Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
For
You

Film 'Pangku' Jadi Debut Sutradara Reza Rahadian, Begini Pengakuannya Menjelang BIFF 2025

Potret Reza Rahadian saat ditemui di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (Dok. POPBELA.com/Evelyn Anggraini)
Potret Reza Rahadian saat ditemui di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (Dok. POPBELA.com/Evelyn Anggraini)
Intinya sih...
  • Pangku menjadi film pertama Reza Rahadian sebagai sutradara sekaligus penulis naskah bersama Felix K. Nesi.
  • Film ini akan berkompetisi di program Vision, Busan International Film Festival pada 17–26 September 2025.
  • Terinspirasi dari pengalaman Reza dibesarkan orang tua tunggal, film ini menyoroti perjuangan seorang ibu di akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seperti apa jadinya jika seorang aktor ternama untuk pertama kalinya duduk di kursi sutradara, lalu langsung memboyong karyanya ke panggung internasional? Pertanyaan itu kini terjawab lewat film Pangku atau On Your Lap, yang siap berkompetisi di program Vision, Busan International Film Festival (BIFF) 2025 pada 17–26 September mendatang.

Drama ini tak hanya menghadirkan cerita yang dekat dengan realitas sosial, tetapi juga dibintangi oleh jajaran pemain kuat, seperti Claresta Taufan, Fedi Nuril, Christine Hakim, hingga Devano Danendra.

Lebih istimewanya lagi, Pangku menjadi debut penyutradaraan Reza Rahadian. Tidak hanya mengarahkan, ia juga menulis naskahnya bersama Felix K. Nesi, menjadikan film ini sarat makna personal.

Setelah melalui perjalanan panjang di berbagai forum film internasional, kini Pangku bersiap dipertemukan dengan penonton dunia, sebelum tayang di bioskop Indonesia pada 6 November 2025.

Perasaan pertama kali menyutradarai

Jajaran cast dan filmmakers di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku))
Jajaran cast dan filmmakers di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku))

Debut sebagai sutradara tentu membawa pengalaman berbeda bagi Reza Rahadian. Ia mengaku penuh rasa haru sekaligus gugup ketika karyanya akhirnya siap dipertemukan dengan penonton.

“Overwhelming, rasanya deg-degan, nervous. Jadi flashback waktu dulu pertama kali ada film tayang di bioskop, dan saya main di situ. Tapi alhamdulillah, saya bersyukur karena didukung oleh para cast yang luar biasa, tim produser, (dan) semua orang yang mengerjakan film ini. Terasa banget kami mengerjakan film ini dengan sepenuh hati,” ujar Reza, dalam konferensi pers dan cast reveal film Pangku pada Senin (8/9/2025).

Ia menambahkan, sejak awal tidak memiliki ekspektasi berlebihan. Baginya, yang terpenting adalah bisa membuat film yang baik bersama para filmmakers.

“Ketika itu terwujud dan sampai kepada penonton, saya rasa itu jadi pencapaian luar biasa. Tapi ketika beberapa platform dan festival juga memberikan respons baik, ya alhamdulillah, apresiasi banget,” katanya.

Representasi Indonesia di ajang Internasional

Teaser poster dari film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku)
Teaser poster dari film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku)

Tayangnya Pangku di BIFF 2025 juga membuka peluang Reza untuk masuk nominasi First/Second Time Director Awards, lho! Lebih dari sekadar prestasi pribadi, Reza justru menekankan pentingnya representasi Indonesia di panggung internasional.

“Selalu ada rasa nasionalis yang muncul, bukan hanya pada filmnya, tapi juga Indonesianya. Jadi ketika kita menyebut 'Pangku', orang akan bilang, ‘oh iya, ini dari Indonesia’. Itu yang lebih berarti,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan tahun ini ada tiga film Indonesia yang tampil di BIFF, mulai dari Rangga & Cinta, Mothernet: Esok Tanpa Ibu, dan Pangku. “Senang bisa ada nama Indonesia di ajang internasional,” lanjutnya.

