'Ketika Berhenti di Sini', Angkat Soal Proses Kehilangan yang Mendalam

Karya terbaru Umay Shahab dan Prilly Latuconsina

'Ketika Berhenti di Sini', Angkat Soal Proses Kehilangan yang Mendalam

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Bohong rasanya kalau kita nggak pernah merasakan kehilangan dalam hidup. Apapun bentuknya, kehilangan tetap menjadi momen yang menyakitkan dan tak sedikit menyisakan trauma bagi mereka yang pernah merasakan.

Proses penerimaan kehilangan inilah yang menjadi benang merah untuk film Ketika Berhenti di Sini karya terbaru Umay Shahab dan Prilly Latuconsina. Bagaimana kisah ini dan siapa saja aktor yang bermain di dalamnya? Simak selengkapnya berikut ini.

Berkisah soal kehilangan yang dirasakan Umay Shahab

'Ketika Berhenti di Sini', Angkat Soal Proses Kehilangan yang Mendalam

Premis awal dari film Ketika Berhenti di Sini adalah kisah personal dari sang sutradara, Umay Shahab. Ia mencurahkan perasaan kehilangannya karena baru saja ditinggal untuk selamanya oleh sang kakek ke dalam bentuk film yang ia garap ini.

"Ide ini berawal dari kisah dari seseorang yang ada di hidup saya. Dia sudah tidak bisa lagi komunikasi dengan orang yang ia sayangi karena orang tersebut sudah tiada. Lalu muncul pertanyaan di kepala saya, bagaimana jika suatu saat nanti ada sebuah teknologi yang bisa menghubungkan kita kembali dengan mereka yang sudah tiada. Walaupun tidak dengan raga seutuhnya, tidak dalam rasa seutuhnya, tapi kita memiliki kesempatannya," ungkap Umay Shahab ketika ditanya mengenai ide dasar premis cerita dari film Ketika Berhenti di Sini.

Umay Shahab banyak mengambil peran di balik layar untuk film ini

Selain berperan sebagai sutradara dan produser, Umay Shahab juga menjadi penulis ide cerita dari film ini. Bekerja sama dengan penulis skenario berpengalaman, Alim Sudio dan tim kreatif Sinemaku, Umay mengeksplorasi dan mengembangkan idenya menjadi kisah yang segar untuk film terbarunya ini.

"Saya mengeksplorasi rasa kehilangan. Karena berangkat dari premis ‘bagaimana manusia berdamai dengan kehilangan'. Tidak mudah untuk kita semua berdamai dengan kehilangan kita sendiri, bagaimana kita menghadapi semua rasa lelah kita dengan kehilangan. Jadi sebenernya lebih kepada explorasi rasa rasa itu yang saya ingin tahu lebih dalam. Saya baru kehilangan kakek saya, di mana saya tidak tahu rasa kehilangan sebelumnya. Mungkin pengalaman itu dan juga pembuatan film ini adalah proses saya dalam pencaritahuan rasa rasa tersebut. Film ini juga merupakan tabulasi dari cerita temen-temen saya yang pernah mengalami kehilangan," jelas Umay.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here