Popbela's Playlist: The Sophomores

Setelah lebih dari satu dekade sejak album debutnya, Fatin Shidqia akhirnya merilis album keduanya. Bertajuk Cerita Kita, juara ajang pencarian bakat X Factor Indonesia musim pertama ini menandai fase baru dalam perjalanan musiknya melalui karya yang lebih matang, jujur, dan terasa personal.

“Rasanya deg-degan saat akhirnya merilis album kedua di tahun 2025 ini, tapi juga ada rasa syukur dan senang karena masih dikelilingi penggemar yang selalu menanyakan karya terbaruku. Hal itu sangat berarti bagiku dan menjadi motivasi besar untuk terus berkarya,” ujarnya.

Bagi Fatin, album kedua ini terasa sangat istimewa karena ia terlibat pembuatannya secara penuh. Meski proses pengerjaannya memakan waktu lama dan berjarak 12 tahun dari album perdananya, ia merasa bertumbuh sebagai musisi. Tak sekadar merekan materi yang sudah jadi, ia belajar menulis lirik, mencari melodi, dan terlibat langsung dalam proses kreatifnya.

“Total 12 lagu di album ini. Ada beberapa lagu baru, tapi ada juga lagu lama yang aku masukkan untuk menjadi pengingat kalo album ini adalah karya pertamaku dalam belajar menciptakan lagu yang dibantu oleh musisi-musisi lain," lanjutnya.

Salah satu lagu yang menjadi fokus di Cerita Kita berjudul “Red Flag”. Ini adalah kali pertama bagi Fatin menulis lagu sendiri yang seluruhnya berbahasa Inggris. Lebih dari itu, baginya album ini adalah refleksi dari berbagai fase hidup yang ia jalani sekaligus menjadi sebuah janji yang akhirnya ia tepati. Penyanyi bersuara khas ini berharap, album ini bisa menjadi teman beraktivitas bagi para pendengarnya.

“Aku ingin lagu-lagu ini bisa menemani setiap momen hidup kalian. Kita tidak selalu berada di fase butterfly era karena pasti, terkadang, ada kejadian sedih juga. Tapi, percayalah, hal itu tidak akan bertahan lama dan kita nantinya akan kembali bahagia lagi. Jadi, Cerita Kita ini bukan cuma tentang hidupku saja, tapi tentang perasaan kita semua,” tutup Fatin.

Tracklist Cerita Kita:

Di hari ulang tahunnya pada tanggal 23 September 2025 lalu, Tiara Andini mengumumkan rencana perilisan album keduanya. Karya bertajuk Edelweiss itu akhirnya dirilis pada 17 Oktober lalu dengan total 8 lagu. Sang penyanyi menggunakan konsep anggun dan elegan dengan balutan busana putih bernuansa dreamy.

Edelweiss menjadi penanda perjalanan dalam karier musik dan kematangan seorang Tiara Andini, baik sebagai penyanyi maupun pencipta lagu setelah sukses dengan debut albumnya. Pendengar akan menemukan berbagai cerita tentang kesedihan, patah hati, romansa, yang menjadi cerita dalam setiap lagu di album ini.

Dalam mewujudkan album keduanya, Tiara Andini berkolaborasi dengan sejumlah produser dan pencpta lagu ternama yang karyanya kerap menduduki tangga lagu teratas, mulai dari Yovie Widianto, Laleilmanino, Andmesh kamaleng, BIANCADIMAS, S/EEK, serta Adrian Rahmat Purwanto. Tak ketinggalan, ia juga terlibat langsung dalam proses penciptaan tiga lagunya.

Edelweiss yang melambangkan cinta, perjuangan, keberanian, dan keabadian turut menjadi simbol perjalanan karier Tiara Andini. Jebolan Indonesian Idol musim kesepuluh ini melalui jalan yang tidak mudah dan butuh perjuangan untuk sepopuler sekarang. Oleh karena itu, ia berharap karyanya akan selalu abadi di hati para penggemar.

Tracklist Edelweiss:

Melanjutkan kesuksesan album fábula yang telah diputar sebanyak satu miliar kali di Spotify, Mahalini merilis album keduanya berjudul Koma,. Karya yang ia perkenalkan setelah hiatus untuk melahirkan ini menegaskan bahwa ia tidak akan berhenti bermusik, melainkan hanya mengambil jeda sejenak.

Koma, dirilis pada 30 Oktober 2025 dengan total 10 lagu. Ia memperkenalkan 7 lagu baru di samping 3 lagu yang sudah ia rilis sebagai single sebelumnya, yaitu "Mati-Matian", "Sampai Menutup Mata", dan "Mencintaimu - (From: 2nd Miracle In Cell No. 7)".

Dengan karakter vokal dan penghayatan yang sudah menjadi ciri khasnya, Mahalini mengajak pendengarnya merefleksikan makna tanda koma dalam hidup. Menurutnya, mengambil jeda adalah fase yang wajar dilalui dan ia berharap masa ini tak disalahartikan sebagai "titik".

"KOMA akan selalu ada untuk hidup manusia yang bergelimang cerita. Maka gapailah mimpimu setinggi-tingginya hingga semua orang mengenangmu sampai telapak kakimu seolah tak menyentuh dunia," tulis Mahalini di salah satu unggahan Instagram yang menceritakan tentang proses penciptaan album ini.

Tracklist Koma,:

Ada album favorit kamu dari Popbela's Playlist: The Sophomores ini, Bela?