9 Karakter Winnie The Pooh Ini Mengidap Gangguan Kesehatan Mental

Sebuah kebenaran atau hanya sekadar kebetulan?

9 Karakter Winnie The Pooh Ini Mengidap Gangguan Kesehatan Mental

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Winnie The Pooh, menerbangkan kembali memori-memori masa kecil ketika menyaksikan tingkah lucu beruang kuning berbaju merah yang sangat terobsesi madu bersama dengan karakter-karakter lain di dalamnya. 

Sebelum berkembang menjadi film animasi, Winnie the Pooh tadinya adalah sebuah buku cerita bergambar yang diciptakan oleh A.A Milne, dengan seorang ilustrator EH Shepard. Buku yang menghadirkan berbagai karakter binatang dengan keunikannya masing-masing.

Namun, di tahun 2000 sebuah jurnal "Pathology in the Hundred Acre Wood" menggemparkan dunia maya terkait hasil penelitian yang mengatakan bahwa setiap karakter di Winnie the Pooh memiliki gangguan kesehatan mental.

Penasaran akan hal tersebut? Gangguan mental seperti apa yang diidap Pooh, Piglet, Tigger, dan kawan-kawan? Simak terus artikel berikut ini, ya Bela.

1. Winnie the Pooh: eating disorder

9 Karakter Winnie The Pooh Ini Mengidap Gangguan Kesehatan Mental

Beruang kuning bertubuh gempal ini bernama Pooh. Pooh seperti yang digambarkan adalah seekor beruang madu yang sangat menyukai madu. Hal yang wajar karena memang makanan utamanya adalah madu. Namun, Pooh berbeda.

Jika diperhatikan hampir di setiap episode, Pooh selalu memakan madu secara berlebihan. Hingga nggak jarang Pooh sering kali merepotkan teman-temannya hanya untuk memuaskan rasa laparnya terhadap madu.

Melihat kecenderungan tersebut, banyak yang beranggapan bahwa Pooh mengidap penyakit eating disorder atau gangguan makan. Salah satu cirinya adalah tidak dapat mengontrol rasa lapar, sehingga penderitanya akan terus merasa lapar.

Mengejutkannya lagi, Pooh bukan hanya mengidap gangguan makan, melainkan ia juga terobsesi terhadap madu yang ia lakukan dengan menimbun dan menyembunyikan madu yang akan ia makan secara tersembunyi. 

Tubuh Pooh yang gempal disinyalir sebagai gambaran orang-orang yang menderita penyakit gangguan makan, yakni obesitas. Ketidakmampuan Pooh saat berlari dan memanjat makanan juga salah satu cirinya. 

Sebuah fakta mengatakan bahwa gangguan yang diderita Pooh ditimbulkan karena kesepian yang Pooh rasakan kala bersaing untuk mendapatkan persahabatan. Terbukti dengan perilaku Pooh yang selalu memakan madunya ketika dirinya tidak bersama dengan teman-temannya, Pooh berusaha mengisi kekosongan yang disebabkan tidak adanya perhatian dari orang lain. Waw, mengejutkan sekali.

2. Piglet: anxiety disorder

Babi kecil berwarna merah muda, salah satu sahabat Pooh digambarkan sebagai seseorang yang mudah merasakan ketakutan dan kecemasan berlebihan. Jelas ini menunjukan perilaku anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Gangguan ini akan menyerang ketika mereka dihadapkan pada hal-hal baru dan sesuatu yang asing. Itulah yang Piglet rasakan setiap akan memulai petualangan baru bersama dengan teman-temannya.

Penggambarannya sebagai babi mungil dan kecil kemungkinan berkontribusi pada sifatnya yang cemas, rapuh, dan penakut ini. Tahukah kamu bahwa kecemasan yang melekat pada Piglet juga dipengaruhi karena Piglet merupakan hewan mamalia yang tinggal di alam liar, yang merupakan bagian dari rantai makanan yang ada di hutan. Pertahanan melindungi diri dari pemangsa adalah naluri alami yang dimilikinya.       

