Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
Valentina Ploy 1.jpg
Instagram.com/valentinaploy

Intinya sih...

  • Album Warm adalah potongan hidup Valentina Ploy yang lahir dari catatan harian, air mata, dan keberanian untuk jujur pada diri sendiri.

  • Kehangatan bagi Valentina adalah momen-momen kecil yang kita alami setiap hari, bukan sesuatu yang sulit diraih.

  • Album Warm adalah dokumentasi perjalanan jiwa Valentina Ploy yang penuh dengan kejujuran emosional dan pengalaman hidupnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ada sesuatu yang menenangkan ketika duduk sambil mendengarkan "Warm", lagu milik Valentina Ploy. Kehangatan itu tak hanya ada di satu lagu, tapi ia tuangkan pula ke dalam album terbarunya yang juga berjudul Warm. Album ini bukan hanya kumpulan lagu, tetapi potongan hidup yang lahir dari catatan harian, air mata, dan keberanian untuk jujur pada diri sendiri.

Lewat written interview, Valentina mengisahkan bagaimana proses album ini dibuat, serta banyak kisah yang ikut ia bagikan. Penasaran? Simak selengkapnya di sini!

Hangat yang sederhana, tapi bermakna

Ketika pertama kali mendengar judul album barunya, Warm, ada sesuatu yang sederhana namun terasa begitu dekat. Valentina Ploy memilih kata itu bukan tanpa alasan. Baginya, kehangatan bukanlah sesuatu yang jauh atau sulit diraih, melainkan momen-momen kecil yang kita alami setiap hari. Di balik kesederhanaannya, "hangat" justru mampu merangkum makna hidup yang paling tulus.

"To me, ‘warmth’ is all around all the time, and it is more the act of noticing all the nice real things we already have every day," ujar Valentina. Ia mencontohkan bagaimana kehangatan bisa hadir dalam hal sesederhana menyaksikan matahari terbenam bersama orang terkasih, lalu merasa dunia penuh cinta. Kehangatan adalah pengingat bahwa kita selalu punya sesuatu untuk disyukuri.

Di tengah hiruk pikuk industri musik, Valentina sengaja menghadirkan Warm sebagai penyeimbang. Album ini bukan sekadar rangkaian lagu, tetapi juga ruang kontemplasi bagi siapa pun yang mendengarnya. Ia ingin setiap pendengar merasakan keintiman, seolah duduk berhadapan dengannya, berbagi cerita, dan merasakan hangatnya sebuah percakapan yang jujur.

Antara 'cool' dan 'warm' yang Valentina Ploy rasakan dalam hidup

Instagram.com/valentinaploy

Liriknya yang berbunyi, “Sometimes I wish I was cooler, but maybe I was born to stay warm”, menjadi semacam pengakuan personal. Valentina mengaku bahwa ia tidak selalu merasa “keren” di panggung musik, namun justru hal itu yang membuatnya lebih jujur terhadap dirinya sendiri. Ada paradoks yang indah: ketika kita berhenti mengejar citra tertentu, justru saat itu kita menemukan kehangatan yang sebenarnya.

I guess the last time I felt the coolest would be when I opened for Coldplay in February last year!” ceritanya dengan antusias. Bagi Valentina, momen itu adalah puncak pengalaman luar biasa. Namun, yang paling berkesan justru datang setelahnya.

And the warmest would be right after! When I left the stage, and broke down in the biggest cry of all time,” tambahnya. Kehangatan itu lahir bukan dari sorakan ribuan penonton, melainkan dari perasaan lega dan syukur yang meledak begitu lampu panggung meredup.

Dari pengalamannya, kita belajar bahwa menjadi "cool" dan "warm" tidak selalu berlawanan. Justru keduanya bisa hadir bergantian dalam hidup. Valentina menemukan bahwa kejujuran emosional lebih penting daripada sekadar citra yang terlihat keren di mata orang lain.

Diary yang menjadi lagu

Album Warm lahir dari proses panjang menulis jurnal selama setahun penuh. Setiap catatan menjadi ruang refleksi, tempat Valentina menuangkan kegelisahan, kebahagiaan, hingga ketakutannya. Dari sana, lagu-lagu perlahan terbentuk, seperti puzzle emosional yang menyatu menjadi sebuah karya. Namun, tidak semua tulisan akhirnya masuk ke dalam album.

There’s one in particular called Easy Crime (promise I’ll release it in the future). The line goes like ‘Got so scared of death that I learnt how to be alive’,” ungkapnya. Meski tidak masuk ke tracklist, baris itu sangat berharga baginya. Menulis kalimat itu membuatnya belajar menghadapi ketakutan, sekaligus menemukan cara untuk lebih menghargai hidup.

Kisah di balik catatan itu menunjukkan bahwa album ini lebih dari sekadar musik. Warm adalah dokumentasi perjalanan jiwa. Ada kejujuran mentah yang lahir dari sebuah buku catatan, yang kemudian dihidupkan dalam melodi. Valentina membiarkan pendengar ikut masuk ke dunia pribadinya, dengan segala kerentanan yang ia rasakan.

Proses pengerjaan yang penuh air mata dan kejujuran

Instagram.com/valentinaploy

Tidak semua lagu lahir dengan mudah. Di antara enam track yang ada, "Forrest Gump" dan "Butter Heart" adalah dua yang paling menguras emosi. Proses kreatifnya dipenuhi air mata, karena keduanya berbicara tentang sisi paling rapuh dari Valentina: hubungan yang sulit dan perasaan sebagai seorang yang sangat sensitif.

I cried all the time making these two, and in 'Butter Heart' we even kept the demo recording as I was crying and released that one,” tuturnya jujur. Ketika mendengar lagu itu, kita tidak hanya mendengar suara penyanyi, tetapi juga air mata yang terekam, menjadi bagian dari karya. Ada kejujuran yang tidak bisa dipalsukan.

Keputusan untuk tetap merilis versi demo dengan tangisan di dalamnya menunjukkan keberanian Valentina. Ia tidak mencoba menyembunyikan kerentanan, justru menawarkannya kepada pendengar. Inilah yang membuat album Warm terasa begitu manusiawi, penuh rasa, dan akhirnya menyentuh hati siapa pun yang mendengarnya.

Belajar mencintai diri melalui musik

Lebih dari sekadar koleksi lagu, Warm adalah surat cinta kepada penerimaan diri. Dalam perjalanannya menulis dan merilis album ini, Valentina menemukan arti sesungguhnya dari self-love. Ia menyadari bahwa mencintai diri bukan berarti selalu merasa sempurna, melainkan menerima bahwa kita terus berubah mengikuti pengalaman hidup.

I’ve learnt that a big part of self-love is awareness and self-acceptance for sure. Staying warm to me ultimately means staying true to oneself,” jelasnya. Baginya, mencintai diri adalah tentang hadir secara penuh dalam setiap emosi, baik suka maupun duka, lalu tetap memilih untuk jujur pada diri sendiri.

Melalui Warm, Valentina Ploy mengajak pendengarnya untuk melakukan hal yang sama: merayakan kehangatan dalam keseharian, menerima rapuhnya diri, dan menemukan cinta dari dalam. Di dunia yang seringkali dingin dan penuh tuntutan, pesan ini terasa begitu relevan. Album ini bukan hanya musik, tapi juga perjalanan menuju versi terbaik dari diri kita sendiri.

Editorial Team