Tokopedia dan TikTok Shop Dorong Ekspansi Kopi Excelsa

- Media Workshop #SatuDalamKopi: Excelsa Bar Take Over bersama Rumah Perubahan membawa kopi Excelsa ke panggung internasional.
- Tokopedia dan TikTok Shop berkomitmen untuk membangun gerakan kopi berkelanjutan melalui Project Kopi dan kolaborasi dengan petani kopi Excelsa.
- Kisah inspiratif dua barista muda, Ryan Wibawa dan Bayu Prawiro, yang membawa kopi Excelsa dari Sumedang ke dunia.
Ada yang spesial dari Media Workshop bertajuk '#SatuDalamKopi: Excelsa Bar Take Over bersama Rumah Perubahan,' yang digelar oleh Tokopedia dan TikTok Shop pada Kamis (26/06/2025) di Rumah Perubahan Jakarta Escape. Sesi ini menghadirkan para sosok penting dari dunia kopi dan e-commerce Indonesia dalam diskusi penuh insight tentang kopi Excelsa—permata tersembunyi dari kebun-kebun lokal yang kini mulai dilirik pasar, baik lokal maupun internasional.
Hadir dalam sesi ini Vonny Susamto, Direktur Tokopedia dan TikTok E-Commerce Indonesia, Ryan Wibawa, juara 3 World Brewers Cup 2024, serta Bayu Prawiro, juara 2 World Brewers Cup 2025. Dalam suasana hangat dan inspiratif, mereka berbagi cerita tentang bagaimana perjalanan kopi Excelsa perlahan namun pasti mulai mencuri hati para penikmat kopi dunia.
Penasaran seperti apa kisahnya? Yuk, simak ulasan lengkapnya di artikel berikut ini, Bela!
Dari event hype menuju gerakan berkelanjutan

Bukan sekadar ajang seru-seruan, Media Workshop #SatuDalamKopi: Excelsa Bar Take Over bersama Rumah Perubahan jadi langkah nyata Tokopedia dan TikTok Shop dalam membangun gerakan kopi yang berkelanjutan. Vonny Susamto, selaku Direktur Tokopedia dan TikTok E-Commerce Indonesia, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan hanya kampanye sesaat.
“Kami ingin menciptakan event yang berkesinambungan, bukan sekadar satu kali hype,” ungkap Vonny Susamto, selaku Direktur Tokopedia dan TikTok E-Commerce Indonesia, pada Kamis (26/06/2025).
Tokopedia sendiri sudah lebih dulu menunjukkan komitmen mereka lewat Project Kopi, sebuah inisiatif yang tak hanya fokus pada sisi hilir atau penjualan, tapi juga menyasar ke hulu industri—yakni petani dan proses produksinya. Kolaborasi semakin erat setelah pertemuan pertama Vonny dengan Ryan Wibawa di Festival Beli Lokal. Di sana, Ryan memperkenalkan kopi Excelsa—jenis kopi yang masih asing di telinga banyak orang, namun punya karakter rasa yang unik dan kompleks.
Saat mencicipi Excelsa racikan Ryan, Vonny mengaku langsung terkesan. Namun yang paling menarik bukan hanya rasanya, tapi semangat besar Ryan untuk membawa kopi lokal ke panggung internasional.
“Ryan ini passionate banget, dan dia ingin memperkenalkan kopi Indonesia ke mata dunia. Itu yang bikin kami tertarik untuk support lebih jauh,” tambahnya.
Dukungan konkret dari hulu ke hilir

Sejak saat itu, dukungan dari Tokopedia makin konkret. Mereka mengunjungi kebun kopi Excelsa di Sumedang, menjalin kerja sama dengan Dinas Perkebunan Jawa Barat, hingga menyiapkan bantuan berupa mesin pengolahan untuk mendukung produktivitas petani kopi Excelsa yang bakal diserahkan secara langsung saat musim panen pada September nanti.
Tak berhenti di situ, Tokopedia juga aktif memberikan pelatihan lewat kolaborasi dengan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (ScoPI). Lebih dari 1.000 petani telah mendapat edukasi langsung, bahkan dicetak juga para master trainer yang bisa menyebarluaskan ilmu tersebut ke komunitasnya. Pelatihan ini bahkan merambah ke ranah hospitality, seperti pelatihan barista untuk para siswa Poltekpar di Palembang, Makassar, Lombok, dan Bali.
Kisah Ryan dan Bayu di balik secangkir Excelsa

