Baek Se Hee adalah penulis Korea yang dikenal melalui bukunya I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki.
Ia meninggal pada usia 35 tahun pada Oktober 2025 dan mendonorkan organ-organ pentingnya.
Ia lahir di Goyang, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan dan merupakan survivor depresi selama 10 tahun.
Kabar duka datang dari penulis asal Korea Selatan, Baek Se Hee, yang dikenal melalui buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki. Kepergiannya mengejutkan banyak penggemar karena karya-karyanya selama ini telah menjadi inspirasi bagi mereka yang berjuang melawan depresi.
Tak hanya itu, rasa haru semakin terasa ketika diketahui bahwa sang penulis mendonorkan organ tubuhnya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Maka dari itu, profil Baek Se Hee dan perjalanan hidupnya semakin banyak dicari.
Nama lengkap: Baek Se Hee
Tanggal lahir: 25 Februari 1990
Tempat lahir: Goyang, Gyeonggi
Umur: 35 tahun
Pendidikan: Jurusan Sastra
Pekerjaan: Penulis
Meninggal: Oktober 2025
Membicarakan profil Baek Se Hee, ia lahir di Korea Selatan pada tahun 1990 dan dikenal sebagai penulis yang banyak mengeksplorasi isu kesehatan mental. Ia tumbuh dengan minat besar pada tulisan yang kemudian membentuk bakat dan juga kemampuan menulisnya yang andal.
Sejak muda, Baek Se Hee mengalami gangguan kecemasan dan depresi, bahkan hingga 10 tahun lamanya. Pengalaman ini menjadi catatan penting yang membuat karyanya lebih relate, terutama untuk pembaca yang mengalami hal sama.
Sebelum menjadi penulis terkenal, Baek Se Hee bekerja di perusahaan penerbit. Pengalamannya di industri ini membuatnya terbiasa menyusun kata hingga akhirnya ia percaya diri menuliskan pengalaman pribadinya.
Kariernya melejit setelah merilis buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki pada 2018. Buku tersebut menjadi best seller di Korea dan diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia dan Inggris. Kesuksesan ini membuka jalan bagi karya-karya lanjutannya dan menjadikannya figur penting dalam literatur self-healing modern.
Profil Baek Se Hee tidak terlepas dai fakta dan keberaniannya membagikan pengalaman pribadinya secara terbuka. Melalui kejujurannya, ia berusaha mengubah stereotip penderita mental illness di Korea. Buku berjudul I Want To Die But I Want to Eat Tteokbokki ini juga telah diterjemahkan ke 25 bahasa.
Selain itu, ia juga merupakan pecinta hewan, lebih tepatnya anjing. Ia sering membagikan momen kebersamaan dan juga potret-potret peliharaan dan berbagi tentang peran mereka yang berharga di hidupnya.
Baek Se Hee meninggal dunia pada usia 35 tahun. Kabar duka ini diketahui publik pada 17 Oktober 2025. Kepergiannya pun mengejutkan banyak orang, terutama para pembaca yang merasa terhubung dan terbantu dengan dengan kisahnya tersebut.
Melalui Korea Organ Donation Agency, diketahui bahwa ia mendonorkan organ-organ pentingnya seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal. Kabar duka ini juga dikonfirmasi oleh adik perempuan Baek Se Hee dalam siaran pers. Hingga kini, terhitung ada lima orang yang mendapatkan bantuan dari Baek Se Hee.
Mengetahui profil Baek Se Hee tidak lengkap rasanya apabila melewatkan berbagai buku yang telah dilahirkan selama hidupnya. Berikut adalah daftar karyanya yang patut kamu baca.
I Want To Die But I Want to Eat Tteokbokki (2018)
I Want To Die But I Still Want to Eat Tteokbokki(2019)
No One WIll Ever Love You as Much as I Do (2021)
I Want to Write, I don’t Want to Write (2022)
A Will from Barcelona (2025)
Demikianlah profil Baek Se Hee, penulis I Want To Die But I Want to Eat Tteokbokki yang meninggal dan mendonorkan organnya. Karyanya telah menjadi alasan bagi banyak orang bertahan hingga sekarang. Beristirahatlah dengan tenang.
Siapa Baek Se Hee?
Baek Se Hee adalah penulis Korea yang dikenal lewat buku I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki.
Kapan Baek Se Hee meninggal?
Kabar dukanya diketahui pada 17 Oktober 2025 pas ketika usianya menginjak 35 tahun. Organ-organ tubuhnya didonorkan kepada lima penerima.
Apa karya terkenal Baek Se Hee?
Karya terkenalnya termasuk I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki, sekuelnya, serta beberapa buku esai lain hingga 2025.