Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Pelajaran Hidup dari Film Assalamualaikum Baitullah
instagram.com/film.asba

Intinya sih...

  • Cobaan bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dan dengan cara apa saja. Amira mengalami cobaan bertubi-tubi yang mengubah hidupnya 180 derajat.

  • Jangan berburuk sangka pada Tuhan. Saat cobaan datang, berserahlah dan berdoa pada Sang Pengasih. Pulang ke Baitullah juga memberi kekuatan.

  • Rumah tangga dibina oleh 2 orang. Pram manipulatif dan gaslighting Amira karena masalah keturunan, namun akhirnya menuai karmanya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rumah produksi Visual Media Studio (VMS) dan sutradara Hadrah Daeng Ratu merilis film terbarunya yang berjudul Assalamualaikum Baitullah. Tayang pada Kamis (17-7-2025) ini, karya tersebut berkisah tentang seorang perempuan bernama Amira, diperankan oleh Michelle Ziudith, yang hidupnya tiba-tiba runtuh karena mendapat cobaan yang bertubi-tubi. 

Kisah hidup Amira sendiri merupakan kisah nyata seseorang yang tertulis dalam novel karya Asma Nadia. Filmnya pun penuh makna, mulai dari keikhlasan, semangat untuk maju, hingga memperkuat iman pada Sang Maha Penyayang. Berikut beberapa pelajaran hidup yang bisa kamu petik dari film Assalamualaikum Baitullah.

1. Cobaan bisa datang kapan saja

instagram.com/film.asba

Cobaan bisa datang kepada siapa saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja. Ia bisa datang satu per satu, tapi juga bisa bertubi-tubi. Inilah yang dialami oleh Amira (Michelle Ziudith). Ia harus mengetahui dirinya diselingkuhi oleh sang suami, Pram (Miqdad Adaussy), di hari yang sama saat ia menerima kabar bahwa ibunya telah tiada. 

Tak hanya itu, beberapa hari setelahnya ia mengetahui kalau dirinya hamil, tapi selingkuhan suaminya juga hamil yang mana membuat suaminya tak bisa menentukan pilihan. Amira memilih bercerai dan pergi, tapi karena stres, ia akhirnya kehilangan buah hati yang telah ia nanti selama 5 tahun pernikahan mereka. 

Dalam sekejap, kehidupan Amira yang tadinya baik-baik saja, harus berubah 180 derajat. Ia hampir mengakhiri hidupnya, namun Tuhan berbaik hati untuk memberikannya kesempatan hidup sekali lagi.


2. Jangan buruk sangka pada Tuhan 

instagram.com/film.asba

Saat hidup terasa berat dan begitu banyak tantangan datang, kadang orang memilih untuk berpikir negatif dan berburuk sangka pada Tuhan. Padahal, Tuhan sendiri tahu apa yang ia berikan kepada umatnya tak akan melebihi kekuatannya. Saat Ia memberi ujian, Ia tahu bahwa kamu bisa melewatinya. 

Film ini memberikan pesan bahwa saat cobaan itu datang, hal perlu dilakukan adalah berserah dan berdoa pada Sang Pengasih. Pulang ke Rumah Allah atau Baitullah juga bisa jadi salah satu healing sekaligus memberi kekuatan. Karena, siapa yang beriman pasti rindu kepada Tuhan.

Seperti yang dikatakan ibu Amira, di Baitullah semua doa dijawab. Jawaban doanya bisa saat itu, tapi juga bisa melalui proses, yang pasti, Ia akan memberikan kelegaan pada siapa pun yang datang kepada-Nya. Kadang kamu mungkin nggak tahu apa maksud Tuhan, tapi apa yang diberikan-Nya selalu memiliki hasil yang indah. 

Terkadang apa yang kamu pikirkan tak berjalan sesuai rencananya, tapi tetaplah berpikir positif. Kalau Tuhan sudah kasih petunjuk, maka tugas kamu adalah membuktikan, seperti Amira yang diberi petunjuk tentang perzinahan suaminya. Tuhan nggak akan meninggalkan hamba-Nya, oleh karenanya kita harus selalu minta petunjuk agar tidak jatuh ke dalam jurang.

3. Rumah tangga itu dijalani oleh dua orang

Dok. VMS Studio

Rumah tangga Amira mulai tak harmonis kala Amira tak kunjung hamil. Pram akhirnya lebih sibuk dengan pekerjaannya dan diam-diam berselingkuh. Bukan menjadi kepala keluarga yang baik, Pram justru manipulatif dan gaslighting istrinya karena tak bisa memberikan keturunan. Padahal, rumah tangga itu dibina oleh dua orang. Saat pasangan ingin buah hati, suami dan istri tersebut harus sama-sama berusaha dan berikhtiar. Sayangnya, Pram mengambil langkah yang salah dan akhirnya menuai karmanya di kemudian hari. 