Piglet sering meringkuk ketakutan bahkan ketika saat-saat tidak mengancam, bahkan Piglet kerap mengalami gangguan tidur yang merupakan ciri dari penyakit mental yang dialaminya.

3. Eeyore: dysthymia disorder

Eeyore pertama kali muncul dalam buku 1926 Winnie-the-Pooh oleh Milne. Satu-satunya masalah yang dihadapi Eeyore adalah ekor pitanya yang bisa terlepas, tampaknya menyebabkan beberapa masalah. Kata "depresi" atau "depresi" tidak muncul dalam cerita asli Milne, tetapi penampilan pertama Eeyore cukup jelas menggambarkan kondisinya.

Eeyore, keledai abu-abu yang dikenal karena sikapnya yang terus-menerus suram, sedih, dan tertekan. Terdengar dari intonasi suara yang lemas tak bersemangat, tergambarkan dari postur tubuhnya dengan kepala yang selalu tertunduk, matanya yang sendu, dan kata yang kerap ia lontarkan, “terima kasih telah memperhatikan saya”. 

Banyak yang beranggapan bahwa Eeyore mengidap gangguan depresi, Major Depressive Disorder. Namun, melansir Melgazine seorang profesor psikologi bernama Caleb Lack, mengatakan sikap Eeyore lebih merujuk pada kondisi yang dinamakan distimia.

Dysthymia adalah jenis depresi yang ditandai dengan depresi tingkat rendah yang cukup stabil, yang berbeda dengan Major Depressive Disorder, di mana orang memiliki episode depresi yang mungkin berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tetapi kemudian episode itu akan mereda.

Namun, dibalik teori tentang kesehatan mental yang diderita, Pooh dan kawan-kawan selalu mengikutsertakan Eeyore disetiap petualangan yang mereka lakukan. Kesetiaan Eeyore memenangkan hati teman-temannya.

4. Owl: dyslexia dan short-term memory loss

Burung hantu tua, Owl adalah karakter yang digambarkan paling cerdas. Namun, jika diperhatikan Owl kerap kali kesulitan mengingat informasi, ia pun sering kali salah mengeja dan membaca kata-kata. Gejala yang ditunjukan Owl disinyalir sebagai gejala kehilangan memori jangka pendek. Owl cenderung melupakan hal-hal secepat dia mengatakannya.

Owl juga diduga mengalami disleksia atau gangguan yang membuat otak kesulitan dalam mengelola bahasa, penderitanya biasanya mengalami kesulitan membaca dan mengeja. Contohnya pada episode Pooh's Grand Adventure ketika dia salah mengira kata “school” yang ditulis menjadi “skull”.

5. Tigger: attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD)

Bersemangat dan lincah adalah karakter yang mungkin paling disukai kebanyakan anak kecil. Itulah yang digambarkan A.A Milne ke dalam sosok Tiger. Harimau lincah yang punya pegas di ekornya. 

Tigger adalah teman harimau Pooh yang ceria, bahagia, tidak bertanggung jawab, dan terkadang membuat masalah. Dia suka memantul, terutama memantul pada orang lain. Dia energik, ramah, suka bersenang-senang dan terlalu percaya diri. Seringkali, Tigger menyebabkan lebih banyak kekacauan daripada kebaikan. Namun, Tigger juga terbukti tangguh, tak kenal takut, optimis, dan banyak akal.

Tigger dianggap mengalami Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), suatu keadaan ketika seseorang tidak bisa memusatkan perhatian, serta berperilaku impulsif dan hiperaktif. Ketidakfokusan serta asyik dengan dirinya sendiri membuat Tigger beberapa kali tidak mampu menyelesaikan masalah.

Seseorang dengan ADHD juga cenderung impulsif, melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibat yang dilakukan, mereka selalu meyakini bahwa mereka bisa melakukan apa saja. 

