Mengenal Bubur Memek, Kuliner Nyentrik Khas Aceh yang Menggiurkan

Penamaan bubur ini sangatlah erotis dan membuat alis naik sebelah. Bagaimana tidak, bahasa Indonesia, memek memiliki arti vagina, namun merujuk sebagai kata kasar.

Lalu mengapa bubur ini dinamakan memek? Indonesia adalah ragam bahasa daerah, maka tak heran jika arti suatu kata akan berbeda di setiap kontinennya. Begitu juga dengan kata memek. Dalam bahasa Aceh, memek sendiri berasal dari kata mamemek yang berarti mengunyah atau menggigit.

Kata ini muncul dari kebiasaan para leluhur Aceh mengunyah ketan dengan pisang. Dari sanalah, lahir istilah mamemek atau memek yang menjadi kata di Aceh. Walaupun cenderung berkonotasi negatif, nama memek tak boleh berganti karena sudah dianggap sebagai budaya paten dari warisan leluhur.

Seperti disebutkan sebelumnya, bubur memek adalah hidangan lembut dan bercita rasa manis. Pada pembuatannya, makanan unik satu ini menggunakan pisang, beras ketan dan santan sebagai bahan dasarnya.

Ketika mencicipinya, lidahmu turut merasakan perpaduan lembutnya pisang yang kontras dengan butiran beras ketan yang agak kasar. Tentu, pengalaman kuliner ini membawa sensasi unik di lidah. Harumnya beras yang dimasak sangrai turut memberikan sensasi bak aroma terapi yang merangsang hidung, akan membawa jiwamu merasakan ketenangan.

Di samping teksturnya yang lembut-kasar, bubur memek juga kaya akan rasa. Manisnya pisang harmonis dengan gurihnya campuran santan, diikuti dengan sensasi asin dari sedikit garam yang berperan sebagai penyeimbang. Sebagai penutup yang sempurna, bubur memek disajikan dengan tambahan es yang menonjolkan rasanya dan memberikan sensasi segar ketika menyantapnya.

Sudah terbayang rasanya, Bela? Kalau begitu, Popbela akan mengajakmu untuk membuat bubur memek khas rumahan. Bermodalkan beras ketan, pisang, santan, garam serta gula, yuk simak resepnya di bawah ini!

Bahan-bahan:

• 10 Buah pisang (kupas kulitnya)
• 150 gr Beras ketan, rendam selama 3 jam
• 200 ml Santan cair
• garam
• 150 gr gula pasir
• 30 gr gula merah
• Es secukupnya

Cara membuat:

1. Di wadah terpisah, tumbuk kasar pisang yang sudah dikupas. Langkah ini dilakukan agar teksturnya masih terasa.

2. Siapkan wajan, lalu sangrai beras ketan hingga keluar aroma harum dan gurih.

3. Selanjutnya, panaskan kompor dengan api sedang. Letakkan wajan atau panci di atasnya.

4.Secara bertahap, masukkan santan, gula, garam, pisang tumbuk, dan beras ketan yang disangrai.

5. Aduk merata dan masak semua bahan hingga kurang lebih satu jam atau sampai teksturnya mengental. Kamu bisa mengatur kekentalannya dengan menambahkan santan kembali.

6. Jika sudah matang, tuang ke dalam mangkuk. Bubur memek siap dinikmati dengan hangat. Namun kamu bisa menambahkan es ke dalam bubur supaya lebih segar dan lezat.

Sejak dahulu, masyarakat Simuelue sudah menyantap bubur memek sebagai menu sehari-hari. Apalagi bubur memek adalah hidangan serbaguna, di mana kamu bisa menyantapnya sebagai cemilan ataupun makanan berat.

Namun seiringnya berjalannya waktu, bubur memek mulai jarang dijumpai lantaran tak dapat bertahan lama. Dengan santan sebagai bahan baku, bubur memek mudah basi apabila tak disantap segera. Hal ini tentu membuat pamornya sedikit menurun ketimbang kuliner Aceh lainnya.

Walau begitu, kamu masih bisa menemukan bubur memek pada acara dan bulan tertentu saja, seperti Ramadan, pernikahan, acara kumpul keluarga atau acara resmi lainnya. Apalagi bubur memek menjadi salah satu sajian lezat yang cocok untuk berbuka puasa.

Walaupun rasanya yang lezat berbanding tebalik dengan namanya yang menyeleneh dan vulgar, bubur memek adalah sajian lezat yang cocok disantap. Tertarik untuk mencobanya, Bela?