4. Support system yang dikirim Tuhan

instagram.com/film.asba

Tuhan tak akan membiarkan umat-Nya sendirian. Ia bisa mengirimkan orang-orang baik, entah itu keluarga, sahabat, bahkan sebuah komunitas sekalipun untuk bertumbuh dan sembuh bersama. Seperti Amira yang memiliki seorang sahabat bernama Icha (Ummi Quary) yang ada di saat suka dan duka. Icha selalu hadir, menjadi pendengar yang baik, memberikan dukungan dan saran untuk sahabatnya. Ia juga mengenalkan Amira pada sebuah komunitas kajian yang membuatnya semakin bersemangat. 

Film ini menggambarkan bagaimana pentingnya sebuah support system. Oleh karenanya, kamu diajak untuk memiliki maupun menjadi support system bagi orang lain. Menjadi sahabat yang perhatian seperti Icha, atau menjadi inspirator seperti Amira yang membuat sebuah tempat nyaman untuk orang-orang yang mau hijrah. Ini juga menyadarkan walau mungkin Tuhan tak secara fisik hadir di sampingmu, tapi ia memberikan sebuah tempat di mana kamu akan nyaman bercerita, pulih, mau mendengar tanpa menghakimi, serta mengirim seseorang untuk menolong dan menguatkanmu seperti Barra (Arbani Yaziz).

5. Belajar untuk ikhlas 

Dok. VMS Studio

Selanjutnya adalah belajar untuk ikhlas. Mengucapkannya memang mudah, tapi melakukannya bisa jadi sangat sulit. Untuk ikhlas, kamu harus bisa memaafkan dan melupakan, serta tetap berbuat baik di hadapan-Nya. Tak perlu ragu juga untuk melepaskan apa yang harus kamu lepaskan. Tuhan selalu memberikan yang terbaik, meski nggak sama dengan rancanganmu. 

Hal inilah yang dirasakan oleh Amira, Amel (Tissa Biani), dan ibu Barra (Maudy Koesnaedi). Setelah pengkhianatan dan kepergian dari orang-orang tercintanya, Amira akhirnya bisa ikhlas menerima hidupnya dalam diam. Ia mulai percaya lagi pada cinta dan takdir baik yang telah disiapkan Allah padanya. 

Amel pun demikian, ia harus merelakan calon suaminya yang ia tulus sayangi dan kasihi, Barra, untuk bersama dengan orang yang dicintainya. Meski awalnya berat, Amel akhirnya ikhlas kalau jodohnya bukanlah Barra, daripada dipaksakan dan hanya menyakiti satu sama lain. 

Ibu Barra juga harus ikhlas menerima anaknya jatuh cinta pada seorang perempuan yang telah menikah. Ikhlas menerima bahwa wasiat terakhir suaminya untuk menjodohkan Barra dengan Amel tak bisa terlaksana. Mereka tahu bahwa Tuhanlah sang pemilik setiap jalan hidup masing-masing orang.

6. Semua orang punya cara hadapi dan bangkit dari trauma

Dok. VMS Studio

Semua orang punya caranya sendiri untuk hadapi trauma. Seperti Amira yang beberapa kali diganggu mantan suaminya, sampai akhirnya ia bisa tegas untuk menjauhkan diri dari Pram. Barra sempat marah karena melihat Amira tak tegas pada mantan suaminya, akan tetapi Amira punya caranya dan waktunya sendiri untuk melepaskan diri dari traumanya itu. 

Begitu juga saat Amira mengetahui bahwa Barra telah dijodohkan dengan Amel. Ia merasa sedih, tak berharga, dan tak layak untuk dicintai. Kadang, perilaku kamu mungkin bisa menyakiti orang lain, oleh karenanya harus tetap waspada dan bijak. Amira akhirnya memilih untuk pergi ke rumah Tuhan dan menyembuhkan traumanya. Ia berusaha untuk mengenali lebih dalam dirinya, hubungannya dengan Tuhan, dan mencari kebahagiaan dirinya, sebelum membuka hati kembali untuk menjalin hubungan.


7. Bahagia setelah penderitaan

instagram.com/film.asba

Kadang kamu perlu waktu menunggu sampai doamu dijawab. Tapi, akan selalu ada kebahagiaan setelah penderitaan. Seperti Amira yang akhirnya mau bertahan, bangkit, dan menata kembali hidupnya melalui perjalanan spiritual. Setelah banyak ujian yang ia alami, Amira akhirnya menemukan kebahagiaannya dengan sahabat dan orang yang mencintainya dengan tulus, Barra, bahkan ia dilamar di Tanah Suci.

Itulah pelajaran yang bisa kamu petik dari film Assalamualaikum Baitullah

Editorial Team