan kesehatan untuk tiga atau lebih anggota keluarga. Dari total waktu yang dicurahkan, 80% dihabiskan untuk orang lain, mulai dari anak (32%), orang tua (23%), hingga suami (21%). Ironisnya, hanya 17% yang tersisa untuk merawat kesehatan diri sendiri. Angka-angka ini jelas menunjukkan betapa sering kebutuhan pribadi ibu terpinggirkan.

3. Tantangan kesehatan dalam tiap keluarga

Edward Hutasoit dan Fibriyani Elastria dalam Press Conference Indonesia Health Insights 2025.jpg
Dok. Halodoc

Laporan ini juga mengungkap tren menarik terkait pola konsultasi kesehatan keluarga yang dilakukan para ibu melalui Halodoc. Misalnya, pada fase anak newborn, lebih dari 50% konsultasi berkaitan dengan edukasi kesehatan umum serta masalah kulit non-jerawat. Memasuki fase toddler, tantangan baru muncul dengan peningkatan kasus gangguan pernapasan (36%) dan diare (9%), disertai lonjakan vaksinasi influenza dan pneumonia hingga enam kali lipat.

Saat anak beranjak usia sekolah, ibu lebih fokus meminimalisasi risiko penyakit menular. Tren konsultasi pun berkembang ke gangguan mata (7%) dan demam (6%). Di sisi lain, kesehatan suami juga jadi perhatian, dengan keluhan umum seperti GERD, gastritis, hingga gangguan muskuloskeletal. Untuk orang tua, masalah muskuloskeletal (8%) dan penyakit metabolik (7%) mendominasi. Semua ini memperlihatkan betapa kompleksnya peran ibu dalam mengelola kesehatan keluarga lintas generasi.

4. Kesehatan ibu sering terabaikan

WhatsApp Image 2025-10-03 at 12.23.37_831e6050.jpg
Popbela.com/Adinda Tasya Mutiara

Meski menjadi pilar utama, kesehatan ibu sendiri justru kerap dikesampingkan. Sebanyak 78% ibu mengaku menunda janji medis atau perawatan diri dalam 12 bulan terakhir, sementara 74% tetap menjalankan tugas caregiving meski sedang sakit.

Fakta lain yang terungkap, masalah kesehatan fisik ibu yang sering diabaikan meliputi perawatan kulit non-jerawat, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan seksual dan reproduksi, hingga kesehatan mental. Dengan kata lain, peran ganda membuat kebutuhan dasar ibu sering kali tidak mendapat prioritas. Padahal, ketika kesehatan ibu terjaga, kualitas hidup keluarga secara keseluruhan juga akan meningkat.

5. Harapan dan dukungan untuk Wellness Warrior

Acara Press Conference Indonesia Health Insights Report 2025.JPG
Dok. Halodoc

Di balik semua tantangan itu, para ibu sesungguhnya tidak selalu meminta imbalan besar. Laporan ini menemukan bahwa 37% ibu menilai apresiasi terbaik yang bisa mereka dapatkan adalah kesempatan untuk personal break alias ruang pribadi. Dukungan emosional, akses kesehatan yang mudah, dan apresiasi sederhana ternyata jauh lebih berarti dibandingkan hanya bantuan biaya semata.

Halodoc sendiri meluncurkan kampanye #ImperfectMom sebagai bentuk dukungan nyata. Pesannya jelas: menjadi ibu tidak harus selalu sempurna. Yang lebih penting adalah bagaimana ibu merasa dihargai, didukung, dan diberi kesempatan untuk menjaga diri sendiri. Dengan misi simplifying healthcare, Halodoc berharap bisa menjadi support system yang meringankan beban ibu sekaligus memberdayakan mereka sebagai wellness warriors sejati dalam keluarga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us

Latest in Relationship

See More

Daftar Drakor Romantis MBC yang Tayang di 2026, Ada Apa Saja?

05 Des 2025, 15:00 WIBRelationship