Sejarah dan Hal di Luar Nalar yang Terjadi di Rowo Bayu Banyuwangi

Rowo Bayu terkenal sebagai tempat pertapaan Prabu Tawang Alun. Sebelum menjadi lokasi pertapaan, Rowo Bayu merupakan hutan lebat yang angker dan menyimpan kisah mistis. Karena sangat angker, tak ada yang berani ke hutan tersebut. Sampai akhirnya Prabu Tawang Alun yang menemukan tempat tersebut.

Pada masa Kerajaan Banyuwangi, Prabu Tawang Alun ditunjuk oleh sang ayah untuk memimpin kerajaan karena ia adalah anak tertua. Namun, adiknya iri dengan tahta yang diberikan kepada Prabu Tawang Alun. Untuk menghindari perdebatan, Prabu Tawang Alun mengalah dan membiarkan sang adik mengambil tahta tersebut.

Prabu Tawang Alun pun mendapat bisikan untuk meninggalkan kerajaan untuk berjalan ke arah hutan. Sang Hyang Widhi membisikan kepada Prabu Tawang Alun untuk mengikuti harimau putih. Harimau putih tersebut menuntun Prabu Tawang Alun sampai ke Rowo Bayu. Di sanalah ia membangun kerajaannya sendiri dan bertapa di sana.

Ayah Prabu Tawang Alun memang tak salah memilihnya menjadi raja karena ia memang layak mendapatkan tahta. Namun, demi menjaga hubungannya dengan sang adik, Prabu Tawang Alun menolak tahta tersebut.

Selain karena sikap dan sifat, dari penampilan Prabu Tawang Alun pun sangat cocok menjadi raja. Dikisahkan, Prabu Tawang Alun memiliki perawakan yang besar. Saking besarnya, ukuran tubuh Prabu Tawang Alun lima kali lebih besar dibandingkan manusia biasa. Prabu Tawang Alun juga memiliki wajah yang tampan dan sabar.

Nama Prabu Tawang Alun memiliki arti yang mendalam. Merangkum dari PM:AM IDNTimes.com, Prabu Tawang Alun berasal dari kata Tawang yang berarti cahaya dan Alun yang berarti pelan. Makna dari nama Prabu Tawang Alun adalah ketika kita menuju cahaya, maka harus ditempuh dengan jalan pelan-pelan. Jadi, untuk mencapai sesuatu kita membutuhkan proses. Tak ada yang instan.

Jauh sebelum Prabu Tawang Alun mendiami Rowo Bayu, lokasi ini sudah ditempati oleh sosok makhluk bernama Ki Jalu. Bisa dibilang Ki Jalu adalah makhluk terkuat di Rowo Bayu yang menjaga daerah tersebut.

Tak ada yang tahu bagaimana sosok Ki Jalu ini. Sebab, meski ia selalu ada di sana, tak sembarang orang bisa melihat sosoknya. Jika ada yang tak sengaja bisa melihat Ki Jalu saat berkunjung ke Rowo Bayu dapat dipastikan orang itu tak akan kuat dan pingsan.

Kurang lebih ada tiga mata air yang ada di Rowo Bayu. Salah satu yang terdekat dari pintu masuk adalah Mata Air Kaputren. Bukan sembarang mata air, Mata Air Kaputren dijaga oleh sesosok selir perempuan. Konon, siapa saja yang membasuh wajah di mata air ini, maka aura dan kecantikan akan terpancar sehingga wajah kita menjadi lebih menarik.

Selain ditunggu oleh seorang selir, hal di luar nalar yang terjadi di mata air ini adalah tidak adanya sumber air dari gunung. Mata air ini keluar dengan sendirinya dan tak pernah kering bahkan di musim kemarau sekalipun.

Itulah tadi sejarah dan kisah mistis yang pernah terjadi di Rowo Bayu, Banyuwangi. Apakah kamu berminat untuk mengunjungi Rowo Bayu dalam waktu dekat?