5 Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Dianggap Benar di Masyarakat

Kalian sadar tidak kalau kebiasaan ini salah?

5 Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Dianggap Benar di Masyarakat

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi di Indonesia sekaligus sebagai bahasa persatuan. Dengan bahasa Indonesia, orang dari sabang sampai merauke yang berbeda suku bisa saling berkomunikasi. Selain itu, bahasa Indonesia juga merupakan salah satu unsur kekayaan budaya bangsa.

Namun, sangat disayangkan. Tak sedikit rakyat Indonesia sendiri, yang lahir dan dibesarkan di Bumi Ibu Pertiwi tak menjaga bahasa Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia seenaknya dan tidak sesuai kaidah-kaidah yang berlaku, mengganti kosa kata baku dengan yang tidak baku, atau mencampur adukkan antara bahasa asing dan bahasa Indonesia. Akibatnya, muncul berbagai kesalahan dalam berbahasa Indonesia yang sudah ditoleransi oleh masyarakat. Sudah dianggap biasa, atau bahkan sedikit sekali orang yang tahu kalau kebiasaan tersebut salah.

Kesalahan berbahasa Indonesia yang ditoleransi, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan kata ganti kepunyaan"nya"

5 Kesalahan Berbahasa Indonesia yang Dianggap Benar di Masyarakat

Siapa namanya? Alamatnya di mana? Boleh tahu nomor teleponnya, nggak?

Itulah kalimat yang biasa digunakan kalau kita berkenalan dengan orang baru. Sekilas terlihat biasa saja. Tetapi, sebenarnya kalimat tersebut salah. Apa yang salah?

Dalam kalimat tersebut terdapat kata "namanya". Perlu diketahui, bahwa kata "-nya" adalah kata ganti kepunyaan untuk orang ketiga. Jika dalam bahasa Inggris sama dengan "his" atau "her". Jadi, sangat tidak etis apabila kita bertanya kepada orang kedua (kamu) tapi kita menggunakan kata ganti kepunyaan orang ketiga (dia).

Kalau kita artikan secara harfiah, maka artinya akan menjadi "siapa nama dia?". Terlihat, 'kan, kalau struktur kalimatnya salah? Bukankah tidak nyambung ketika kita bertanya kepada orang kedua, malah menggunakan kata dia. Seharusnya kita jeli. Apabila ada yang bertanya "siapa namanya", maka jawablah, "Nama siapa? Yang kamu maksud, dia siapa?" Barulah dijawab jika redaksi kalimatnya diperbaiki menjadi, "Siapa namamu?"

2. Kata "oke"

Oke, nanti kita ketemuan jam enam.

Kata "oke" sudah lazim digunakan di masyarakat. Mulai dari kalangan rakyat biasa sampai para pejabat negara. Kata "oke" biasanya digunakan saat kita menyetujui pernyataan orang lain.

Tahukah kamu, kalau kata "oke" sebenarnya bukan bahasa Indonesia asli? Kata "oke" sebenarnya merupakan bahasa Inggris yang jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya adalah "baiklah".

Sayangnya, masih banyak yang lebih senang menggunakan kata "oke" daripada baiklah. Padahal, yang merupakan identitas bangsa Indonesia adalah kata baiklah. Sayang, mayoritas masyarakat sudah melupakan kaidah tersebut dan menganggapnya sesuatu yang benar.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here