6 Meteor yang Pernah Jatuh di Indonesia, Terbaru di Cirebon!

- Peristiwa meteor jatuh di Indonesia tercatat di Prambanan, Klender, Bone, Duren Sawit, Lampung, dan Cirebon.
- Meteorit yang mendarat di Prambanan mengandung kapur, titanium, besi dan niobium serta digunakan sebagai bahan keris.
- Beberapa peristiwa meteor jatuh menyebabkan kerusakan rumah warga dan bahkan menimbulkan kecemasan pada warga sekitar.
Minggu (5/10), warga Cirebon dihebohkan dengan cahaya terang mirip bola api dan bunyi dentuman keras yang terdengar hingga radius belasan kilometer. Momen ini terekam oleh kamera warga dan akhirnya viral di media sosial. Setelah melakukan analisis, Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menyebut bahwa itu adalah meteor jatuh.
Sedikit kilas balik, meteor jatuh bukanlah peristiwa baru di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan meteorit, sisa meteoroid yang tidak terbakar habis saat memasuki atmosfer planet dan jatuh ke permukaan, di berbagai kota. Kira-kira di mana sajakah fenomena alam ini pernah terjadi?
1. Prambanan (1700-an)

Sekitar tahun 1700-an, meteor mendarat di kawasan Prambanan. Oleh Keraton Kasunanan Surakarta yang kala itu belum lama berdiri, bongkahan batu ini diberi nama Kanjeng Kyai Pamor. Meteorit tersebut dianggap sebagai benda sakral.
Mengutip detik.com, serpihan meteorit ini pernah diteliti lebih lanjut oleh Badan Tenaga Nuklir (Batan) Yogyakarta. Hasil menunjukkan bahwa batu tersebut adalah iron meteorit yang mengandung kapur, titanium, besi dan niobium. Masyarakat juga menggunakan meteorit itu sebagai bahan keris.
2. Klender, Jakarta Timur (1915)

Meteor seberat 24,75 kg pernah ditemukan di daerah Klender, Jakarta Timur, pada 2 Juni 1915. Batu yang tersisa kemudian dinamai Meester-Cornelis, nama lama daerah tempat meteorit itu ditemukan. Peristiwa ini tercatat sebagai meteor jatuh pertama di Jakarta.
3. Bone (2009)

Pada 8 Oktober 2009 menjelang pukul 11.30 WITA (03.30 GMT), sebuah pecahan asteroid ke dalam atmosfer bumi dan meledak di angkasa. Peristiwa ini terjadi di Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Warga sekitar dikejutkan dengan dentuman beruntun yang sangat keras diikuti gempa ringan.
Sejumlah warga Pantai Tanjung Palete yang melihat benda memancarkan api dan berasap di angkasa. Hasil analisis NASA menunjukkan, benda langit itu berupa meteorit yang tergolong cukup besar. Benda tersebut rupanya sebuah asteroid berdiameter 5-10 meter, dengan energi ledakan setara 50 kiloton TNT.
Meski tak ada korban jiwa langsung, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat serangan jantung karena terkejut dengan suara dan getaran ledakan tersebut. Meteor tersebut meledak di angkasa dan menimbulkan kecemasan pada warga sekitar.
4. Duren Sawit, Jakarta Timur (2010)

Sebuah benda asing jatuh dari angkasa pada tahun 2010 di wilayah Duren Sawit, Jakarta Timur. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, LAPAN, meyakini benda asing itu adalah meteorit. Pasalnya, tidak ada benda langit buatan manusia seperti satelit atau roket yang melintasi Jakarta saat itu. Peristiwa ini menyebabkan tiga rumah rusak berat.
5. Lampung (2021)

Pada 28 Januari 2021 lalu, atap rumah warga di Lampung Selatan rusak akibat tertimpa batu meteorit berdiameter 15-20 cm. Peristiwa ini disertai dengan suara dentuman yang dapat didengar oleh warga sekitar. Tim peneliti bidang studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memastikan bahwa batuan yang jatuh menimpa rumah warga di Lampung adalah meteorit.
6. Cirebon (2025)
Cahaya terang mirip bola api yang melintas di langit Cirebon membuat warga heboh. Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengungkapkan hasil analisisnya. Ia mengamati berbagai tangkapan gambar dan sejumlah data, termasuk data BMKG Cirebon.
"Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan-Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35-18.39 WIB," kata Thomas dalam unggahan di akun Instagramnya.
Itu dia beberapa peristiwa meteor jatuh yang pernah terjadi di Indonesia. Bagaimana tanggapanmu, Bela?



















