[EKSKLUSIF] Transformasi dan Perjalanan Baru Lim Ji Yeon di 'Nice to Not Meet You'

Dok. Prime

Lim Ji-yeon mengakui bahwa terjun ke genre romansa dalam Nice to Not Meet You menjadi pengalaman yang sama segarnya untuk dirinya maupun penggemar. Meski ia dan Lee Jung-jae (lawan mainnya dalam serial ini) belum sampai pada adegan paling cheesy dari naskahnya, ia justru sangat menantikan momen-momen itu.

"Kami memang belum sampai pada adegan atau dialog yang benar-benar cheesy atau cringy, meskipun memang, adegan-adegan itu akan datang nantinya. Tapi menurutku, justru hal-hal seperti itu yang menambah warna ke drama kami, karena drama ini pada dasarnya adalah tontonan yang sangat menyenangkan dan menghibur. Jadi aku sangat antusias dan menantikan saat harus syuting adegan-adegan itu," tuturnya.

Bagi Ji-yeon, justru elemen cheesy itulah yang memberi kehangatan dan daya tarik dari drama ini. Ia bahkan mengingat salah satu dialog pengakuan cinta tokohnya: “This is the first time that I developed feelings for someone unconditionally.”

Menurutnya, momen itu akan menjadi adegan emosional yang memperlihatkan sisi paling jujur dari Wi Jeong-shin, sekaligus memperkaya perjalanan romansa drama ini.

Dok. Prime

Ketika diminta memberi satu nasihat untuk karakternya yang sedang beradaptasi menjadi reporter hiburan, Ji-yeon menjawab dengan penuh empati. "Kamu sudah melakukan yang terbaik," katanya.

Ia memahami betul kekecewaan Jeong-shin yang terpaksa meninggalkan dunia politik untuk masuk ke ranah hiburan yang sama sekali asing. Namun baginya, justru perjalanan penuh rintangan itu yang membuat karakter ini menarik.

"Meskipun situasinya tidak sesuai dengan keinginannya, ia tetap melakukan pekerjaan itu dengan baik, dan itu sangat terlihat dalam perkembangan karakternya. Ia tumbuh, ia berkembang, dan ia benar-benar menunjukkan usaha yang besar dalam beradaptasi. Karena itu, satu hal yang ingin kukatakan padanya hanyalah kata-kata penyemangat 'kamu sudah melakukan yang terbaik'," jelasnya lagi.

Ji-yeon melihat Jeong-shin sebagai sosok yang bertumbuh tanpa mengeluh dan sebuah perjalanan yang ingin ia sampaikan sebagai bentuk dorongan bagi siapa pun yang sedang berada di fase hidup yang tidak mereka pilih.

Dok. Prime

Ketika berbicara tentang kemudahan bekerja dengan Lee Jung-jae—terutama karena mereka berada dalam agensi yang sama—Ji-yeon tak ragu mengakui bahwa hubungan kerja mereka terasa sangat natural.

"Menurutku kelebihan terbesar adalah kami tidak perlu memaksakan chemistry atau menghabiskan waktu untuk menjadi dekat, karena kami memang sudah dekat sejak awal. Aku merasa sangat nyaman bekerja dengannya, dan ia adalah seseorang yang sangat menerima apa pun yang kulakukan di depan kamera sebagai lawan mainnya," ujarnya.

Rasa nyaman itu tidak hanya lahir dari status mereka sebagai rekan satu agensi, melainkan juga karena mereka telah berteman cukup lama. Menurut Ji-yeon, hal ini membuat setiap adegan terasa lebih spontan, cair, dan jujur.

"Dan menurutku, hal itu bukan hanya karena kami berada di agensi yang sama, tapi juga karena kami sudah berteman cukup lama. Itu sangat membantu dan menjadi keuntungan besar bagi kami saat bekerja bersama," tambahnya. Kedekatan mereka pun tercermin kuat dalam dinamika karakter Jeong-shin dan Hyeon-jun yang bersahabat sekaligus saling mengguncang dunia satu sama lain. Duh, makin penasaran untuk menyaksikan episode demi episode-nya kan?

