PESTAPORA Day 3: Pindah Berkala Panggung ke Panggung 

Pestapora harus ada lagi

PESTAPORA Day 3: Pindah Berkala Panggung ke Panggung 

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

"Konsernya hari terakhir, ya, Mbak? Rame banget, nih, jalanan," kata pengemudi ojek online yang saya tumpangi.

Betul, kemarin adalah hari ketiga sekaligus terakhir gelaran PESTAPORA yang menghadirkan sederet line-up yang fantastis. Selama tiga hari berturut-turut, festival musik ini menyediakan 10 panggung yang terdiri dari panggung besar hingga panggung kecil untuk aksi stand-up comedy, yang tak pernah absen dipadati penonton. Nggak heran, penonton sampai niat banget menyusun jadwal penampil yang ingin mereka saksikan.

Tentu saja, Popbela juga tak mau kalah. Usai berterima kasih kepada pengemudi ojek yang dua hari berturut-turut mengantar saya (sungguh kebetulan tak terduga), saya langsung bergerak cepat untuk masuk.

Jazzy golden hour

PESTAPORA Day 3: Pindah Berkala Panggung ke Panggung 

Pilihan pertama saya adalah menonton Ardhito Pramono di Boss Stage. Penyanyi sekaligus aktor pemeran Kale dalam Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini tersebut membawakan dua soundtrack andalan yang dinyanyikannya, "Sudah" dan "I Just Couldn't Save You Tonight". Lagu utama dalam album terbarunya, "Wijayakusuma" juga ia bawakan sore itu dengan aransemen musik baru yang lebih jazzy. Lagu yang Indonesiana dan golden hour memang kombinasi yang surga banget!

Menariknya, Ardhito turut mengajak seorang talenta muda, Kynya Arrazzaqu, untuk tampil membawakan sebuah lagu yang baru diciptakannya beberapa hari lalu. Sebagai penutup, "bitterlove" dan "superstar" terlantun dan disambut dengan teriakan "Ardhito love you" dari berbagai sisi penonton.

1% konser, 99% curhat

Sudah hal umum saat ini kalau pertunjukan musik menjadi ajang "1% konser 99% curhat". Selesai menonton Ardhito, saya bergerak ke panggung sebelah, Hingar Bingar Stage, yang menampilkan Adhitia Sofyan. Katanya, "saya menulis dan menyanyikan lagu tentang bagaimana kita jatuh cinta pada orang yang tidak bisa kita miliki." Beberapa lagu hits yang dibawakannya antara lain "Forget Jakarta" dan "Sesuatu di Jogja".

Belum selesai, saya pindah lagi ke Boss Stage untuk mengamankan tempat terbaik, hendak menonton Last Child. Meski penampilan dimulai 10 menit lebih lambat, hal tersebut terbayar dengan dinyanyikannya "Duka", "Pedih", "Sekuat Hatimu", "Seluruh Nafas Ini", "Tak Pernah Ternilai", "Diary Depresiku", bahkan "Aku Bukan Bang Toyib" milik Wali dalam versi rock.

Masih belum usai agenda "1% konser 99% curhat" tersebut, saya kemudian menembus lautan manusia menuju PESTAPORA IM3 Stage untuk membuat lautan kunang-kunang bersama Fiersa Besari. Penyanyi dan penulis yang identik dengan senja tersebut benar-benar memeluk senja yang telah tenggelam bersama lagu-lagu populernya, seperti "Bukan Lagu Valentine", "April", "Garis Terdepan", "Waktu yang Salah", "Runtuh", dan "Celengan Rindu". Saat menengok kanan dan kiri, benar saja yang terlihat adalah orang-orang curhat dengan menyanyikan deretan tembang tersebut penuh penghayatan.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here