Profil Denada Tambunan, Kini Bangga dengan Penampilan Baru

Denada dikenal sebagai penyanyi, model, dan juga aktris yang telah memulai kariernya sejak tahun 1994. Lahir di Jakarta pada 19 Desember 1978, Denada tumbuh dalam keluarga yang juga akrab dengan dunia hiburan. Ibunya adalah penyanyi legendaris Emilia Contessa, yang menjadi salah satu inspirasi terbesar dalam hidupnya.

Meski sempat vakum untuk menyelesaikan pendidikan di Australia, Denada kembali ke Indonesia dengan semangat dan warna baru. Ia nggak hanya kembali sebagai penyanyi, tapi juga mulai merambah dunia akting dan menjadi presenter. Keberaniannya untuk terus bereksplorasi membuatnya tetap relevan di tengah dinamika industri hiburan.

Denada memang bukan sosok yang mudah menyerah. Di tengah tantangan hidup pribadi, ia tetap berkarya dan tampil profesional. Konsistensinya di dunia entertainment selama lebih dari dua dekade membuktikan bahwa ia adalah salah satu artis yang layak diperhitungkan.

Denada memiliki nama lengkap Denada Elizabeth Anggia Ayu Tambunan, dan ia dikenal dengan nama panggung Denada. Dengan usia 46 tahun, Denada menunjukkan bahwa usia bukan penghalang untuk tetap aktif, berprestasi, dan berpenampilan stylish.

Ia merupakan putri dari pasangan Emilia Contessa dan Rio Tambunan. Dalam keluarganya, Denada memiliki tiga saudara laki-laki. Pada 2012, Denada menikah dengan fotografer Jerry Aurum, dan dari pernikahan tersebut lahirlah putri mereka, Shakira Aurum.

Sayangnya, pernikahan tersebut tidak bertahan lama dan mereka resmi bercerai pada 2015. Namun, Denada tetap tegar dan penuh cinta dalam membesarkan Shakira, terutama ketika sang anak didiagnosa mengidap penyakit serius. Perjuangan Denada sebagai ibu tunggal mendapat begitu banyak simpati dan dukungan dari para penggemarnya.

Karier Denada dimulai dengan genre musik rap, yang kala itu cukup jarang digeluti perempuan. Album pertamanya Kujelang Hari (1994) dan Ini Album Gue (1997) menampilkan sisi energik dan edgy dari Denada muda. Ia menjadi pionir perempuan dalam musik rap Indonesia yang kala itu masih didominasi laki-laki.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Australia, Denada kembali ke industri musik dengan genre yang berbeda: dangdut. Album seperti One Stop Dangdut dan Call Me Dena menunjukkan kemampuannya beradaptasi dalam berbagai genre, dan sukses besar di pasaran. Ia juga memenangkan penghargaan MTV Indonesia untuk genre tersebut.

Nggak berhenti di situ, Denada memperluas kariernya ke dunia akting. Ia membintangi sinetron Hari-hari Mau, Nyari Bini, dan Cahaya Surga, serta film layar lebar seperti Kau dan Aku Cinta Indonesia dan Habis Gelap Menuju Terang. Denada benar-benar membuktikan bahwa dirinya adalah entertainer sejati.

Selama lebih dari dua dekade, Denada telah menelurkan banyak karya musik dari berbagai genre. Album pop awalnya seperti Kujelang Hari, Ini Album Gue, dan Awal Baru menunjukkan sisi personal dan jujurnya. Ia kemudian menantang dirinya lewat genre dangdut dan merilis One Stop Dangdut, Call Me Dena, dan Dangdut Gaul.

Setiap albumnya mencerminkan fase hidup dan perjalanan batin Denada. Dari lagu-lagu energik hingga yang menyentuh hati, Denada selalu berhasil menyampaikan emosi lewat musik. Bahkan, albumnya yang bertajuk Mae dan ST menunjukkan pendewasaan gaya bermusiknya.

Denada juga dikenal aktif merilis single. Beberapa di antaranya adalah "Bisa Gila, Kamu Memang Gila" (2012), "No Way" (2016), "Mercusuar" (2016), hingga "Lagu Batak" bersama JFlow (2021) dan "Pitik Gemoy" (2023). Ia nggak pernah takut bereksperimen dengan genre dan tema, yang membuatnya selalu fresh di mata publik.

Selain sebagai penyanyi, Denada juga dikenal dalam dunia film. Ia pernah terlibat dalam beberapa judul seperti Kau dan Aku Cinta Indonesia, Habis Gelap Menuju Terang, dan Bulan di atas Kuburan. Yang terbaru, ia tampil dalam film horor Bulan Darah yang menjadi debutnya di genre seram.

Kemampuan aktingnya yang alami dan penuh ekspresi menjadikan peran-perannya terasa hidup. Denada mampu membawakan karakter yang kuat dan relatable, terutama untuk peran-peran perempuan yang mandiri dan tangguh. Hal ini membuatnya dicintai bukan hanya sebagai penyanyi, tapi juga aktris.

Nggak hanya film layar lebar, ia juga bermain di sejumlah serial televisi seperti Jumirah ke Hollywood, Rahasia Ilahi, dan Cahaya Surga. Ia juga pernah jadi presenter untuk berbagai acara TV dan program reality show, termasuk DMD Panggung Rezeki dan juri di Amazing Dance Indonesia.

Kehidupan pribadi Denada sempat menjadi sorotan, terutama setelah ia memilih untuk fokus pada kesehatan putrinya, Shakira Aurum, yang mengidap leukemia. Ia bahkan rela berpindah negara untuk memberikan pengobatan terbaik bagi anaknya. Sikap ini membuat banyak orang menaruh simpati terhadapnya.

Ia membagikan kisah perjuangannya secara terbuka kepada publik, bukan untuk mencari simpati, tapi sebagai bentuk semangat dan harapan bagi orang tua lain yang sedang berjuang. Denada menunjukkan bahwa menjadi ibu tunggal bukan akhir dari segalanya, tapi justru awal dari perjuangan cinta yang luar biasa.

Dalam setiap langkahnya, Denada selalu menunjukkan sisi positif, tangguh, dan penuh kasih. Ia kini menjadi simbol kekuatan perempuan, yang tetap mampu berkarya dan menginspirasi meski menghadapi badai dalam kehidupan pribadi.

Itulah tadi profil Denada Tambunan. Ada lagi fakta menarik lainnya yang kamu tahu, Bela? Tulis di kolom komentar, ya!