Sejak kecil, kita dibiasakan untuk menghormati orang tua, terutama ibu. Legenda Malin Kundang menjadi simbol abadi dari pesan moral ini—anak durhaka yang dikutuk menjadi batu karena menolak ibunya. Namun, bagaimana jika kita melihat kisah itu dari sisi sang anak? Apakah benar hanya karena durhaka, atau ada luka dan trauma yang tak terlihat selama bertahun-tahun?
Film Legenda Kelam Malin Kundang karya Joko Anwar bersama dua sutradara muda, Rafki Hidayat dan Kevin Rahardjo, membawa kita menjelajahi sisi manusiawi dari kisah klasik ini. Dengan membingkai narasi melalui karakter Alif, seorang seniman micro-painting yang berjuang mengembalikan ingatannya setelah kecelakaan besar, film ini menyajikan kombinasi antara drama, misteri, dan refleksi sosial yang mendalam. Penasaran? Mari simak informasi lengkapnya dalam artikel berikut ini, Bela!
