Psst... Ini 7 Hal yang Dibenci Perempuan dari Laki-Laki dalam Hubungan

Gagasan bahwa laki-laki berasal dari Mars dan perempuan berasal dari Venus, sejatinya sudah ketinggalan zaman dan agak klise. Tetapi, pesan yang ingin disampaikan di dalamnya cukup benar. Laki-laki dan perempuan tumbuh dengan cara yang berbeda, baik dalam hal komunikasi, kebutuhan dan prioritas, serta cara menanggapi masalah.
Perbedaan itulah yang menimbulkan kebingungan antara laki-laki dan perempuan untuk memahami satu sama lain. Meski begitu, belajar untuk saling memahami dapat menjadi cara terbaik untuk menemukan kesamaan pandangan, terlebih dalam sebuah hubungan.
Melansir dari Bolde, ada beberapa hal yang dibenci perempuan dari laki-laki dalam sebuah hubungan. Apa saja? Simak ulasannya di bawah ini, yuk!
1. Menggoda perempuan lain

Bermain-main dengan perempuan lain, bahkan jika hanya sebatas bercanda, bisa menimbulkan rasa cemburu dan ketidakamanan dalam hubungan. Meskipun obrolan tersebut hanya bermain-main dan bisa dianggap normal, namun jika sudah melampaui batas atau menjadi suatu kebiasaan, hal tersebut bisa sepenuhnya menghancurkan kepercayaan hubungan.
Pasanganmu mungkin akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika pasangannya bermain-main dengan orang lain. Hal ini dapat membuat si dia mempertanyakan komitmen dan loyalitas dalam hubungan.
2. Mengambil keputusan tanpa konsultasi

Mengambil keputusan penting tanpa berkonsultasi dengan pasangan dapat membuat si dia merasa diabaikan atau tidak dianggap dalam hubungan. Padahal, hubungan itu berkembang melalui kolaborasi dan pengambilan keputusan bersama.
Ketika seseorang secara konsisten mengambil kendali hubungan tanpa mempertimbangkan masukan pasangannya, hal itu dapat menyebabkan perasaan terpinggirkan dan rasa tidak puas. Perempuan akan sangat senang dan merasa dihargai jika bisa menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan.
3. Membandingkan dengan mantan

Membandingkan antara pasangan dan mantan, baik dari segi penampilan maupun perilaku, dapat menyakiti dan merusak harga diri pasangan. Tidak ada orang yang ingin bersaing dengan seseorang dari masa lalu.
Perbandingan semacam ini dapat membuat perempuan merasa bahwa dirinya tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk menghargai pasangan apa adanya tanpa terus merujuk pada hubungan masa lalu.
4. Membatalkan rencana di menit terakhir

Satu atau dua kali membatalkan rencana di menit-menit akhir mungkin masih bisa dimaklumi apabila diiringi dengan alasan yang kuat. Tetapi, jika hal tersebut dilakukan terlalu sering, maka bisa membuat pasangan merasa waktunya tidak dihargai. Pasalnya, dia juga pasti sudah mengatur waktunya agar bisa bertemu denganmu.
Permasalahan ini bukan hanya tentang mengatur ulang jadwal kencan. Lebih dari itu, ini adalah tentang skala prioritas pasangan. Perlu diingat, perempuan sangat menghargai komitmen. Oleh karena itu, rencana yang diubah-ubah bisa membuatnya frustrasi dan merasa bahwa dirinya bukan prioritasmu.
5. Hanya fokus pada keintiman fisik

Hanya berfokus pada keintiman fisik daripada hubungan emosional dapat menyebabkan pasangan merasa dijadikan objek hubungan daripada dicintai dengan tulus. Padahal, perempuan menginginkan keintiman emosional dan koneksi yang seimbang dalam suatu hubungan.
Ketika fokus hanya pada aspek fisik, itu bisa membuat si dia merasa kebutuhan emosionalnya diabaikan. Karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan semua jenis keintiman untuk hubungan yang sehat.
6. Tidak berusaha untuk memahami

Tidak berusaha untuk mencoba memahami sudut pandang, perasaan, atau kebutuhan pasangan, dapat menciptakan jarak emosional dan kesenjangan dalam hubungan. Empati dan keinginan mendengarkan pasangan secara aktif sangat penting untuk meningkatkan keintiman emosional satu sama lain.
Saat pasangan secara konsisten mengabaikan atau mengesampingkan sudut pandang kekasihnya, itu dapat menimbulkan perasaan tidak didengar dan tidak dihargai. Padahal, perempuan akan sangat tersanjung ketika ada pasangan yang berusaha memahami dan mengakui pendapatnya.
7. Merasa harus selalu benar

Keharusan untuk selalu benar dalam setiap argumen bisa menyebabkan perasaan frustasi, terutama bagi perempuan. Untuk diingat, diskusi yang sehat itu menghadirkan rasa saling menghormati dan pengakuan bahwa kedua sudut pandang memiliki nilai tersendiri.
Perempuan mungkin akan merasa lelah ketika pasangannya selalu mencoba untuk menang dan merasa paling benar di setiap pendapatnya. Lama kelamaan, hal ini bisa mengurangi keharmonisan dan menghambat pertumbuhan hubungan. Oleh karena itu, komunikasi terbuka sangat penting untuk dilakukan bersama pasangan.



















