Sebuah perusahaan asal Tiongkok, Shuntian Chemical Group, tengah ramai diperbincangkan di media sosial karena kebijakan kontroversialnya. Mereka mewajibkan seluruh karyawan yang bekerja di bawah naungannya untuk menikah sebelum September 2025.
Menyedihkannya, bagi para karyawan yang belum juga menikah sampai batas waktu yang ditentukan, mereka akan mendapat ancaman berupa pemecatan. Kebijakan ini disebut sebagai upaya perusahaan untuk mendorong angka pernikahan di kalangan karyawannya.
Penasaran dengan fakta-fakta di balik aturan unik ini? Yuk, simak selengkapnya!
1. Peraturan di awal tahun 2025
Shuntian Chemical Group resmi mengumumkan kebijakan ini pada Januari 2025. Dalam surat pengumuman, perusahaan menegaskan dukungannya terhadap nilai-nilai tradisional di Tiongkok, terutama soal kesetiaan dan bakti kepada orang tua. Selain itu, kebijakan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan angka pernikahan di China.
"Tidak menanggapi seruan pemerintah untuk meningkatkan angka pernikahan adalah tindakan tidak setia. Tidak mendengarkan orang tua bukanlah tindakan berbakti. Membiarkan diri melajang bukanlah tindakan yang baik. Tidak memenuhi harapan rekan kerja adalah tindakan yang tidak adil," tulis pengumuman tersebut.
2. Mewajibkan seluruh karyawan untuk menikah
Kebijakan tidak biasa ini menyasar seluruh karyawan berusia 28 sampai 58 tahun. Di Shuntian Chemical Group, tercatat ada sekitar 1.200 karyawan yang masih berstatus lajang.
Konsekuensinya, mereka perlu segera mengubah status tersebut. Jika hingga batas akhir yang ditetapkan, yaitu paling lambat September 2025, mereka belum juga menikah, maka berbagai sanksi akan diberlakukan secara bertahap.
3. Sanksi bertahap
Dalam kurun waktu sekitar 9 bulan usai pengumuman diinformasikan, karyawan Shuntian Chemical Group digenjot untuk menunjukkan perkembangan dalam upaya menyelesaikan status pernikahan mereka.
Perusahaan bahkan menerapkan sanksi bertahap dalam tiga kuartal, yaitu jika hingga bulan Maret masih berstatus lajang, karyawan harus menulis surat kritik diri. Kemudian, pada Juni, mereka menghadapi evaluasi kinerja. Terakhir, kalau di bulan September masih belum ada perubahan, ancaman pemecatan pun menanti.
"Jika tidak selesai pada kuartal pertama, Anda harus menulis refleksi diri. Jika tidak selesai pada kuartal kedua, perusahaan akan melakukan evaluasi. Jika Anda tidak dapat menikah dan membangun keluarga pada kuartal ketiga, perusahaan akan memutuskan kontrak kerja Anda,” ungkapnya.
4. Dikecam banyak warga
Di tengah gencarnya upaya pemerintah Tiongkok untuk mendorong angka pernikahan dan kelahiran, langkah yang diambil Shuntian Chemical Group justru menuai kontroversi. Kebijakan mereka dinilai tidak manusiawi karena melanggar Hukum Ketenagakerjaan serta Kontrak Ketenagakerjaan di Tiongkok. Tak heran, keputusan ini langsung mendapat sorotan tajam dan kecaman luas di dunia maya.
"Perusahaan gila ini seharusnya mengurusi urusannya sendiri dan menjauhi kehidupan pribadi karyawan," tulis salah satu warganet.
"Apa nantinya perusahaan akan menghukum pegawai yang sudah menikah tapi tidak memiliki anak?" ucap warganet lain.
“Bukankah ini hanya alasan lain untuk memecat seorang karyawan?” kata yang lainnya.
5. Kebijakan sudah dicabut
Setelah mendapat kritik tajam, beberapa hari kemudian, tepatnya pada pada 13 Februari 2025, badan yang menangani sumber daya manusia dan jaminan sosial setempat langsung melakukan inspeksi terhadap Shuntian Chemical Group.
Melansir Beijing News, dalam waktu kurang dari sehari, Shuntian Chemical Group sudah mengumumkan pencabutan kebijakan terkait batas waktu pernikahan. Perusahaan juga menegaskan bahwa tidak ada karyawan yang diberhentikan karena status pernikahan mereka.
Itulah beberapa informasi mengenai kebijakan kontroversial yang dilakukan oleh Shuntian Chemical Group. Bagaimana menurutmu, Bela?