Dok. Prime

Lim Ji-yeon mengungkap bahwa salah satu tantangan terbesar adalah menggambarkan kompleksitas emosional Jeong-shin saat harus menerima demosi yang tidak ia inginkan. Di awal proses, Ji-yeon banyak menempatkan dirinya pada posisi Jeong-shin.

"Di awal, aku cukup fokus pada aspek kekecewaan itu. Aku mencoba menempatkan diri dalam posisinya dan membayangkan bagaimana perasaanku jika aku mengalami hal yang sama. Tapi seiring berjalannya cerita, tidak ada momen spesifik yang benar-benar menandai perubahan atau pertumbuhan dirinya," katanya.

Namun seiring berjalannya cerita, ia menemukan bahwa perkembangan Jeong-shin tidak terjadi dalam satu titik dramatik, melainkan berkembang secara natural. Ia mulai lebih fokus pada relasi Jeong-shin dengan Hyeon-jun dan perjalanan personal karakter itu sendiri.

"Perkembangan cerita dan emosi itu kemudian terjadi secara organik. Ceritanya menunjukkan bagaimana ia secara alami beralih ke peran barunya sebagai reporter hiburan dari pekerjaan sebelumnya. Dan hal itu terasa sangat natural bagiku, karena pada tahap berikutnya aku tidak terlalu fokus pada perubahan kariernya, melainkan lebih pada kisah pribadinya dan dinamika karakternya dengan Hyun-joon. Dengan fokus itu, justru muncul banyak ide baru tentang bagaimana aku memerankannya," jelasnya.

Perubahan halus ini membuat performanya terasa otentik dan sangat manusiawi. Membuat penonton ikut terhanyut dan percaya bahwa Lim Ji-yeon-lah yang mengalami hal ini dan bukannya Wi Jeong-shin.

Dok. Prime

Berbicara tentang harapan bagi penonton, Ji-yeon menekankan bahwa drama ini dibuat untuk dirasakan sepenuhnya.

"Aku hanya berharap kalian bisa banyak tertawa bersama kami, menangis bersama kami, dan menikmati drama ini sepenuhnya. Hubungan kedua karakter yang awalnya terasa seperti sesuatu yang nekat, cara mereka saling menyukai atau membenci, cara mereka bertengkar dan berbaikan, menurutku momen-momen seperti itu akan sangat relatable bagi banyak penonton," ungkapnya.

Ia percaya dinamika cinta-benci, pertengkaran-kedamaian, dan interaksi penuh kehangatan antara dua karakter utama akan menjadi sesuatu yang dekat dengan pengalaman banyak orang. Bagi Ji-yeon, kekuatan drama ini terletak pada hubungan yang terasa spontan, berani, dan kadang penuh kehebohan. Ia hanya berharap penonton bisa menikmati setiap dinamika emosionalnya seperti membaca jurnal perjalanan dua orang yang tidak pernah menyangka hidup mereka akan saling bersinggungan.

Dok. Prime

Ketika ditanya apakah ia lebih menyukai peran-peran intens masa lalu atau genre romcom seperti yang sedang ia mainkan, Ji-yeon menjawab dengan filosofi penuh ketenangan.

"Menurutku, ini bukan soal mana yang lebih kusukai atau mana yang lebih sulit. Bagiku, ini selalu tentang berada di momen itu. Karena sekarang, saat aku memainkan Wi Jeong-shin, aku hidup sebagai dirinya, aku mencoba berpikir seperti dia, menjadi dia, dan aku bisa mengatakan bahwa aku selalu paling bahagia saat menjalani karakter yang sedang kuperankan sekarang," jelasnya.

Baginya, tidak ada peran yang tidak menantang. Setiap karakter selalu membutuhkan dedikasi penuh, dan ia berusaha memberikan yang terbaik di setiap langkahnya.

"Menurutku, tidak ada peran yang tidak menantang. Jadi bagiku, ini selalu tentang karakter apa yang sedang kuperankan saat ini dan bagaimana aku bisa memberikan yang terbaik untuk memerankannya," tutupnya.