Kesempatan Terbuka, Kiat Membuat Film yang Diterima Penonton Global

Now it's your time, your opportunity!

Kesempatan Terbuka, Kiat Membuat Film yang Diterima Penonton Global

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Calling out to people who are interested to working in the film industry! 

Zaman berubah, begitu pula dengan cara kerja industri. Jika dulu ada anggapan bekerja di industri film Indonesia adalah tiket eksklusif yang sulit didapatkan, bagaimana dengan sekarang? Terpaan badai pandemi sedikit banyak juga telah mengubah beberapa hal di industri kreatif yang satu ini.

Bersama Joko Anwar, Kamila Andini, Rusli Eddy, dan Wicky. V Olindo dalam 'On the Scene: The Present and Future for Film in Indonesia' pada Jumat (25/11/2022) di panggung kolaborasi antara Netflix dan IdeaFest 2022, keempatnya fokus mengupas bagaimana industri perfilman Tanah Air yang semakin mendapat sambutan hangat oleh penikmat film di Indonesia dan dunia. Let’s check this out!

1. Kehadiran streaming platform yang membawa harapan

Kesempatan Terbuka, Kiat Membuat Film yang Diterima Penonton Global

“Ada behaviour yang berubah,” ungkap Kamila Andini. 

Pandemi telah mengubah cara kita menikmati film, jika dulu harus pergi ke bioskop untuk menonton karya terbaru dari sutradara kesayangan, kini ada berbagai platform streaming legal yang dapat dengan mudah diakses. 

Perlu diakui, beberapa genre film di Tanah Air sulit mendapat perhatian, sebut saja salah satunya science fiction. Tak mengherankan, jika lebih banyak orang yang memilih untuk menggarap film dengan genre lain yang lebih digandrungi. 

Meski sebagai sutradara tidak ada kewajiban untuk membuat filmnya ‘laku’, namun keinginan membuat film yang laris di pasaran tentu besar. Hadirnya platform streaming telah banyak membantu para filmmaker untuk terus menggarap film yang dianggap tidak terlalu ‘save’ untuk ditayangkan di bioskop.

“Kalau dari perspektif filmmaker, pertama tentunya kehadiran streaming platform memberikan harapan untuk bisa membuat film dengan tema-tema yang kebetulan dipandang tidak terlalu save untuk bioskop. Karena mau nggak mau, kita sebagai sutradara sebenarnya nggak harus mikir dari segi komersilnya, kalau kita sebagai sutradara tugas kita secara kreatif menciptakan film sebaik mungkin, storytelling-nya, sehingga menjadi satu film ‘tell story well’. Tapi mau nggak mau kalau filmnya tayang di bioskop deg-degan juga, filmnya laku atau nggak, ya,” ungkap Joko Anwar.

2. Belajar bahasa film lewat platform streaming

Semenjak platform streaming marak digunakan, ada banyak peluang untuk kamu yang tertarik bekerja di industri perfilman Tanah air untuk lebih mengeksplorasi cerita yang mungkin kamu kira tidak akan laku di pasaran. Mengapa? Sebab, penonton platform streaming tidak terbatas, siapa pun bisa menjadi penikmat film tanpa harus pergi ke bioskop. 

“Film itukan bahasa, jadi kalau kita mau membuat film tentu harus belajar bahasanya. Belajar bahasa film dengan cara apa? Nonton film. Jadi, ketika kita bisa menonton lebih banyak lagi film dari segala penjuru dunia, kita belajar bahasa cinema. Dan ini sebenarnya kita sedang dalam masa pembukaan, dibukanya informasi dan akses untuk semua film-film. Jadi, dalam waktu 5 tahun ke depan, perfilman Indonesia akan sangat menarik sekali,” tutur Joko Anwar.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here