- Nasi tumpengNasi tumpeng menjadi makanan yang selalu ada dalam setiap perayaan adat tertentu, salah satunya tirakatan. Keberadaan nasi tumpeng tersebut melambangkan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sementara, jenis lauk pauk yang mengelilingi tumpeng disimbolkan sebagai Indonesia yang punya beragam suku, etnik, maupun budaya.
- Bubur merah putihTak hanya ada dalam acara selamatan saat ulang tahun, bubur merah putih juga sering dihadirkan dalam tirakatan. Bubur atau disebut juga dengan jenang dalam bahasa Jawa dianggap sebagai sebuah sajian yang erat kaitannya pada kehidupan manusia paling awal. Makna bubur merah putih ialah mempererat tali persaudaraan dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
- Ayam ingkungAyam ingkung merupakan olahan tradisional khas masyarakat Jawa yang biasanya disajikan pada kegiatan tertentu, seperti peringatan hari besar, upacara keagamaan, dan sebagainya. Nama ingkung sendiri diambil dari kata manengkung yang artinya berdoa pada Tuhan dengan kesungguhan hati. Adapun ayam yang digunakan biasanya adalah ayam jantan sebagai lambang menjauhkan diri dari kebiasaan buruk. Bentuk ayam yang meringkuk juga diartikan sebagai seseorang yang tawakal dan membersihkan diri dari segala dosa lewat memohon ampunan kepada Tuhan.
Tirakatan Adalah Tradisi Jawa, Ini Makna dan Asal-Usulnya

Malam tirakatan 17 Agustus menjadi salah satu tradisi yang banyak dilaksanakan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Acara ini biasanya dilakukan di RT, RW, atau komplek perumahan untuk memeriahkan malam kemerdekaan.
Hal yang dilakukan pada malam tirakatan adalah berkumpul bersama warga dan melakukan acara tertentu. Seperti apa tradisi malam tirakatan selengkapnya, lihat ulasan berikut ini.
1. Apa itu tirakatan?

Menurut definisi, tirakatan adalah istilah yang berasal dari kata bahasa Arab thariqat yang artinya proses perjalanan mencari kebenaran atau jalan yang benar.
Tirakat atau thariqat juga diartikan sebagai nilai kebenaran yang berisi nilai perjuangan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 16 Agustus malam atau malam hari sebelum HUT RI 17 Agustus.
2. Asal-usul tirakatan 17 Agustus

Di Jawa, tradisi malam tirakatan untuk menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ini sudah diadakan sejak masa Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Selain sebagai tradisi, tirakatan dalam falsafah budaya Jawa juga yang memiliki fungsi sosial.
Fungsi sosial itu antara lain adalah hadeping tekad (tekad kuat), cloroting batin (batin yang bersih dan bercahaya), sura dira jayaningrat lebur dening pangestuti (bersatu dan berkerja sama), dan sebagai laku untuk menempuh pangajab sih kawilujengan langgeng (keselamatan).
3. Tujuan tirakatan 17 Agustus

Adapun tujuan diselenggarakannya malam tirakatan adalah sebagai perenungan dan refleksi diri untuk memaknai kemerdekaan. Selain itu, acara ini juga menjadi bentuk rasa syukur atas kemerdekaan yang sudah diperoleh bangsa Indonesia.
Bukan hanya itu saja, di momen tirakatan para warga juga akan mendoakan para tokoh pahlawan yang sudah gugur. Acara yang mengumpulkan para warga di malam 17 Agustus ini juga menjadi ajang silaturahmi untuk seluruh warga.
4. Susunan acara tirakatan 17 Agustus

Mengenai susunan acara tirakatan, penyelenggara biasanya mengisi kegiatan dengan doa bersama, cerita sejarah, dan berbagai pentas seni.
Sebagian besar susunanan acara malam tirakatan 17 Agustus dimulai dari pembukaan, sambutan-sambutan, penampilan pentas seni, dan diakhiri dengan doa bersama. Biasanya para warga juga menyediakan tumpeng sebagai makanan wajib saat momen ini.
5. Makanan khas saat tirakatan

Pada saat acara tirakatan, biasanya disajikan pula beberapa makanan khas, antara lain:
Dari ulasan di atas, bisa disimpulkan kalau tirakatan adalah tradisi yang dilakukan pada malam hari menjelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Ada banyak acara yang dilakukan pada malam tirakatan, mulai dari sambutan hingga doa untuk para pahlawan yang telah gugur.


















