“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf.” (QS. Al Baqarah: 233)
10 Ciri Suami Durhaka menurut Islam, Salah Satunya Tidak Menafkahi

- Suami durhaka tidak memberi nafkah, baik materi maupun batin, melanggar kewajiban Islam dan menyakiti istri.
- Keadilan dalam memenuhi kebutuhan istri penting, suami yang bersikap egois menunjukkan ketidakadilan dan kezaliman.
- Perlindungan emosional terhadap istri penting, mencari kesalahan istri, mengajak berbuat buruk, atau menyakiti istri adalah tanda suami durhaka.
Di dalam Islam, suami mempunyai tanggung jawab yang begitu besar terhadap istri, juga anak-anaknya. Sebab, perannya sebagai kepala keluarga mengamanahkan ia untuk senantiasa melindungi, menafkahi, serta membimbing keluarganya kepada jalan kebaikan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ada sosok suami yang durhaka. Ia tak hanya melalaikan kewajibannya, melainkan juga kerap menyakiti hati istri.
Dalam artikel ini, Popbela akan bahas tuntas mengenai 10 ciri suami durhaka menurut Islam yang patut untuk diketahui. Yuk, simak poin-poinnya sampai selesai.
1. Tidak memberi nafkah

Di dalam Islam, suami mempunyai tanggung jawab dalam memberi nafkah istri beserta anak-anaknya. Nafkah di sini bukan dalam bentuk materi saja, seperti uang, makanan, pakaian, maupun tempat tinggal, melainkan juga nafkah batin, yakni memperlakukan keluarganya dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
Kewajiban pemberian nafkah oleh suami ini tertuang di dalam Al-Qur’an, yaitu Surat Al-Baqarah ayat 233 yang artinya:
Hal ini juga diperkuat dalam sebuah hadis shahih yang berbunyi:
“Hak mereka (istri) atas kalian (suami) adalah agar kalian memberi rezeki dan pakaian kepada mereka dengan cara yang baik." (HR. Muslim)
Oleh karenanya, sangat jelas bahwa suami berkewajiban dalam menafkahi istri. Apabila ia tidak mampu melakukannya, tentu ia merupakan sosok suami yang durhaka.
2. Tidak bersikap adil

Keadilan adalah sikap yang patut ditunjukkan oleh seorang suami kepada istrinya. Hal ini mencakup adil dalam memenuhi kebutuhan istri, baik secara materi, emosional, juga spiritual. Suami juga patut memperlakukan istri dengan adil, seperti halnya memberi istri kesempatan untuk menyampaikan pendapat, berkomunikasi secara jujur dan terbuka, juga bersikap bijaksana di dalam pernikahan.
Namun, jika suami tidak bisa menunaikan hal tersebut dan cenderung bersikap egois, hal ini dapat menyakiti hati istri dan menunjukkan bahwa ia adalah suami yang zalim.
3. Mencari-cari kesalahan istri

Seorang suami sudah sewajarnya memberikan rasa aman dan perlindungan kepada istri. Perlindungan ini tidak hanya mencakup aspek fisik ataupun ekonomi saja, tetapi juga emosional. Salah satu hal yang menggambarkan perlindungan secara emosional kepada istri yaitu tidak menyakitinya dengan mencari-cari kesalahan istri dalam sebuah konflik untuk memenangkan egonya. Tapi jika suami terus mencari kesalahan dan menyudutkan istri, tentu ini mencerminkan sosok suami yang durhaka.
4. Mengajak istri berbuat keburukan

Suami hendaknya mampu untuk membimbing istri agar senantiasa menegakkan agama dan melakukan perbuatan baik yang dapat mendulang pahala. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ulama, Syaikh ‘Abdul ‘Adzim Al-Badawi. Beliau berkata:
“Di antara hak istri yang menjadi kewajiban suami adalah suami memerintahkan istri untuk menegakkan agamanya dan menjaga salatnya.“
Pendapat beliau didasarkan pada firman Allah SWT dalam Surat Thaaha ayat 32 yang artinya:
“Dan perintahkanlah kepada istrimu untuk mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaaha: 32)
Sehingga, apabila suami mengajak istri berbuat maksiat atau keburukan, niscaya ia telah melakukan perbuatan dosa dan akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT karena telah menjerumuskan sang istri pada kebatilan.
5. Menolak melunasi mahar

