15 Makanan di Drama 'Bon Appétit, Your Majesty', Mana Favoritmu?

Bibimbap biasanya identik dengan minyak wijen, tapi Chef Yeon Ji Yeong menghadirkan versi unik dengan hazelnut brown butter. Warna merah terang gochujang berpadu dengan sayuran gunung segar, menghasilkan tampilan cantik khas musim semi. Di era Joseon gochujang belum dikenal sehingga Raja Yi Heon dan Seo Gil Geum sempat kaget dengan kepedasannya namun akhirnya ketagihan.

Daging sapi keras yang ditemukan Chef Yeon diubah lembut melalui teknik sous vide modern. Begitu dipotong, teksturnya terlihat juicy dan mudah dikunyah. Untuk rasa gurih, ia menambahkan bubuk alami dari ikan teri, udang asin, dan jamur yang disebut Raja sebagai cheon ha il mi atau “rasa terbaik di bawah langit.” Menariknya, bahan-bahan ini kaya glutamat alami yang fungsinya mirip MSG modern, hanya saja dibuat dari fermentasi dan bahan tradisional.

Chef Yeon menyajikan jamuan megah bernuansa Versailles, namun semuanya diracik dari bahan lokal Joseon. Hidangan pembuka berupa yukhoe daging rusa segar dengan kuning telur mentah yang lembut di atasnya, dipadukan keripik rumput laut yang renyah.

Sup hadir dalam bentuk potage kacang hijau yang kental dan menenangkan, kaya protein nabati.

Menu utama menampilkan lidah rusa panggang perlahan di atas bara, diberi bumbu sederhana kecap asin dan bawang putih khas Korea. Momen ini semakin berkesan karena Raja Yi Heon mencoba mengikuti tata cara makan a la bangsawan Prancis, namun dengan gaya Joseon yang canggung dan justru mengundang tawa.

Alih-alih hidangan istana yang megah, Chef Yeon memilih menu sederhana berupa sup doenjang bayam dan kerang jaecheop kecil dari Sungai Nakdong. Sup ini ditemani nasi putih pulen, kimchi, dan beberapa lauk kecil. Kaldu kerang membuat sup beraroma segar sementara kesederhanaannya menyentuh hati Ratu Ibu yang teringat masa kecil. Filosofi Korea sik yak dong won atau makanan sebagai obat ditonjolkan lewat adegan ini.

Dengan mie soba buatan tangan sebagai pengganti pasta dan saus doenjang tumis bawang putih, kerang, dan minyak wijen, hidangan ini tampak seperti pasta Italia namun bercita rasa Korea. Warna kecokelatan saus berpadu hijau bayam memberi kesan fusion sederhana namun elegan.

Terinspirasi dari bugeo guk, hidangan ini dibuat dari ikan pollack kering yang direbus lama untuk menghasilkan kaldu bening. Disajikan dengan telur dadar tipis berbentuk bunga, daun bawang iris halus, dan sedikit merica. Sajian ini tampak halus dan cocok sebagai hidangan jamuan kerajaan.

Dengan daging sapi tipis yang dipipihkan, dibalur adonan tepung dan telur, lalu digoreng hingga renyah, hidangan ini mirip donkatsu. Yang unik, adonan tepungnya digoreng tipis sehingga menyerupai serpihan salju. Hidangan dilengkapi akar burdock goreng sebagai garnish yang menambah rasa gurih dan tekstur renyah.

Dibuat dengan cara dikukus di kuali tradisional, makaron ini tampil rustic namun elegan. Kulitnya memakai tepung beras ketan yang diberi warna alami dari bunga gardenia kuning atau mugwort hijau. Untuk isian, Chef Yeon memadukan pasta wijen hitam, jujube manis, madu, dan sedikit bubuk kacang. Kombinasi bahan lokal ini menghasilkan cita rasa khas Korea yang unik dan memikat, tak heran para utusan asing pun terkesan dengan kreasi tersebut.

Pajeon khas Busan ini dibuat dengan adonan tepung terigu, telur, dan daun bawang panjang yang disusun rapat di wajan besi. Saat dimasak, bagian bawahnya menjadi renyah sementara bagian atasnya lembut. Biasanya disantap bersama makgeolli (arak beras tradisional), sebuah tradisi yang masih bertahan hingga kini terutama saat hujan.

Disajikan dengan saus merah kehitaman dari wine moru, yaitu anggur liar khas Korea, hidangan ini menggunakan potongan daging sapi iga yang dimasak lambat bersama wortel, bawang bombay, dan jamur. Hasilnya perpaduan rumahan ala galbi jjim dengan teknik Prancis. Daging empuk berpadu aroma smokey menjadikannya menu bintang di kompetisi melawan utusan Tiongkok.

Kulit bebek panggang yang garing dibalut dengan ketan kukus lembut lalu digulung rapi. Disajikan bersama saus kacang wijen gurih dengan sedikit minyak bawang putih, plating-nya menyerupai kelopak bunga yang cantik.

Sup ginseng ini menggunakan ayam hitam ogolgye, ginseng liar, kurma merah, dan bawang putih. Yang membuat istimewa adalah dumpling dari kulit ayam berisi daging cincang serta nurungji (nasi gosong) renyah yang diletakkan di atas mangkuk, lalu pecah dramatis saat disantap dengan kaldu panas.

Satu ekor ayam hitam utuh dipanggang dengan isian ketan, kurma merah, kastanye, dan bawang putih. Kulitnya diolesi butter hingga kecokelatan lalu disajikan dengan saus mustard madu. Perpaduan klasik dan modern yang tampak mewah namun tetap akrab bagi penonton masa kini.

Sup hangat ini berisi dumpling isi daging babi cincang, tahu, dan sayuran yang direbus langsung dalam kuah kaldu sapi atau seafood. Hidangan sederhana namun menghibur hati ini juga memiliki makna budaya karena sering disantap saat Tahun Baru sebagai simbol awal yang baru.

Hidangan pemulih tenaga ini berisi tteok kenyal dan sujebi (adonan tepung tipis sobek-sobek) dalam kuah kaldu ayam dan herbal tradisional. Teksturnya creamy karena ditambahkan roux ala Prancis. Penampilannya sederhana namun sarat filosofi bahwa makanan bukan sekadar mengenyangkan, melainkan juga menyembuhkan.

Itulah deretan hidangan ikonik dalam Bon Appétit, Your Majesty yang menggoda selera sekaligus membuka wawasan tentang kuliner Korea. Jadi, hidangan mana yang paling ingin kamu coba masak sendiri di rumah?