STEAK WARS, Kompetisi Seru Dua Chef Profesional di Ironwood Jakarta

- Chef Arief vs Chef Freddie, dua sahabat yang berkompetisi dengan filosofi plating penuh harmoni dan karakter Thai-Australian fusion.
- Ironwood dan Topgolf Jakarta bukan hanya tempat makan, tapi juga spot gaya hidup urban yang menggabungkan olahraga, hiburan, dan gastronomi.
- STEAK WARS menghadirkan kompetisi jujur langsung dari lidah konsumen tanpa juri profesional, serta hadiah menarik "King of the Grill" dari Topgolf Jakarta.
Jakarta tak pernah kekurangan kejutan, terutama kalau soal kuliner. Kali ini, Ironwood Steak & Grill—steakhouse premium dengan sentuhan soul dari cita rasa Asia, menghadirkan sebuah perhelatan seru, yakni STEAK WARS Volume 1.
Tapi, jangan bayangkan pertarungan ini penuh tensi seperti di kompetisi masak televisi, Bela! Justru sebaliknya, acara yang digelar pada Kamis (26-6-2025) di Ironwood Topgolf Jakarta ini terasa seperti pesta persahabatan yang dibumbui semangat kompetitif dan cinta pada dunia masak-memasak.
1. Chef Arief vs Chef Freddie, dua sahabat yang berkompetisi

Yang “bertarung” malam itu bukan sembarang nama. Ada Chef Arief Rachman, Executive Chef dari TOMA Group yang dikenal dengan filosofi plating penuh harmoni, serta Chef Freddie Salim, chef-owner Silk Bistro dan Silk Thai, yang membawa karakter Thai-Australian fusion ke dapur Jakarta.
Dalam bincang-bincangnya bersama media, Chef Freddie mengungkapkan bahwa keterlibatannya di STEAK WARS bukan karena ingin menang, tapi karena alasan yang lebih personal.
“As pure as persahabatan bagai kepompong,” ucapnya sambil tertawa. “Kita itu kayak ibaratnya in a circle. Kita saling berkompetisi, tapi di satu sisi juga kita saling bertukar pikiran. Mau itu makanan, bisnis, atau F&B secara keseluruhan. Begitu diajak, ya why not. Let’s make it happen.”
Senada dengan Chef Freddie, Chef Arief juga punya pandangan serupa.
“In real life, we compete, ya. Tapi, behind semua itu sebenarnya kita support each other. Kita suka sharing supplier, suka tukar ide. In long term, saya pengen majuin culinary & cuisine di Indonesia. Jadi, this is a supporting event, even though dikemasnya competition,” tutur Chef Arief.
2. Ironwood dan Topgolf Jakarta lebih dari sekadar tempat makan

Buat kamu yang belum tahu, Topgolf Jakarta yang terletak di Jl. Fatmawati No.1, Pondok Labu ini bukan cuma tempat main golf. Ini adalah spot gaya hidup urban yang menggabungkan olahraga, hiburan, dan gastronomi dalam satu area seru. Ironwood sendiri adalah steakhouse yang membawa vibe casual-premium, dengan dapur terbuka dan eksplorasi menu yang bikin penasaran.
“Topgolf Jakarta selalu berupaya menghadirkan sesuatu yang berbeda. Lewat Ironwood dan STEAK WARS, kami ingin menunjukkan bahwa pengalaman bersantap bisa semenarik dan sekompetitif permainan golf itu sendiri. Visi ini selaras dengan tujuan global Topgolf, yaitu membangun ekosistem hiburan olahraga yang menciptakan segala momen menjadi lebih berarti dan menyenangkan bagi setiap pengunjung. Kami yakin acara seperti STEAK WARS dapat menjadi medium untuk mewujudkan hal tersebut,” ungkap Director of Operations Topgolf Jakarta, Francis Dehnhardt.
3. Dari dapur terbuka ke hati para tamu

Malam itu, sebanyak 50 orang customer yang masing-masing membayar Rp750.000 datang untuk menikmati pertarungan rasa yang seru ini. Para tamu akan mendapatkan enam hidangan signature (tiga dari masing-masing chef), dessert spesial dari pastry chef Ironwood, serta koktail eksklusif yang disajikan langsung oleh head mixologist. Dan tentu saja, mereka juga berperan sebagai juri yang menentukan siapa chef pemenang malam itu.