Mahar adalah salah satu syarat sah dalam pernikahan. Kendati tidak termasuk ke dalam rukun nikah, namun mahar menjadi hal yang wajib ada dan disebutkan pada saat ijab kabul.
Mahar sendiri berperan sebagai bentuk penghormatan maupun bukti keseriusan seorang laki-laki terhadap perempuan yang hendak dinikahinya. Pembayarannya bisa dilakukan secara tunai, maupun ditangguhkan terlebih dahulu.
Tapi, jika suami tidak berniat untuk melunasi mahar yang ia tangguhkan tersebut, dapat diartikan bahwa ia termasuk ke dalam golongan suami yang durhaka. Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis:
"Siapa saja laki laki yang menikahi seorang perempuan dengan mahar sedikit atau banyak, tetapi dalam hatinya bermaksud tidak akan menunaikan apa yang menjadi hak perempuan itu,berarti ia telah mengacuhkannya. Bila ia mati sebelum menunaikan hak perempuan itu,kelakpada hari kiamat ia akan bertemu dengan Allah sebagai orang yang fasiq…'" (HR. Thabarani)
6. Membandingkan istri dengan perempuan lain

Perilaku membandingkan istri dengan perempuan lain merupakan hal yang dilarang dalam Islam. Sebab, hal ini bakal menyakiti hati istri dan menimbulkan dampak negatif terhadap keutuhan rumah tangga. Islam sendiri begitu menegaskan kewajiban suami untuk memperlakukan istri dengan baik dan penuh kasih sayang.
Sehingga, apabila suami merasa kebutuhannya kurang terpenuhi di dalam pernikahan, ia perlu mengomunikasikannya secara jelas dan terbuka, daripada sibuk membandingkan istrinya dengan perempuan lain.
7. Suka menyakiti istri

Ciri suami durhaka dalam Islam selanjutnya ialah kerap menyakiti istri, baik itu dengan melakukan kekerasan verbal, fisik, maupun psikis. Suami dianggap melakukan dosa besar karena telah berlaku zalim pada sang istri. Di dalam Surat An-Nisa ayat 19, dijelaskan larangan bagi suami untuk menyakiti istri:
“Wahai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa. Janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Pergaulilah mereka dengan cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisa: 19)
8. Meninggalkan keluarga tanpa alasan yang dibenarkan dalam Islam

Suami mempunyai tanggung jawab atas kehidupan sang istri. Maka dari itu, saat ia meninggalkan istri beserta anak-anaknya tanpa alasan yang syar’i atau berniat menelantarkan mereka, maka jelas suami merupakan sosok yang durhaka.
Di samping itu, menurut hukum yang berlaku di Indonesia, tindakan penelantaran yang dilakukan suami terhadap keluarganya termasuk ke dalam ranah tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga dan dapat dijatuhi sanksi yang berat.
9. Berselingkuh

Suami yang melakukan perselingkuhan, terlebih jika melibatkan hubungan intim atau berzina, maka ia telah melakukan dosa yang amat besar. Tindakan ini akan sangat melukai hati istri, serta suami akan mendapatkan konsekuensi yang berat di akhirat, yakni siksaan di neraka.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT di Surat Al-Furqan ayat 68-70 tentang tindakan perzinahan dan dosa besar lainnya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan( alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada Hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat.” (QS. Al-Furqan: 68-70)
10. Memaksa istri melakukan hubungan intim ketika sedang haid

Memaksa istri agar mau melakukan hubungan seksual padahal ia sedang datang bulan adalah ciri perbuatan durhaka yang dilakukan suami. Larangan untuk melakukan hubungan intim ketika istri sedang haid tertuang di dalam Surat Al-Baqarah ayat 222 yang berbunyi:
"Dan, mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakan, 'Ini adalah sesuatu yang kotor'. Karena itu, jauhilah istri pada waktu haid. Dan, jangan mendekati mereka sampai mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)
Jika ditilik dari segi kesehatan, terdapat risiko apabila suami istri melakukan hubungan intim saat menstruasi. Dikutip dari laman VeryWell Health, risiko ini dapat berupa peningkatan terjadinya infeksi menular seksual atau IMS.
Jadi, itulah beberapa ciri suami durhaka menurut Islam. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat untukmu ya, Bela.



















