Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
housemaid-unit-250115-00429rc.jpg
Dok. Lionsgate/Daniel McFadden

Intinya sih...

  • 'The Housemaid' adalah film thriller psikologis yang menguliti trauma, luka batin, dan ketidakadilan perempuan.

  • Synopsis 'The Housemaid' mengisahkan asisten rumah tangga yang terlibat dalam dinamika keluarga Winchester yang penuh rahasia.

  • Film ini menunjukkan keberanian mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga dan dampak trauma jangka panjang terhadap perempuan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Duh, ini mah mirip film 'La Tahzan', tapi versi Hollywood aja. Kisahnya soal majikan yang selingkuh dengan asisten rumah tangga mereka karena menilai sang istri kurang mampu "melayani" suami.

Jujur, ini adalah pikiran pertama yang terbesit di otak saya saat melihat trailer The Housemaid. Premis yang begitu sederhana tanpa ada bumbu-bumbu apapun lagi membuat film ini mirip dengan La Tahzan besutan Sutradara Hanung Bramantyo. Mungkin asumsi awal saya tersebut langsung dibantah mentah-mentah oleh penggemar The Housemaid yang lebih dulu berkenalan dengan kisah ini melalui novelnya. Tapi yang jelas, untuk penonton awam, premis tersebut langsung melekat di ingatan saat pertama kali menyaksikan pratontonnya

Alih-alih menjadi drama domestik biasa, The Housemaid justru menyimpan makna dan pesan besar di baliknya. Film ini kemudian berkembang menjadi thriller psikologis yang perlahan menguliti trauma, luka batin, dan ketidakadilan yang kerap dialami perempuan. Setiap lapisan ceritanya dibuka sedikit demi sedikit, membuat penonton terus bertanya-tanya siapa yang sebenarnya menjadi korban dan siapa yang selama ini bersembunyi di balik topeng kesempurnaan?

Synopsis 'The Housemaid' (2025)

Millie Calloway (Sydney Sweeney) akhirnya bisa bernapas lega karena berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga untuk pasangan kaya raya dan tampak sempurna, Nina Winchester (Amanda Seyfried) dan Andrew Winchester (Brandon Sklenar). Rumah megah, tak pernah kekurangan makanan, pernikahan yang tampak harmonis, bahkan Millie mendapat kamar sendiri yang nyaman dan ponsel yang bisa ia gunakan setiap saat.

Namun, keadaan mulai terlihat janggal bahkan di hari pertama Millie bekerja. Temperamen Nina sangat berbeda sejak pertama kali bertemu, mood-nya berubah, bahkan ia sering lupa setelah memberikan Millie tugas yang sederhana sekalipun. Hal ini membuat atmosfer rumah menjadi menekan, penuh tanda tanya dan tak nyaman.

Seiring waktu, Millie terseret semakin dalam ke dinamika keluarga Winchester yang penuh rahasia. Hubungan antaranggota keluarga mulai menunjukkan sisi gelapnya, membuka lapisan trauma, manipulasi, dan kekerasan yang selama ini tersembunyi di balik citra sempurna. Sebenarnya, apa yang terjadi? Sejak kapan Nina memiliki temperamen ini? Apa penyebabnya?

The Housemaid
2025
4/5
Directed by Paul Feig
ProducerCarly Kleinbart, Paul Feig, Todd Lieberman
WriterRebecca Sonnenshine, Freida McFadden
Age RatingD17+
GenreDrama, Thriller
Duration131 minutes Minutes
Release Date23 December
ThemePsychological Thriller
Production HouseLionsgate
Where to WatchXXI Cinemas, CGV Cinemas
CastSydney Sweeney, Amanda Seyfried, Brandon Sklenar, Michele Morrone, Ellen Tamaki, Megan Ferguson, Brian D. Cohen, Indiana Elle, Amanda Joy Erickson

Trailer 'The Hosemaid' (2025)

Premis sederhana yang menipu penonton

Dok. Lionsgate/Daniel McFadden

Pada awalnya, The Housemaid terasa seperti kisah yang sudah sering kita temui. Seorang perempuan dengan kehidupan mapan, seorang suami yang tampak ideal, dan seorang asisten rumah tangga yang perlahan masuk ke dalam dinamika keluarga. Bahkan, kesan awalnya mengingatkan pada film-film melodrama tentang perselingkuhan yang pernah diproduksi di Indonesia.

Namun, seiring berjalannya cerita, film ini mulai menunjukkan arah yang berbeda. Konflik yang dihadirkan tidak berhenti pada isu moral semata, melainkan berkembang menjadi studi tentang trauma, manipulasi, dan relasi kuasa yang timpang. Penonton diajak untuk tidak buru-buru menghakimi karakter mana pun.

