Sejarah Benteng Pendem Ngawi, Lokasi Sekolah Mata Hati ‘Kuntilanak 3'

Saksi bisu penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia

Sejarah Benteng Pendem Ngawi, Lokasi Sekolah Mata Hati ‘Kuntilanak 3'

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Penjajahan Belanda di Indonesia membuat beberapa bangunan di sudut-sudut daerah Tanah Air bergaya Eropa. Terkenal dengan keindahan dan kemewahannya, peninggalan tersebut menjadi sebuah daya tarik wisata dalam negeri.

Di Ngawi, Jawa Timur, ada sebuah benteng bernama Benteng Van Den Bosch atau Benteng Pendem. Dalam film terbaru garapan MVP Pictures, yaitu Kuntilanak 3, tempat bersejarah ini digunakan sebagai lokasi syuting.

Kita tiba-tiba dapet foto, sebuah benteng Belanda di Ngawi, Jawa Timur. Reaksi kami semua sama, ‘Wow, ini ada, ya, di Jawa Timur?’. Bener kita ke sana. Bangunan lama, yang itu tadi sebetulnya dipake buat wisata. Cuma sayang sekali katanya masih sedikit. Mudah-mudahan habis ini jadi tempat wisata yang tren,” ujar sutradara Rizal Mantovani.

Sejarah Benteng Pendem

Sejarah Benteng Pendem Ngawi, Lokasi Sekolah Mata Hati ‘Kuntilanak 3'

Pembangunan benteng ini dilakukan oleh seorang arsitek asal Belanda, Jacobus von Dentzsch sekitar 1839-1845. Bangunan ini dinamai Van den Bosch dari nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-43, Johannes Graaf van den Bosch, yang terkenal membuat sistem tanam paksa atau cultuurstelsel.  

Benteng ini berlokasi di Jalan Untung Suropati nomor 3, Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi. Karena tanah di sekitar bangunannya lebih tinggi, bangunan ini tampak seperti terpendam. Maka dari itu, benteng ini lebih terkenal dengan nama Benteng Pendem.

Awalnya, benteng ini digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di kota ini. Lokasinya pun strategis, di pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Madiun. Masa itu, Ngawi adalah salah satu pusat perdagangan, pelayaran, sekaligus pertahanan Belanda di Jawa Timur. Kota ini telah berhasil diambil alih Belanda pada 1825.

Perseteruan Pangeran Diponegoro dan Belanda pun pernah terjadi di sini. Selain melumpuhkan pasukan logistik pasukan Pangeran Diponegoro yang melewati sungai, Belanda dikabarkan mengubur hidup-hidup utusan setia sang pangeran, Kyai Haji Muhammad Nursalim, yang konon katanya memiliki ilmu kebal. Hingga kini, makamnya pun masih ada di sana, tepatnya di ruang utama benteng.

Pusat pertahanan yang memadai

Sewaktu masih berfungsi, Benteng Pendem adalah hunian bagi 250 tentara Belanda dan 60 kavaleri yang dipimpin oleh Johannes van den Bosch. Stok persenjataannya pun tak main-main, ada sekitar 6 meriam api di beberapa sudut bangunan. Ratusan peluru pun ditemukan di area benteng pada 2021 kemarin.

Seiring berjalannya waktu, Benteng Pendem beralih fungsi jadi penjara. Berdasarkan kabar yang beredar, sumur yang terletak di sebelah selatan dulu digunakan untuk membuang jenazah korban tahanan dan para pekerja rodi sehingga menjadi kuburan massal pada masa itu. Saat Indonesia dijajah Jepang, ada sekitar 1.580 pria yang tercatat pernah dikurung di bangunan ini selama periode 1943-1944.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here