Moon Taeil, mantan anggota boy group NCT 127, resmi didakwa tanpa penahanan terkait tuduhan pemerkosaan dan kekerasan seksual terhadap seorang perempuan di bawah pengaruh alkohol. Kejaksaan Distrik Pusat Seoul, melalui Divisi Investigasi Kejahatan terhadap Perempuan dan Anak, menetapkan Taeil bersama dua tersangka lainnya, pada 28 Februari 2025.
Permasalahan ini semakin menyita perhatian publik, karena Taeil dan dua kaki tangannya dikenakan pasal quasi-rape oleh Jaksa. Lantas, seperti apa informasi lengkapnya? Mari simak lewat artikel berikut ini, Bela!
Kronologi dan proses penyidikan kasus kekerasan seksual oleh Taeil
Kasus yang menjerat Taeil eks NCT 127 berawal pada Juni 2024, saat korban melaporkan dugaan kekerasan seksual yang dialaminya kepada Kepolisian Bangbae, Seoul. Setelah melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti, polisi mengajukan permohonan penangkapan terhadap Taeil serta dua pria lainnya yang diduga terlibat.
Namun, permohonan penangkapan tersebut ditolak oleh pengadilan dengan alasan bahwa para tersangka telah mengakui sebagian dari kejadian tersebut dan dianggap kooperatif dalam proses penyelidikan. Dua bulan setelah laporan diterima, polisi memanggil Taeil untuk menjalani pemeriksaan pada Agustus 2024.
Satu bulan setelahnya, berkas kasus diserahkan kepada kejaksaan. Setelah penyelidikan yang berlangsung selama beberapa bulan, kejaksaan akhirnya mengajukan dakwaan resmi terhadap ketiganya pada 28 Februari 2025.
Taeil didakwa tanpa penahanan atas dugaan penyerangan seksual
Kejaksaan Distrik Pusat Seoul, melalui Divisi Investigasi Kejahatan terhadap Perempuan dan Anak, telah menetapkan Taeil dan dua tersangka lainnya dengan dakwaan quasi-rape, yaitu kekerasan seksual yang dilakukan terhadap korban yang tidak mampu melawan karena kondisi tertentu.
Melansir dari Naver, Taeil didakwa tanpa penahanan atas dugaan penyerangan seksual ini. Pengadilan menolak permohonan surat perintah penangkapan yang diajukan oleh pihak kejaksaan. Pengadilan menjelaskan bahwa para tersangka telah mengakui sebagian dari peristiwa tersebut dan dinilai tidak berisiko melarikan diri atau menghilangkan barang bukti, pada 4 Maret 2025.
Taeil memilih absen dalam penyidikan
Berbeda dengan dua terdakwa lainnya, Taeil justru menunjukkan perilaku yang berbeda selama penyelidikan. Berdasarkan laporan dari Naver, saat dua terdakwa lainnya memenuhi panggilan kejaksaan, Taeil memilih untuk tidak hadir dalam pemeriksaan dengan alasan kesehatan. Ia mengajukan surat keterangan medis serta pendapat hukum dari pengacaranya untuk menunda kehadirannya dalam proses tersebut.
Tindakan ini memicu pertanyaan publik mengenai sikap kooperatif Taeil dalam proses hukum yang berlangsung. Meskipun absen dalam beberapa pemeriksaan, Taeil kini diwajibkan untuk hadir dalam persidangan yang akan datang, guna mempertanggungjawabkan tuduhan yang dihadapinya. Saat ini, Taeil dan dua terdakwa lainnya sedang menunggu keputusan pengadilan untuk menentukan nasib hukum mereka.
Kejaksaan menegaskan bahwa dalam kasus ini meskipun tidak ada senjata yang digunakan, para tersangka tetap dikenai dakwaan berdasarkan pasal quasi-rape.
"Para pelaku tidak memiliki senjata ketika melakukan hal tersebut," ujar perwakilan kejaksaan, seperti yang dilaporkan oleh SPOTV News.
Lantas, seperti apa hukuman yang akan menjerat Taeil? Mari simak terus kabar selanjutnya, Bela!