Pada kesempatan itu, Chef Freddie menyuguhkan stuffed chicken wing a la lomaikai, garlic lobster noodle creamy dengan Hokkien noodle, hingga Wagyu short ribs 24 hours sous vide dengan chimichurri khas Asia serta fried potato and spicy aioli. Semua menu yang ia bawa punya cerita personal yang membuat tiap gigitan makin terasa dekat.

Sementara itu, Chef Arief menyuguhkan perjalanan rasa yang lebih subtil, namun sophisticated. Ia memulai dengan hidangan raw yang menyegarkan, berupa kombinasi grouper, semangka, yuzu ponzu, beef tartar, alpukat, dan tobiko. Kemudian, ia menghadirkan chicken roulade dengan red pepper, jamur, ginger torch, dan sentuhan andaliman yang memberi karakter Nusantara yang bold. Puncaknya adalah sajian daging yang mewah, yakni Wagyu rostbiff MB9 dengan foie gras, broccolini, kentang, dan saus gochujang.
4. Kompetisi jujur yang langsung dari lidah konsumen

Berbeda dari kompetisi biasanya, di STEAK WARS nggak ada juri profesional dan tak ada technical scoring. Yang jadi penilai adalah para tamu yang hadir dan menyantap. Mereka yang sudah membeli tiket, datang dengan ekspektasi real, dan menyumbang suara berdasarkan selera pribadi.
“This is the most honest competition. Karena semuanya pure yang menilai itu dari para paying customer ini. Mau mereka suka atau nggak suka, standarnya adalah diri mereka,” ungkap Chef Denny Boy Gunawan, Executive Chef Topgolf Indonesia sekaligus penggagas acara ini.
“Hasil akhirnya akan benar-benar merefleksikan demand yang ada di market. Dan dari sini, para chef bisa langsung ngobrol dan dapat insight dari para customer,” lanjutnya.
5. Hadiah menarik dari Topgolf Jakarta

Pastinya nggak lengkap jika kompetisi tidak menawarkan hadiah. Pemenang dari STEAK WARS akan dinobatkan sebagai "King of the Grill" dan mendapatkan akses penuh ke fasilitas eksklusif Topgolf Jakarta, mulai dari lounge hingga area bermain golf. Tapi beyond the title, banyak yang sepakat kalau pengalaman malam itu jauh lebih berarti.
“Ini priceless,” kata Francis Dehnhardt. “Kapan lagi bisa makan hasil karya dua chef hebat, live, sambil ikut menentukan siapa yang menang?”
6. Merayakan komunitas kuliner Jakarta

STEAK WARS bukan cuma soal adu teknik, tapi juga tentang membangun ruang kolaborasi. Chef Denny berharap acara ini bisa jadi ajang bertukar ide dan memperluas jejaring antar pelaku industri kuliner.
“Ide awal STEAK WARS datang dari keinginan menciptakan ruang interaktif bagi para chef untuk berkompetisi secara menyenangkan dan networking. Saya ingin menunjukkan bahwa kompetisi bisa menjadi sarana belajar, hiburan, dan bahkan inspirasi bagi industri kuliner itu sendiri. Indonesia punya begitu banyak chef berbakat, dan komunitas chef di sini berkembang sangat sehat, saling mendukung, terbuka, dan kolaboratif. Melalui acara seperti ini, kami juga mendorong terjadinya cross-selling antar jaringan kuliner, sehingga menjangkau audiens yang lebih luas,” jelasnya.
Dan malam itu, Ironwood membuktikan bahwa makan steak bisa jadi pengalaman yang bukan hanya lezat, tapi juga penuh aksi, cerita, dan komunitas. Hmm... jadi penasaran ingin cobain langsung, Bela? Tunggu tanggal mainnya, ya!



















