Review Film Ghost Writer: Sukses Bikin Takut, Capek dan Nangis Terharu

Spoiler alert!

Review Film Ghost Writer: Sukses Bikin Takut, Capek dan Nangis Terharu

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bicara tentang film Ghost Writer karya Bene Dion Rajagukguk, memang cukup bikin penasaran. Sebab, dari judul, aktor, dan latar belakang Bene yang dikenal sebagai komika, membuat pencinta film bertanya-tanya, ini beneran film horor banget atau horor konyol yang hanya bikin kita puas tertawa atau gimana nih?

Sebelum baca review ini, maaf ya buat yang belum nonton film Ghost Writer, artikel ini pasti ada spoiler-nya, sedikit aja sih sebenarnya.

Ide Cerita yang Unik dan Original

Review Film Ghost Writer: Sukses Bikin Takut, Capek dan Nangis Terharu

What if your ghost writer was a real ghost?’

Kutipan di atas adalah premis awal yang diterima para aktor film Ghost Writer. Saya saja mendengarnya langsung tertarik, begitu juga para aktor dan aktris, tak terkecuali Tatjana Saphira. Jujur aja deh ya, saya salah satu tipe yang doyan nutupin mata kalau nonton film horor, sebelum film dimulai, saya sama sekali nggak takut, “ah paling kocak doang nih film”.

Eh nggak tahunya saya salah, emang bener sih ya nggak boleh takabur! Soalnya dari pemilihan musik, penataan lampu, pemilihan rumah, benar-benar bikin saya takut (emang cemen juga mungkin ya?) tapi beneran deh, pas film baru dimulai, film Ghost Writer sukses bikin saya takut, bahkan sampai teriak kaget karena munculnya suatu wujud. Scene horornya memang mendominasi, nggak lebay dan pas banget.

Sial kan? Buat saya yang penakut ini agak malu juga, karena ternyata di adegan pertama ini, selain bikin saya ketakutan, film Ghost Writer juga punya seni melucu yang nggak basi. Habis capek deg-degan, eh dikasih banyolan yang bikin ketawa ngakak, bayangin deh gimana capeknya. Yah, walaupun sebelumnya saya sudah mewawancarai Tatjana kalau ternyata film ini adalah film keluarga yang punya pesan mendalam, tapi di menit pertama penasaran juga apa sih masalah hantu ini jadi gentayangan banget?

Tertawa diantara Kepedihan Mendalam

Selain capek tertawa dan menahan takut, akhirnya saya bisa nonton dengan tenang ketika di pertengahan film. Sebab Naya (diperankan oleh Tatjana Saphira) mulai memahami kenapa sang hantu yakni Galih (Ge Pamungkas) dan Bening (Asmara Abigail) mulai menakuti Naya dan adiknya, Darto (diperankan Endy Arfian), bahkan arwah gentayangan bernama Bening lebih agresif ingin menyakiti Naya dan Darto.

Semua ketegangan dimulai ketika Naya menemukan sebuah diary usang di loteng rumah kontrakan tempatnya tinggal. Ternyata diary itu yang membuat Naya tahu kenapa Galih sang pemilik rumah meninggal karena gantung diri. Setelah mengetahui alur cerita, sebetulnya saya cukup kagum dengan film Ghost Writer ini. Sebab, masih belum banyak film Indonesia yang mengangkat tema mental health issue yang menyebabkan seseorang memutuskan mengakhiri hidupnya. Ya, film ini memang nggak hanya sekedar bikin kamu tertawa geli saja, tapi juga menyentil hati karena sinopsis cerita.

Semua orang memang pasti ingin hidupnya bahagia, setiap anak dan orangtua juga punya tujuan membangun keluarga yang bahagia. Tapi Galih, hantu yang mempunyai diary ini merasa hidupnya penuh penyesalan dan tidak bisa merasakan kebahagiaan karena suatu hal. Begitu juga dengan adiknya, Bening. Hantu yang diperankan Asmara Abigail ini dibuat seolah menjadi hantu pemarah dan menyeramkan, karena semasa hidup dan matinya, Bening merasa tak bisa berbuat apa-apa ketika sang kakak membutuhkan kehadirannya.

Apakah Bening gantung diri juga? Well, nggak seru kalau spoiler lagi deh ya, yang jelas ada scene di mana Bening menjelaskan bagaimana pahitnya kehidupan kedua orangtua mereka setelah kehilangan kedua anak kandungnya. Kepedihan orangtua Galih dan Bening yang diperankan oleh Slamet Rahardjo Djaro dan Dayu Wijanto nggak diperlihatkan secara terus menerus dalam film, cukup muncul di beberapa scene dangan mimik dan script yang bisa membuat kita merasakan kesedihan mendalam, sudah sukses bikin saya nangis!

Rasanya sayang banget jika melewatkan film Ghost Writer. Selain kita bisa memahami kesedihan orangtua yang kehilangan anaknya, kita juga bisa merasakan seseorang yang lebih memilih mengakhiri hidupnya. Dari film ini kita bisa belajar, bahwa kita nggak bisa menilai rendah dan menyepelekan seseorang yang memutuskan mengakhiri hidup, pula nggak bisa mencibir keluarga yang ditinggalkan.

Benar kata Tatjana Saphira pada wawancara sebelumnya, kalau film Ghost Writer lebih dari sekadar film horor yang lucu. “Mungkin sekilas pure komedi, aku sudah nonton filmnya, the biggest take out adalah tentang keluarga, no matter where you go, no matter what, keluarga jadi yang terpenting dalam hidup. Pesan moral yang disampaikan dalam film ini ialah don’t give up, kalau ada niat jalannya pasti terbuka, asal terus mencari. Lalu, kadang untuk mencapai apa yang kita mau ada yang harus kita korbankan, it’s about letting go dan forgiveness, tapi pesan ini muncul bukan dari karakter aku sih, tapi dari karakter lain yang mencetuskan pesan moral dalam film ini,” kata Tatjana.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here