Justru dari kesederhanaan premis inilah The Housemaid berhasil menjebak penonton. Inilah bentuk cerdas dari penulisan naskah Rebecca Sonnenshine dan Freida McFadden. Kita dibuat merasa familiar, lalu perlahan digiring masuk ke dalam labirin cerita yang jauh lebih gelap dan tidak nyaman.

Perempuan, trauma, dan lingkaran yang sulit diputus

Dok. Lionsgate/Daniel McFadden

Salah satu kekuatan utama film ini terletak pada keberaniannya mengangkat isu kekerasan dalam rumah tangga dan dampak trauma jangka panjang terhadap perempuan. Trauma tidak digambarkan secara eksplisit saja, tetapi hadir dalam bentuk sikap, pilihan hidup, dan cara karakter-karakternya berinteraksi satu sama lain.

Film ini juga menunjukkan bagaimana trauma bisa membentuk seseorang, bahkan membuatnya melakukan keputusan yang sulit dipahami dari luar. Namun, The Housemaid tidak pernah menjadikan trauma sebagai pembenaran mutlak, melainkan sebagai konteks yang kompleks dan manusiawi.

Di titik inilah film ini terasa relevan dan reflektif. Ia mengingatkan bahwa menghentikan rantai trauma memang tidak mudah, tetapi bukan sesuatu yang mustahil. Kesadaran, empati, dan keberanian untuk melawan menjadi benang merah yang terus diulang sepanjang cerita.

Amanda Seyfried dan layer emosi yang membuat penonton terperangah

Dok. Lionsgate/Daniel McFadden

Penampilan Amanda Seyfried sebagai Nina Winchester menjadi salah satu aspek paling mencuri perhatian. POPBELA mengacungkan dua jempol untuknya karena ini adalah karakternya yang paling kompleks dan membuktikan diri bahwa ia tak ingin terus berada di zona nyaman.

Dalam film ini, Amanda tidak hanya memerankan satu emosi, melainkan membawa penonton melewati berbagai lapisan kepribadian yang saling bertabrakan. Dari sosok perempuan yang hangat dan tampak bersahabat, Nina perlahan berubah menjadi figur misterius yang mengundang rasa takut dan curiga.

Perubahan ini tidak terasa tiba-tiba. Justru detail-detail kecil dalam gestur, tatapan, dan intonasi suara membuat transformasi Nina terasa organik dan mengganggu dalam cara yang tepat. Penonton dibuat terus bertanya: siapa Nina sebenarnya?

Lewat karakter ini, Amanda Seyfried kembali membuktikan kualitasnya sebagai aktor yang mampu memainkan karakter kompleks dengan kedalaman emosi yang kuat. Nina bukan karakter yang mudah dicintai, tapi justru itulah yang membuatnya menarik dan terus membuat penonton penasaran.

Mempertanyakan kembali, rumah tangga sempurna itu yang bagaimana?

Dok. Lionsgate/Daniel McFadden

Seperti mengupas bawang, The Housemaid mengajak penonton membuka lapisan demi lapisan konflik yang tersembunyi. Mulai dari masa lalu Nina yang penuh luka, alasan di balik kehadiran Millie sebagai asisten rumah tangga, hingga kebenaran pahit tentang sosok Andrew Winchester yang tampak sempurna di permukaan.

Setiap pengungkapan terasa terukur dan tidak tergesa-gesa. Film ini memberi ruang bagi penonton untuk menyusun potongan-potongan cerita sendiri, sebelum akhirnya menyadari bahwa tidak ada satu pun karakter yang benar-benar bersih dari luka. Kita akan diajak menyelami masa lalu, membuat kita bersimpati terhadap masing-masing karakter untuk kemudian menentukan sendiri siapa yang patut mendapat simpati dan siapa yang pantas dihempas.

Pendekatan ini membuat film terasa memuaskan sekaligus melelahkan secara emosional. Namun, justru di situlah kekuatannya, karena kehidupan nyata pun jarang sekali hitam dan putih.

Woman support woman sebagai kekuatan film ini

Dok. Lionsgate/Daniel McFadden

Di balik segala kegelapan dan konflik, The Housemaid menyimpan pesan yang kuat tentang solidaritas perempuan. Film ini menunjukkan betapa pentingnya empati dan dukungan antarsesama perempuan dalam menghadapi sistem dan relasi yang sering kali tidak adil.

Perempuan dalam film ini belajar untuk melawan, bukan hanya demi keadilan, tetapi demi keselamatan dan martabat diri mereka sendiri. Konsep woman support woman tidak disajikan secara klise, melainkan lahir dari rasa sakit yang sama dan pengalaman yang saling terhubung.

Dengan plot twist yang rapi dan tidak mudah ditebak—terutama bagi penonton yang belum membaca versi novelnya—The Housemaid berhasil menjadi lebih dari sekadar tontonan kontroversial. Ia adalah pengingat bahwa cerita tentang perempuan, trauma, dan perlawanan selalu relevan, dan tak boleh dipandang sebelah mata.

Editorial Team