Konsep dari film 'Pangku'

First look dari film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku)
First look dari film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku)

Film ini lahir dari pengalaman personal Reza yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal. Cerita tersebut ia tuangkan dalam sosok Sartika, diperankan Claresta Taufan, yang berjuang memenuhi kebutuhan hidup anaknya di tengah kondisi ekonomi sulit pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.

“Konsepnya dasar, sangat basic: memastikan anak bisa makan, mendapatkan hak pendidikan yang baik, dengan segala daya dan upaya yang bisa dilakukan. Saya melihat ibu saya kadang dihadapkan pada pilihan yang bukan pilihan—mau tidak mau, hanya itu yang ada di depan mata, ya sudah dilakukan saja yang penting bisa survive,” jelas Reza.

Menurutnya, Pangku hadir sebagai potret slice of life tanpa nuansa drama yang berlebihan. “Buat saya, hal tersebut sudah cukup menyentuh. Intisari dari film ini adalah bagaimana kita mengikuti perjalanan seorang ibu yang harus menjalani hidup dengan pilihan terbatas, dan semakin lama pilihan itu makin mengerucut,” tambahnya.

Dari aktor ke sutradara

Jajaran cast dan filmmakers di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku))
Jajaran cast dan filmmakers di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (instagram.com/filmpangku))

Peralihan dari aktor ke sutradara dianggap Reza sebagai langkah alami dalam perjalanan kariernya. Ia merasa perlu terus bergerak dan bertumbuh dengan menjajal medium baru.

“Sederhananya, saya merasa perlu untuk bergerak dan bertumbuh. Medium untuk menyutradarai adalah hal baru, ini first feature film, karya debut. Jadi saya punya ruang baru untuk berkembang ke depannya,” ujarnya kepada awak media.

Meski begitu, ia menekankan bahwa baik akting maupun penyutradaraan punya kenikmatan tersendiri. “Saat ini, penyutradaraan bisa memberikan saya ruang untuk bertumbuh dan berkembang,” ucapnya.

Standar penyutradaraan bagi Reza Rahadian

Potret Reza Rahadian bersama Arya Ibrahim dan Gita Fara sebagai produser saat ditemui di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (Dok. POPBELA.com/Evelyn Anggraini)
Potret Reza Rahadian bersama Arya Ibrahim dan Gita Fara sebagai produser saat ditemui di Press Conference dan Cast Reveal film 'Pangku'. (Dok. POPBELA.com/Evelyn Anggraini)

Ketika ditanya soal standar, Reza menegaskan bahwa ukuran keberhasilan baginya adalah menyampaikan cerita dengan jujur. “Standar saya adalah apakah saya bisa menyampaikan sebuah cerita dengan jujur dan sebaik-baiknya. Masuk ke festival itu juga langkah untuk divalidasi, ditantang di ranah internasional, sekaligus melegitimasi kerja saya sebagai sutradara,” jelasnya.

Meski merasa sulit benar-benar puas, Reza tetap bersyukur bisa menyelesaikan film ini. “Puas dengan hasil kayaknya nggak mungkin. Bahkan sebagai aktor juga nggak pernah puas, (karena) selalu ingin mencari makna. Kalau saya mensyukuri film ini terjadi, selesai, dan siap diberikan pada penontonnya, itu baru merasa puas,” ungkapnya.

Adapun harapannya sederhana terhadap Pangku, “Semoga film ini punya manfaat, bisa ditonton publik dalam waktu dekat, dan diminati oleh penontonnya.”

Dengan inspirasi personal dan narasi yang dekat dengan kehidupan nyata, Pangku menjadi potret emosional tentang perjuangan seorang ibu menghadapi keterbatasan hidup. Film ini bukan hanya menandai langkah baru Reza Rahadian sebagai sutradara, tetapi juga menegaskan kehadiran Indonesia di panggung internasional.

Seperti apa kisah Sartika dalam mempertahankan hidup dan melindungi anaknya? Nantikan perjalanan penuh haru ini di layar lebar mulai 6 November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ayu Utami
EditorAyu Utami
Follow Us

Latest in Career

See More

Penjelasan Ending Dear X, Apakah Akan Ada Season 2?

05 Des 2025, 13:55 WIBCareer