[EKSKLUSIF] Lomba Sihir Spill Wishlist Musisi untuk Bertukar Lagu
- Lomba Sihir sukses merangkul pendengar dewasa muda dengan lirik-lirik jujur dan tampil di Pestapora 2025.
- Mereka bersyukur mendapat apresiasi dari luar negeri dan tetap memiliki tempat spesial di hati para penonton di Indonesia.
- Setelah Pestapora 2025, Lomba Sihir akan menampilkan album kedua mereka dan berharap bisa berkolaborasi dengan Project Pop.
Lomba Sihir sukses merangkul kelompok pendengar dewasa muda berkat lirik-lirik lagunya yang jujur. Tampil di Pestapora 2025 hari ketiga, Minggu (7/9), mereka menyatukan optimisme hingga rasa frustrasi terhadap kehidupan bersama ribuan penonton yang rela berjejalan di Hingar Bingar Stage.
Beruntung, mereka kebagian manggung pukul 15.15 WIB. Matahari sudah perlahan turun dari singgasananya. Meski demikian, penampilan mereka tetap membara berkat totalitas Natasha Udu (vokalis), Rayhan Noor (vokalis/gitaris), Enrico Octaviano (drummer), dan Tristan Juliano (keyboardist). Penonton pun kompak sing a long begitu "Hati dan Paru-Paru" dimainkan.
Tak heran jika job manggung di festival mereka selalu mengantre. Beberapa waktu lalu, grup ini bahkan terbang ke Korea Selatan. Lomba Sihir memperkenalkan musik mereka di sebuah festival musik yang turut mengundang puluhan musisi dari berbagai negara. Ditemui Popbela di backstage selepas tampil, mereka mengaku bersyukur bahwa apresiasi terhadap musik mereka turut datang dari negara lain.
"Kami surprised mereka memberikan energi yang sangat positif karena lagu-lagu kami semua menggunakan bahasa Indonesia, jadi mereka mendengarkan lagu kami cuma dari aransemennya aja, dari jogetannya aja di atas panggung. Kami melihat mereka juga joget-joget, loncat-loncat, mereka apresiatif banget. Dan itu nunjukin betapa musik itu benar-benar bahasa yang universal," ujar Natasha Udu dan Enrico Octaviano.
Hal yang tak tergantikan dari Indonesia
Meski begitu, manggung di festival musik Indonesia tetap memiliki tempat spesial di hati para anggota Lomba Sihir. Khususnya setelah set 45 menit mereka di Pestapora 2025, menyaksikan deretan penonton yang familier membuat mereka lebih nyaman saat tampil di atas panggung.
"Kita melihat wajah-wajah familier, temen-temen musisi, temen-temen kolektif, para Peserta Lomba Sihir (nama fanbase Lomba Sihir) juga yang dateng. Wajah-wajah barunya pun semua terlihat familier, jadi rasanya nyaman banget saat kami manggung," ungkap Natasha Udu.
Kesempatan manggung di Pestapora 2025 turut mereka manfaatkan untuk menyuarakan keresahan terhadap situasi negara yang berdampak kepada berbagai lini kehidupan. Terutama lewat lagu "Mungkin Takut Perubahan" dan "Nirrrlaba", liriknya sendiri telah mewakili betapa gamangnya menjalani kehidupan yang penuh ketidakpastian. Aksi enerjik empat musisi berbakat ini berhasil membuat penonton terlarut dan melampiaskan emosinya secara sehat lewat musik sebagai perantaranya.
Setelah Pestapora 2025, selanjutnya apa?
Setelah Pestapora 2025, Lomba Sihir tengah menyiapkan pertunjukan spesial yang menampilkan album kedua mereka, Obrolan Jam 3 Pagi, di beberapa acara. Karya yang dirilis 6 Mei 2025 lalu ini membuat nama mereka kian melejit berkat lagu "Ribuan Memori" hingga "Andai Saja".
Namun, jika tahun depan kembali diundang untuk menjadi lineup Pestapora dan berkesempatan terlibat dalam konsep Bertukar Lagu, Lomba Sihir sudah punya satu grup incaran. Mereka kompak menjawab Project Pop, grup co-ed legendaris yang lagu-lagunya telah menemani mereka bertumbuh.
"Karena kita udah dengerin Project Pop dari kecil dan kayaknya guyonnya mereka dan guyonnya kita masih bisa nyambung kalau dicoba," terang Tristan Juliano dan Rayhan Noor.
Popbela sendiri, sih, berharap banget kolaborasi Project Pop dan Lomba Sihir bisa terwujud suatu hari nanti. Kalau kamu, Bela?
