Setelah cukup lama memilih bungkam, Jennifer Coppen akhirnya berbagi cerita lebih detail soal kehidupan pribadinya. Dalam cerita yang dibagikan melalui podcast Curhat Bang Denny Sumargo, Jennifer mengungkapkan momen kehadiran putri kecilnya, Kamari Sky Wassink, yang lahir saat ia berusia 22 tahun tanpa adanya ikatan pernikahan.
Tak hanya itu, Jennifer juga menceritakan bahwa kepergian sang suami, Dali Wassink, menjadi pukulan berat dalam hidupnya. Rasa cemas dan kekhawatiran pun menyelimuti pikirannya, terutama soal masa depan sang putri jika suatu hari dirinya harus pergi lebih dulu, seperti yang dialami suaminya.
Dengan penuh haru, inilah curahan hati Jennifer tentang sang anak dan perjalanan kehidupannya setelah kepergian Dali. Yuk, simak kisah lengkapnya berikut ini!
1. Mengetahui hamil saat putus
Jennifer baru menyadari dirinya hamil Kamari setelah hubungannya dengan mendiang Dali berakhir. Sang aktris mengungkap bahwa kala itu, Dali yang lebih dulu mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan mereka.
Setelah putus, Jennifer mulai merasa ada yang berbeda dalam dirinya, terutama soal perubahan emosional yang cukup drastis. Curiga dengan kondisi tersebut, ia diam-diam melakukan tes kehamilan dan hasilnya positif.
"Seminggu sebelum aku tahu hamil, kita udahan. Aku sama Dali saat itu memilih udahan aja karena dia insecure. Dali lihat aku yang sudah kerja dan aku nangis nggak wajar di situ sampai guling-guling. Aku merasa ada yang nggak beres sama aku," ungkap Jennifer.
2. Melakukan tes kehamilan bareng
Meskipun sempat merasa ragu, Jennifer akhirnya menghubungi Dali dan memberi tahu bahwa ia mengalami keterlambatan menstruasi, tanpa memberi tahu bahwa sebenarnya ia sudah melakukan tes dengan hasil positif.
Mendengar hal itu, Dali mengusulkan agar mereka melakukan testpack bersama. Setelah hasilnya tetap menunjukkan positif, mereka pun memutuskan pergi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dari hasil USG, dokter mengonfirmasi bahwa kehamilan Jennifer telah memasuki usia 6 hingga 7 minggu.
"Pas dia datang ke rumah besoknya, dia keluarkan testpack dan aku bilang aku hamil. Dali hanya nangis saja sampai akhirnya kami ke rumah sakit yang terpencil, bahkan aku pakai masker dan topi. Pas USG kelihatan 6 minggu mau 7 minggu," katanya.
3. Memilih mempertahankan bayi
Jennifer pun sempat dilanda kebingungan. Ia tidak tahu harus berbuat apa dengan kehamilannya, terlebih karena saat itu hubungannya dengan Dali sudah berakhir.
Namun, ada satu momen yang membuatnya merasa yakin untuk tetap mempertahankan kehamilan. Saat menjalani USG, Jennifer mendengar detak jantung bayinya untuk pertama kali. Ternyata, suara kecil itu yang membuat hati perempuan kelahiran 2001 ini tersentuh hingga berhasil menguatkan pendiriannya.
"Saat dokternya USG, kedengeran detak jantungnya. Kalau aku nggak mendengar itu, aku akan mikir, ya sudah, aborsi saja. Aku mikir masih darah belum ada nyawanya. Kalau aku tidak mendengar detak jantung itu, maka aborsi jadi jalan keluarnya,” ujar Jennifer.
4. Reaksi keluarga yang luar biasa
Dalam momen itu, bintang film Mekah, I'm Coming ini juga berbagi cerita tentang bagaimana ibunda Dali bereaksi ketika mereka akhirnya memberanikan diri untuk jujur kepada orang tua masing-masing mengenai kehamilan tersebut.
Jennifer mengaku awalnya merasa takut dan sudah menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuk. Terlebih, hubungannya dengan ibunda Dali belum terlalu dekat. Namun, respons yang diterima justru di luar ekspektasi. Alih-alih marah atau terkejut, Yaya yang merupakan ibu Dali malah tertawa saat Dali menyampaikan kabar kehamilan Jennifer.
"Dali bilang, 'Mama Jennifer hamil'. Mamanya tahu apa? Ketawa. Iya, Yaya malah ketawa, 'Oh my God I thought you hit someone'. Dia terus bilang, 'Lo tidur bareng sama dia, ya, apa yang lo ekspektasiin? Suatu saat pasti kejadian'. Terus dia bilang aku akan menjadi seorang nenek dan dia benar-benar happy," jelasnya.
5. Kepergian Dali menyebabkan trauma
Jennifer tidak hanya berbagi cerita tentang kehamilannya di masa lalu, tetapi juga tentang bagaimana hidupnya berubah setelah kehilangan Dali yang meninggal dalam kecelakaan tunggal pada 18 Juli 2024.
Berdasarkan pengakuannya, kepergian Dali menjadi cobaan yang sangat berat dalam hidupnya. Hal ini membuat Jennifer terlalu berlarut dalam kesedihan yang berdampak pada kesehatannya, hingga memicu gangguan mental yang sulit dihadapi.
"Aku sampai bolak-balik ke rumah sakit terus, ke Singapura, ke Thailand, karena aku mikirnya ada penyakit. Karena efek panjang dari stres, dari berduka, ngefek aku sampai di poin aku sering panic attack, jantung sering deg-degan, sering merasa kayak orang mau mati, sering linglung, kayak orang sakit," ucap Jennifer.
6. Khawatir akan kehidupan Kamari
Tidak hanya trauma, kepergian sang suami juga membuat Jennifer diliputi rasa cemas soal masa depan Kamari yang kini baru menginjak usia satu tahun. Kekhawatiran terbesarnya itu berupa kemungkinan dirinya yang tidak bisa mendampingi sang buah hati untuk waktu lama, terlebih jika kesehatan tidak berpihak padanya.
"Aku gelisah banget, apalagi sekarang sejak ditinggal Dali, aku lebih merasa ada ketakutan. Aku bukan takut nggak ada, aku takut ini anak gue gimana. Di otak aku ada ketakutan, kalau gue nggak ada, anak gue sama siapa?" ungkapnya.
7. Sudah siapkan hak asuh anak
Terakhir, Jennifer mengatakan sudah mempersiapkan segala kemungkinan terkait hak asuh anak jika suatu saat takdir berkata lain. Dengan penuh pertimbangan, ia memutuskan bahwa hak asuh Kamari nantinya akan diberikan kepada kakak kandungnya beserta sang istri, yang ia percaya mampu merawat dan membesarkan buah hatinya dengan baik.
"Aku sudah mempersiapkan untuk hak asuh anak aku, akan dirawat sama kakakku dan istrinya karena sebenarnya ada peraturan juga kan di Indonesia untuk hak asuh begitu harus dengan yang udah menikah kan. Mamanya Dali kan sudah nggak menikah, papa aku juga. Jadi, satu-satunya yang masih menikah itu kakak aku dan istrinya. I love them with all of my heart," pungkas Jennifer.
Itulah beberapa curahan hati Jennifer Coppen mengenai kehidupannya. Bagaimana menurut kalian, Bela?