Kisah Bunayya Latifah, Dapatkan Beasiswa Kuliah dari Hafal Al-Quran

Sempat hampir menyerah karena tak nyaman

Kisah Bunayya Latifah, Dapatkan Beasiswa Kuliah dari Hafal Al-Quran

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bisa duduk di bangku perkuliahan dengan mudah mungkin menjadi kenikmatan siswa SMA tingkat akhir, apalagi bisa mengenyam pendidikan tinggi secara gratis. Setiap tahunnya, ada berbagai macam jalur masuk universitas yang dapat diikuti oleh calon mahasiswa.

Selama masa pendaftaran masuk universitas, seringkali kita mendengar berbagai kisah membanggakan maupun mengharukan. Salah satunya kisah Bunayya Latifah, seorang anak tukang sayur yang berhasil mengenyam pendidikan tinggi dengan bantuan beasiswa hafidzah Al-Quran.

Berikut kisah Bunayya Latifah selengkapnya yang sudah Popbela rangkum untukmu di sini.

Lanjutkan pendidikan di pondok pesantren

Kisah Bunayya Latifah, Dapatkan Beasiswa Kuliah dari Hafal Al-Quran

Bunayya Latifah merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya yang berhasil masuk lewat jalur beasiswa pada tahun 2022. Perempuan yang akrab disapa Naya itu berasal dari Tuban, Jawa Timur. Ia merupakan putri dari pasangan Marzuki dan Afifah yang masing-masing bekerja sebagai buruh bangunan dan pedagang sayur keliling.

Meski tak pernah bercita-cita menjadi hafidzah Quran, pencapaiannya menghafalkan Al-Quran 30 juz itu ia raih saat mengenyam pendidikan di pondok pesantren selepas lulus SMP. Melanjutkan pendidikan di pondok pesantren juga ia lakukan atas permintaan sang ibu. Meski awalnya menolak, namun Naya luluh dan menyetujui permintaan ibunya.

“Kalau kamu tidak bisa mengaji, nanti kalau bapak ibu meninggal siapa yang akan mendoakan?" ucap Naya menirukan kalimat sang ibu, dikutip dari laman resmi UM Surabaya.

Kesulitan beradaptasi

Belajar di pondok pesantren bukan hal yang mudah bagi Naya. Ia bahkan mengaku kesulitan beradaptasi dan hampir menyerah di tahun pertamanya belajar di Pesantren Modern Jatirogo Naya. Hal ini dikarenakan ia harus tinggal jauh dari orang tua serta pembelajaran yang sulit diterima karena penggunaan bahasa.

Ia juga harus mengikuti ekstrakurikuler wajib, yakni hafalan Al-Quran. Namun, di tahun kedua pembelajarannya, Naya mulai semangat mengejar ketertinggalannya berkat nasihat yang ia terima dari salah satu gurunya. Setelah 3 tahun belajar di pesantren, Naya berhasil lulus dengan mengantongi hafalan 4 juz Al-Quran.

"Tahun pertama akademik saya hancur, hafalan juga pas-pasan. Waktu itu rasanya ingin menyerah dan pulang saja ke rumah. Namun, kalau ingat kerja keras orang tua agar saya bisa bersekolah rasanya tak pantas mengeluh,” cerita Naya.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here