Madinah dikenal sebagai salah satu kota paling suci dalam Islam. Namun, dibandingkan Mekkah, Madinah memiliki aturan yang lebih fleksibel terkait kunjungan non-muslim.
Di Madinah, non-muslim dapat berjalan-jalan di sekitar kota, berbelanja di toko, hingga makan di restoran yang sama dengan para jamaah muslim. Interaksi di ruang publik berlangsung normal dan terbuka, selama tetap menghormati norma setempat.
Namun, ada batasan penting yang perlu diperhatikan. Non-muslim tidak diperkenankan memasuki Masjid Nabawi. Area masjid dijaga ketat, dan petugas keamanan akan memeriksa identitas jika mencurigai pengunjung yang hendak masuk ke kompleks masjid.
Saat berkunjung ke Madinah, penting untuk memahami bahwa kota ini merupakan kota religius, sama halnya dengan Vatikan bagi umat Katolik. Oleh karena itu, berpakaian sopan bukan hanya soal etika, tetapi juga kenyamanan.
Untuk pria, disarankan mengenakan celana panjang dan atasan berlengan, baik kemeja maupun kaus polos. Mengenakan thobe (gamis lengan panjang) memang tidak wajib, tetapi bisa membantu menyatu dengan lingkungan sekaligus melindungi kulit dari panas.
Sementara itu, perempuan disarankan mengenakan pakaian tertutup yang menutupi seluruh tubuh kecuali wajah. Selain menghormati budaya lokal, berpakaian sesuai norma juga membuat perjalanan terasa lebih aman dan nyaman.