Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Riza Chalid. (suarasurabaya.net)
Riza Chalid. (suarasurabaya.net)

Intinya sih...

  • Riza Chalid ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi tata kelola minyak PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) periode 2018–2023 dengan nilai kerugian negara mencapai Rp285 triliun.

  • Riza Chalid, dikenal sebagai "The Gasoline Godfather", memiliki bisnis yang beragam di sektor energi, ritel fashion, perkebunan sawit, hingga industri minuman.

  • Kejaksaan Agung dan Polri telah mengajukan Red Notice Interpol untuk memburu Riza Chalid yang mangkir dari panggilan pemeriksaan dan berstatus daftar pencarian orang (DPO) sejak 19 Agustus 2025.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nama Riza Chalid kembali jadi buah bibir setelah Kejaksaan Agung (Kejagung) resmi menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) periode 2018–2023. Nilai kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp285 triliun, membuat skandal ini disebut-sebut sebagai salah satu kasus korupsi terbesar dalam sejarah Indonesia.

Riza Chalid ditetapkan sebagai tersangka bersama putranya, Muhammad Kerry Adrianto, yang menjabat Presiden Direktur PT Navigator Khatulistiwa. Bedanya, hampir semua dari 18 tersangka sudah ditahan, sementara Riza justru mangkir dari panggilan pemeriksaan hingga akhirnya berstatus daftar pencarian orang (DPO) sejak 19 Agustus 2025.

Penyidik bahkan sudah melayangkan Red Notice Interpol untuk memburunya, apalagi sebelumnya ada dugaan kuat ia berada di Singapura, meski hal tersebut ditepis oleh Kementerian Luar Negeri setempat.

Siapa Riza Chalid?

Riza Chalid. (tatlerasia.com)

Lahir pada 1960, Mohammad Riza Chalid adalah anak dari pasangan Siti Hindun dan Chalid Rachmat. Pada 1985, ia menikah dengan Roestriana Adrianti, yang lebih dikenal dengan nama Uchu Riza.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak, yakni Muhammad Kerry Adrianto dan Kenesa Ilona Rina.

Sebagai pengusaha, Riza Chalid dikenal luas karena perannya di sektor minyak. Julukan “The Gasoline Godfather” atau “Saudagar Minyak” melekat padanya berkat pengaruh besarnya dalam perdagangan minyak mentah melalui Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha Pertamina yang berbasis di Singapura.

Lewat jaringan bisnisnya, Riza dikabarkan mampu mengendalikan impor minyak hingga senilai USD30 miliar per tahun. Mantan Menko Maritim, Rizal Ramli, bahkan pernah menjulukinya sebagai “Teo Dollar”, lantaran bisnis minyaknya bisa menghasilkan USD600 ribu per hari.

Gurita bisnis di dalam dan luar negeri

RIza Chalid memiliki saham di AirAsia Indonesia lewat PT Fersindo Nusaperkasa. (Dok. Istimewa)

Meski lebih dikenal di sektor energi, Riza Chalid punya bisnis yang sangat beragam. Ia menguasai sejumlah perusahaan berbasis di Singapura dan Kepulauan Virgin, antara lain Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum.

Di luar sektor energi, ia juga sempat memiliki saham di AirAsia Indonesia lewat PT Fersindo Nusaperkasa, mengembangkan taman hiburan anak KidZania di Pacific Place Jakarta, serta mendirikan Sekolah Islam Internasional Al-Jabr. Bisnisnya bahkan merambah ke ritel fashion, perkebunan sawit, hingga industri minuman.

Pada 2015, majalah Globe Asia menempatkannya di peringkat 88 sebagai orang Indonesia terkaya dengan kekayaan mencapai USD415 juta.

Rekam jejak kontroversi Riza Chalid

Riza Chalid. (listrikindonesia.com)

Nama Riza Chalid tak pernah jauh dari kontroversi, di antaranya sebagai berikut:

  • Kasus Zatapi (2008): impor 600 ribu barel minyak mentah campuran melalui Petral yang diduga merugikan Pertamina hingga Rp65 miliar.

  • Audit Petral (2015): audit forensik menemukan adanya kebocoran informasi tender minyak yang menguntungkan jaringan bisnis Riza.

  • "Papa Minta Saham" (2015): rekaman percakapan dengan Setya Novanto dan Maroef Sjamsoeddin mencuat, dan Riza diduga ikut membahas jatah saham Freeport.

  • Pelarian Eddy Sindoro (2018): namanya ikut terseret karena stafnya disebut membantu eks petinggi Lippo Group lolos pemeriksaan imigrasi.

  • Pemilu 2014: Ia disebut sebagai salah satu penyokong dana pasangan Prabowo–Hatta, bahkan dikaitkan dengan tabloid Obor Rakyat dan markas Rumah Polonia.

Jadi buronan kelas kakap

Meski sudah tiga kali dipanggil penyidik, Riza Chalid tak pernah hadir. Kejaksaan Agung pun memastikan akan mengejarnya hingga ke luar negeri melalui jalur diplomatik dan Interpol.

Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri mengonfirmasi bahwa permohonan Red Notice untuk Riza Chalid sudah diajukan ke Interpol. Ses NCB Hubinter Polri Brigjen, Untung Widyatmoko, menyebut, seluruh berkas pengajuan yang sebelumnya dilengkapi penyidik Kejaksaan Agung pada pekan lalu, langsung dikirim ke Markas Besar Interpol di Lyon, Prancis.

“Semua persyaratan pengajuan IRN (Interpol Red Notice) telah dipenuhi oleh pihak Kejagung pada pekan lalu. Selanjutnya kami langsung mengajukan IRN request terhadap subjek dimaksud,” kata Untung (16/9/2025), dikutip dari IDN Times.

Saat ini, penerbitan Red Notice tersebut masih menunggu proses asesmen dari Commission for the Control of Interpol’s Files (CCF) dan Notices and Diffusions Task Force (NDTF) di markas besar Interpol. Pihak NCB Interpol Jakarta memastikan akan menunggu hasil penilaian itu sebelum status resminya terbit.

Itu dia profil Riza Chalid yang berhasil Popbela rangkum kali ini. Dengan statusnya sebagai buronan internasional, publik kini menanti bagaimana proses hukum selanjutnya akan berjalan, serta apakah "raja minyak" ini akhirnya bisa dibawa pulang untuk menghadapi persidangan di Tanah Air.

Editorial Team