Di balik secangkir kopi Excelsa yang kini mulai ramai dibicarakan, ada dua sosok barista muda yang perjalanannya tak kalah menginspirasi: Ryan Wibawa dan Bayu Prawiro. Keduanya menjadi bukti bahwa dunia kopi bukan cuma tren sesaat, tapi juga ladang perjuangan, passion, dan kolaborasi lintas generasi.
Ryan memulai langkahnya di dunia kopi sejak 2011, saat profesi barista belum sepopuler sekarang. Kala itu, menjadi barista masih dianggap sekadar “tukang bikin kopi”. Tapi rasa ingin tahu dan semangat belajarnya membuat Ryan terus berkembang—dari part-time barista, hingga akhirnya berhasil meraih juara 3 World Brewers Cup 2024.
Sementara itu, Bayu datang dari latar belakang yang berbeda. Lulusan jurusan Agribisnis, Universitas Padjadjaran – Bayu pertama kali tertarik dengan kopi saat mengelola lapak kecil di kampus Jatinangor bersama teman-temannya. Dari situ, ia mendalami dunia kopi specialty yang mempertemukannya dengan sisi lain pertanian dan kreativitas.
Ketika menekuni dunia kopi secara profesional, Bayu memadukan dua minatnya: kopi dan fotografi. Perpaduan inilah yang mengantarkannya meraih juara 2 World Brewers Cup 2025, sekaligus membawa nama Indonesia ke panggung dunia. Yang membuat kisah mereka semakin menarik, Ryan ternyata adalah mentor Bayu. Alih-alih bersaing sebagai rival, keduanya justru tumbuh bersama sebagai rekan seperjuangan.
“Ini kelanjutan dari journey kami di Chicago. Sekarang bisa lanjutkan di Jakarta, dan Bayu menang—itu momen yang luar biasa,” kata Ryan dengan bangga.
Kopi Excelsa: dari Sumedang ke dunia

Dari sekian banyak varietas kopi di Indonesia, Excelsa mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun siapa sangka, kopi yang tumbuh di Sumedang ini perlahan mulai menembus panggung kompetisi dunia dan memikat hati para penikmat kopi internasional berkat karakter rasanya yang unik dan belum banyak dikenal.
Menurut Ryan dan Bayu, Excelsa memiliki daging buah yang tebal, membuat proses fermentasinya lebih menantang dibandingkan jenis kopi lain. Namun jika diolah dengan tepat, kopi ini mampu menghasilkan spektrum rasa yang kaya dan kompleks. Dalam kompetisi, mereka bahkan menggunakan metode Post-Anaerobic Natural Fermentation selama 48 jam—proses yang umumnya diterapkan pada kopi Arabika. Teknik ini menghasilkan cita rasa yang berlapis dan mendalam, membuat Excelsa tampil percaya diri di panggung dunia.
Popbela juga berkesempatan mencicipi langsung kopi Excelsa yang diseduh dengan metode manual brewing. Hasilnya? Rasa asam yang segar dengan dominasi fruity yang kuat—menunjukkan potensi besar dari jenis kopi yang selama ini tersembunyi di kebun-kebun lokal.
Meski peminatnya terus bertambah, tantangan tetap ada karena produksi Excelsa hingga kini masih sangat terbatas. “Setiap kali kita rilis, selalu sold out,” ujar Bayu. Untuk menjawab tantangan tersebut, mereka mulai memperluas kanvasing ke berbagai daerah di Jawa Barat demi menemukan lebih banyak pohon Excelsa—tentunya dengan dukungan dari Dinas Perkebunan.
Menyatukan semua lewat kopi

Kolaborasi lintas sektor antara Tokopedia, TikTok Shop, pemerintah daerah, barista, hingga prosesor kopi seperti Kang Rey membuktikan bahwa membangun ekosistem kopi yang kuat bukanlah hal yang mustahil. Yang dibutuhkan bukan hanya passion, tapi juga sinergi dan visi yang sejalan.
Di tengah euforia yang tumbuh, semua pihak sepakat bahwa kopi Excelsa tak boleh berhenti sebagai tren sesaat. Ia harus menjadi bagian dari gerakan berkelanjutan yang memberi dampak nyata, dari hulu hingga hilir.
“Relasi kepercayaan dari petani sampai ke konsumen itu penting. Kita ingin jadi matchmaker yang menjembatani semuanya,” tutup Vonny.
Karena pada akhirnya, seperti tajuk acaranya, semua ini adalah tentang menyatukan cita rasa, visi, dan semangat dalam satu cangkir: #SatuDalamKopi.



















