Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Mengenai Budaya Selingkuh di Jepang, Apa Sebabnya?

japanese-couple-arguing-man-apologizes-600nw-2647097381.jpg
Shuttershock + selingkuh
Intinya sih...
  • Sejarah perselingkuhan di Jepang telah berubah dari zaman selir dan geisha hingga menjadi perilaku suami yang umum dan tak terelakkan.
  • Perselingkuhan di Jepang sering terjadi di klub hostess dan dengan pekerja seks, serta layanan privat lainnya yang tidak dianggap curang oleh sebagian orang.
  • Kurang dari 20% orang yang sudah menikah di Jepang mengaku berselingkuh, meskipun tingkat perceraian di Jepang sedikit lebih rendah daripada banyak negara Barat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Akhir-akhir ini media di Jepang sering memberitakan perselingkuhan beberapa figur publiknya berselingkuh. Banyak informasi yang beredar membuat orang mudah yakin bahwa berselingkuh itu umum di Jepang. Lalu, seperti apa sebenarnya budaya berselingkuh di Jepang, dan bagaimana perselingkuhan dibandingkan dengan di negara lain?

Sebelum membahas lebih jauh, kamu harus tahu di Jepang ada dua tipe selingkuh. Kata uwaki (浮気) merujuk pada situasi seperti kesalahan akibat mabuk atau perselingkuhan sebagai cara cepat untuk mengakhiri hubungan. Kata kedua, furin (不倫), yang berarti perselingkuhan.

1. Sejarah perselingkuhan di Jepang

pexels-cottonbro-8750725.jpg
Pexel/ cottonbro + geisha

Selama berabad-abad lalu, di Jepang sudah mengenal selir dan geisha sebuah kata yang secara harfiah berarti "seniman" dan menggambarkan seniman pertunjukan perempuan tradisional, melayani laki-laki kaya dan memegang posisi terhormat di masyarakat.

Pada abad ke-20, perspektif bergeser. Perselingkuhan dianggap sebagai perilaku suami yang umum dan tak terelakkan. Laki-laki bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga mereka, sementara perempuan diharapkan untuk tinggal di rumah bersama anak-anak mereka. Alasannya adalah bahwa para laki-laki berhak untuk menghilangkan stres mereka sesuai keinginan mereka, namun seorang perempuan yang berselingkuh dianggap tidak menghormati suami dan anak-anaknya.

2. Klub hostess dan pekerja seks

pexels-trinitykubassek-342520.jpg
Pexels/ Trinity Kubassek + club

Tempat perselingkuhan di Jepang biasanya terjadi klub hostess dan juga dengan pekerja seks. Para pekerja biasanya sering mengunjungi berbagai tempat untuk melayani mereka di klub hostess. Hal ini juga sama untuk perempuan, mereka juga menawarkan layanan prostitusi meskipun ilegal di Jepang.

Selain itu, ada layanan privat lainnya, yang juga menawarkan pengalaman pacaran. Karena ini adalah layanan berbayar yang tidak melibatkan ikatan emosional. Layanan ini secara umum tidak dianggap curang oleh sebagian orang di Jepang.

3. Seberapa sering orang berselingkuh di Jepang?

15463.jpg
Freepik + Selingkuh

Sebuah studi menemukan bahwa kurang dari 20% orang yang sudah menikah di Jepang mengaku berselingkuh, meskipun terdapat kesenjangan gender yang cukup besar: 40% laki-laki yang sudah menikah dan kurang dari 20% perempuan yang sudah menikah mengaku berselingkuh. Dalam jajak pendapat lain, sekitar 28% laki-laki pada umumnya dan sekitar 22% perempuan pernah berselingkuh.

Sebagai perbandingan, sebuah Studi Pew Research dan sebuah Studi Institute for Families menemukan bahwa 19% orang Inggris dan sekitar 16% orang Amerika (juga dengan kesenjangan gender yang besar) mengaku telah berselingkuh.

4. Perbedaan perselingkuhan di Jepang dan negara lain

2149218341.jpg
Freepik + selingkuh

Perbedaanya terletak pada alasan pernikahan dan respons terhadap perselingkuhan. Bagi banyak orang di Jepang, pernikahan masih merupakan kontrak sosial, dan orang-orang diharapkan menikah pada awal usia tiga puluhan.

Selain itu, banyak orang di Jepang cenderung tetap menikah, terlepas dari apakah pasangan mereka berselingkuh atau tidak. Meskipun sulit diukur, tingkat perceraian di Jepang sedikit lebih rendah daripada banyak negara Barat dan negara tetangganya, Tiongkok.

Salah satu elemen penting budaya Jepang adalah keinginan untuk menjaga perdamaian, yang menghasilkan budaya gaman, merujuk pada kata dalam bahasa Jepang untuk "ketahanan". Sentimen umum ini berada di balik banyak masalah di Jepang, seperti orang-orang yang menghadapi jam kerja lembur yang panjang. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa orang cenderung bertahan dalam pernikahan mereka, bahkan jika pasangannya berselingkuh atau pernikahan tersebut menjadi tanpa seks.

Jadi meskipun ada perselingkuhan, pasangan orang Jepang cenderung bertahan untuk menjaga kedamaian dan keutuhan keluarga. Sikap lain yang berakar dari budaya gaman adalah gagasan bahwa segala sesuatu bersifat shoganai, frasa umum dalam bahasa Jepang: "Mau bagaimana lagi."

5. Orang Jepang tetap tidak menormalisasi perselingkuhan

2149489753.jpg
Freepik + Selingkuh

Hanya ada sedikit bukti data yang menunjukkan bahwa perselingkuhan lebih lazim di Jepang dibandingkan di negara lain. Sikap terhadap jenis perselingkuhan uwaki mungkin berbeda. Namun, keyakinan orang Jepang tentang perselingkuhan serupa dengan banyak negara lain. Perbedaan utamanya terletak pada hal yang sulit diukur, yaitu, sejarah dan budaya seputar hubungan, pernikahan, dan komunikasi secara umum.

Mungkin, hubungan di Jepang akan lebih damai jika diberikan banyak penekanan yang diberikan kepada komunikasi yang jujur dan efektif. Seperti mengatakan hal yang diinginkan dan tidak diinginkan dalam suatu hubungan. Dengan demikian, mungkin banyak orang akan merasa lebih damai dalam hubungan mereka.

Itulah fakta mengenai budaya selingkuh di Jepang. Bagaimana menurutmu, Bela?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Windari Subangkit
EditorWindari Subangkit
Follow Us

Latest in Relationship

See More

⁠5 Zodiak yang Romantis tapi Realistis, Bukan Sekadar Bucin!

14 Des 2025, 20:00 WIBRelationship