Mengulik Streaming Prediction 2024 Indonesia, Melesat atau Melambat?

Simak pula tantangan dan peluang di tahun ini

Mengulik Streaming Prediction 2024 Indonesia, Melesat atau Melambat?

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sadar atau nggak, kini konsumsi hiburan di Tanah Air didominasi oleh konten-konten yang dapat diakses melalui layanan video streaming. Setelah siaran analog televisi diubah menjadi digital, konsumsi konten televisi pun bergeser. Selain karena berkurangnya konten di televisi mainstream, konten yang beragam di berbagai platform over-the-top (OTT) membuat konsumsi konten melalui aplikasi OTT menjadi favorit yang baru.

Tak dapat dipungkiri, digitalisasi telah mengubah cara kita mengakses konten hiburan, terutama melalui platform video streaming. Di Indonesia, platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok telah menjadi sangat populer. Selain itu, platform berbayar over-the-top (OTT) seperti Iflix, Viu, Netflix, dan Disney+ juga semakin merambah pasar Indonesia. 

Meski terkesan bahwa aplikasi OTT berjaya karena begitu banyaknya konten yang mereka sajikan, serta gembar-gembor marketing yang mereka lakukan, pada kenyataannya dari segi bisnis aplikasi OTT juga belum mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan. Adanya perubahan dalam iklim investasi dan pergeseran komitmen dari beberapa platform digital telah mempengaruhi pasar regional, dengan beberapa platform mengurangi ekspansi mereka di Asia dan bahkan menutup lisensi di Indonesia.

Lantas, bagaimana perkembangan industri streaming di Indonesia sepanjang tahun ini nantinya? Mari mengulik sekilas tentang Streaming Prediction 2024 berikut ini.

Pertumbuhan layanan video on demand yang cukup signifikan

Mengulik Streaming Prediction 2024 Indonesia, Melesat atau Melambat?

YouTube dan layanan video on demand (VOD) premium masih dominan di Indonesia sebagai platform yang digunakan untuk mengakses konten hiburan. Namun, pertumbuhan TikTok di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan pertumbuhan hingga 20%, sementara YouTube hanya tumbuh sebesar 1% dan VOD premium relatif stagnan. Monetisasi industri streaming video di Indonesia juga mengalami lonjakan pesat, meningkat dari 11% pada tahun 2018 menjadi 39% pada tahun 2023.

Dalam acara media gathering bertema "Streaming Prediction 2024" yang diselenggarakan oleh Emtek Group dan Vidio, Vivek Couto, Executive Director dan Co-Founder Media Partners Asia, menyampaikan pandangannya. Vivek mengatakan bahwa perubahan signifikan dalam preferensi audiens dari televisi ke video online mengalami pertumbuhan yang cepat.

Saat ini, sektor video online Indonesia memiliki nilai sebesar US$1,3 miliar, dengan segmen VOD premium mencapai US$500 juta. Vidio, dengan pangsa pemirsa sebesar 21% dan pangsa pendapatan VOD premium sebesar 17%, berada pada posisi strategis untuk ekspansi di masa depan dengan memanfaatkan series lokal dan konten olahraga utama.

"Perubahan signifikan dalam preferensi audiens dari televisi ke video online mengalami pertumbuhan yang cepat. Saat ini, sektor video online Indonesia memiliki nilai sebesar US$1,3 miliar, sedangkan segmen Video on Demand (VOD) premium mencapai US$500 juta. Vidio, dengan pangsa pemirsa sebesar 21% dan pangsa pendapatan VOD premium sebesar 17%, berada pada posisi strategis untuk ekspansi di masa depan, dengan memanfaatkan series lokal dan konten olahraga utama," ujar Vivek Couto, Executive Director dan Co-Founder Media Partners Asia.

Kelompok mana saja yang paling banyak mengonsumsi konten dari streaming platform?

Statistik menunjukan peningkatan jumlah penduduk kelas menengah diprediksi akan terus bertumbuh setidaknya hingga tahun 2028, generasi Z (usia 18-39) di tahun 2023 mencapai 52% dari total populasi Indonesia. Ditambah lagi dengan penetrasi pengguna smartphone yang luas, menjadi dasar mendukung pertumbuhan OTT di Indonesia. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai pasar video online terbesar di Asia Tenggara, hingga para pemain lokal pun harus menghadapi para pemain global yang tidak sedikit.

Sutanto Hartono, CEO Surya Citra Media perusahaan induk SCTV dan Indosiar, menekankan lebih dari separuh populasi Indonesia menggunakan internet untuk menonton video dan film secara online. Sehingga kehadiran platform digital mendisrupsi industri free-to-air (FTA) TV. Oleh karena itu, Surya Citra Media berinvestasi membangun platform streaming OTT Vidio sejak tahun 2014, sebuah digital streaming platform yang berawal dengan user generated content.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here