#IAMREAL: Tak Perlu Pencitraan, Danilla Riyadi Sampai Nyaris Diboikot

Dan musik membuatnya bebas jadi diri sendiri

#IAMREAL: Tak Perlu Pencitraan, Danilla Riyadi Sampai Nyaris Diboikot

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Seperti musisi lainnya, perjalanan karier musik Danilla Riyadi mengalami siklus yang hampir serupa. Ngeband dari cafe ke cafe, membuat lagu sendiri, rekaman, dan merilis album. Namun yang membuat perempuan kelahiran 12 Februari 1990 ini berbeda adalah kebebasannya dalam bermusik dan saat tampil di atas panggung. Ketika tampil di panggung, Danilla bisa bebas bertransformasi menjadi diri sendirinya. Saking bebasnya, ia bahkan sampai diboikot!

Apa alasannya hingga Danilla diboikot setelah tampil di sebuah panggung festival musik? Simak perjalanan karier Danilla Riyadi berikut ini.

Musik dan Lagu Sebagai Media Curhatnya

#IAMREAL: Tak Perlu Pencitraan, Danilla Riyadi Sampai Nyaris Diboikot

“Aku tertarik untuk terjun ke dunia musik karena awalnya aku senang mendengarkan musik. Terus tiba-tiba aku memutuskan untuk menyanyi dan saat aku nyanyi ternyata orang-orang banyak yang suka,” kata Danilla, membuka pembicaraan bersama Popbela kala itu.

Musik memang sudah menjadi dunia Danilla sejak kecil. Darah musisi memang mengalir di diri Danilla. Ibunya Ika Ratih Poespa, serta dua pamannya, Dian Pramana Poetra dan Henry Restoe Poetra merupakan musisi di tahun 80-an. Tak heran jika musik sudah sangat melekat di diri Danilla.

Saking cintanya, Danilla bahkan menggunakan musik dan lagu sebagai media curhatnya. Melalui musik, ia bebas mengungkapkan semua pikiran, khayalan, bahkan keresahan hatinya secara lebih gamblang.

“Sebetulnya saat menulis lagu aku memang nggak ada maksud lain selain sebagai media aku untuk curhat aja sih. Menurutku semua manusia itu sama. Mereka pasti punya titik terendah, dan aku cuma mau kasih tahu ya itu wajar. Kalau kamu sedang down, curhat aja supaya lega. Jadi ya lagu-lagu aku itu pure curhat aja. Nggak ada secara signifikan nanti pendengarnya harus nangkepnya kayak gimana. Nggak ada. Kalau aku sih, kayak nih gue mau curhat ya dengerin ya,” jelas Danilla.

Meski baru berani menuliskan lagunya sendiri di album keduanya, yakni Lintasan Waktu, bukan berarti di album pertama ia menerima begitu saja lagu yang dinyanyikannya. “Hampir semua lagu di album pertama itu ditulis oleh Lafa Pratomo. Jadi aku lebih ke menginterpretasikan apa yang ada di dalam karyanya dia,” katanya.

Dari semua lagu yang ia tulis di album Lintasan Waktu, ada satu lagu yang menurutnya punya makna paling mendalam, yakni Dari Sebuah Mimpi Buruk. Lagu tersebut ia buat setelah mengalami mimpi buruk.

“Biasanya kan kalau lagu itu dibuat dengan diksi yang dipilih banget, yang seapa mungkin gitu. Tapi ini nggak. Lirik ini seperti ngobrol gitu. Di lagu ini juga aku merasa sangat percaya diri untuk menulis lirik sendiri tanpa banyak revisi.”

Mau mendengar bagaimana lagu Dari Sebuah Mimpi Buruk itu, Bela? Cek video berikut ini ya.

Bebas Bikin Danilla Nyaris Diboikot!

Sebagai musisi indie, Danilla bebas mengungkapkan perasaan di lirik lagunya. Ia juga bebas menginterpretasikan lagunya saat tampil di atas panggung. Saking bebasnya ia bahkan sering merokok di atas panggung. Penasaran, Popbela pun bertanya, apakah ia tidak takut mendapat image buruk dari para pendengarnya saat merokok di atas panggung?

“Aku juga merasa bahwa pendengar dan penikmat musikku adalah orang-orang yang pintar. Kalau sampai ada yang salah mengartikan saat aku merokok di atas panggung, ya berarti orang itu bukan pendengar musik aku. Aku sangat percaya bahwa pendengar dan penikmat musikku sangat bisa memilah-memilih mana yang boleh dilakukan dan mana yang nggak dan mereka juga pintar memfilternya. Jadi ya aku cuek-cuek aja. Jadi diri sendiri aja karena mereka pasti nggak akan mempermasalahkan hal sekecil itu,” jelasnya.

Meski nggak peduli dengan omongan orang lain soal image buruk dirinya, bukan berarti Danilla nggak pernah mendapatkan protes dari pihak lain lho. Ia bahkan sampai diboikot oleh kelompok perawat lantaran dianggap melecehkan profesi tersebut saat sedang manggung di sebuah festival musik.

“Saat itu aku pakai baju suster gitu. Memang saat itu konsepnya kita dibebaskan untuk memakai baju apapunlah. Aku punya baju dress putih dan langsung kepikiran yaudah deh jadi suster aja. Terus di panggung aku tampil dan merokok. Itu langsung deh jadi kontroversi para suster-suster itu. Mereka bilang aku melecehkan profesi katanya,” kata Danilla.

Mendapat peringatan berupa boikot tersebut, Danilla menjelaskan bahwa dirinya sama sekali nggak ada maksud untuk melecehkan profesi apapun. Ia justru menghargai setiap pendapat dan perspektif orang lain yang berbeda dengan dirinya.

“Ya memang perspektif orang itu banyak. Aku juga tidak menyalahkan mereka yang berpikir kalau apa yang aku lakukan itu melecehkan profesi. Tapi, yang perlu diingat, ketika semua ada di atas panggung, semua itu hanya pertunjukkan. Makanya aku juga nggak ngerti ya, seharusnya mereka para perawat cukup pintar untuk berpikir ke arah sana.”

Dari kejadian itu, Danilla semakin berkeyakinan bahwa dirinya nggak mau dilihat hanya karena penampilannya saja. Tapi, ia ingin dilihat secara keseluruhan, terutama dari musiknya.

 

Photo credit:

Photographer: Michael Cools

Asst. Photographer: Rahmadina Aina Saraswati

Makeup & Hair: Engelina Inez

Stylist: Ivan Teguh Santoso

Fashion Editor: Michael Richards

Wardrobe: RANI HATTA (Pantsuit), Nike (Sports bra)

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here