Di balik ADHD yang dianggap diderita Tigger, kenyataannya Tigger adalah penggambaran yang sesungguhnya dari seekor harimau. Harimau jarang duduk diam dan selalu digambarkan berlari, memanjat, atau gelisah ketika berada di alam bebas.

6. Rabbit: obsessive compulsive disorder (OCD)

Rabbit, karakter kelinci paling ramah, tetapi mudah tersinggung di seri Winnie The Pooh. Kelinci yang satu ini percaya bahwa dialah hewan yang paling pandai di Hundred Acre Wood. Rabbit selalu bersikeras melakukan sesuatu dengan caranya sendiri, dan terobsesi dengan aturan, perencanaan, dan ketertiban.

Di sebagian besar episode dan adegan film yang melibatkan Rabbit, ia terlihat merawat rumahnya yang sudah bersih dan melindungi kebunnya dari orang-orang yang dapat merusaknya. Ia juga selalu menyimpan setiap sayurannya secara simetris di kebunnya.

Akibat perilakunya tersebut Rabbit kerap kali bertindak kasar kepada teman-temannya yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ia buat. Dia juga memiliki temperamen yang pendek dan dapat bertindak kasar atau tidak berperasaan kepada orang lain, meskipun tidak dengan sengaja.

Penggambaran tersebut menyakinkan banyak orang bahwa Rabbit diduga menderita    

gangguan obsessive compulsive disorder (OCD). Gejala OCD yang diperlihatkan Kelinci adalah ketakutan akan kontaminasi atau kotoran, menjaga segala sesuatunya tetap teratur dan simetris.

7. Kanga: social anxiety disorder

Kanga, sosok kangguru yang hidup sebagai orang tua tunggal, dengan anaknya yang bernama Roo. Sebagai seorang orang tua, Kanga begitu protektif terhadap Roo, ia begitu cemas ketika Roo keluar dari kantungnya dan berkeliaran. Kanga mengapa dunia luar sangat berbahaya bagi anak satu-satunya tersebut. 

Kecemasan terhadap anaknya melambangakan gangguan kejiwaan yang dinamai Social Anxiety Disorder. Ini terbukti dalam pendekatan yang dia miliki dengan Roo karena dia terlalu protektif sampai-sampai tidak mengizinkan Roo membuat keputusan untuk dirinya sendiri dan dia memiliki ketakutan yang tidak realistis untuk keselamatan Roo.  

Melansir IPL, kecemasan sosial yang diidap Kanga bisa terjadi karena dia adalah seorang ibu tunggal dan tidak memiliki pasangan untuk mendukungnya. Oleh karena itu dia mencengkeram satu-satunya orang yang dia miliki, membuat Roo terselip erat di dalam kantongnya.

8. Roo: Autism

Mungkin selain berperan sebagai orang tua tunggal, salah satu alasan Kanga terlalu menjaga anaknya karena Roo mengidap autism. Hal tersebut dibuktikan ketika Roo seringkali tidak merespon dan mengabaikan peringatan yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Roo kerap kali mendekati bahaya seakan tidak akan ada kejadian aneh yang menimpanya. 

Namun, teori tentang Roo yang mengidap autism masih diragukan, beberapa orang percaya tingkah yang digambarkan oleh Roo adalah murni cerminan sifat anak-anak yang kerap melakukan hal-hal yang ceroboh.

9. Christopher Robin: schizophrenia

Christopher Robin adalah satu-satunya karakter manusia dalam serial Winnie the Pooh. Dalam karakternya Robin dikenal karena kepribadiannya yang ceria dan penyayang dan merupakan seseorang yang dihormati dan dipedulikan oleh Pooh dan teman-temannya. 

Kalau melihat dari kacamata psikologis, semua karakter sahabat Robin merupakan boneka binatang, beranggapan bahwa Pooh dan kawan-kawan hanyalah imajinasi yang diciptakan oleh Robin. Muncul dugaan bahwa Robin mengalami skizofrenia yang membuat penderitanya tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi.

Di luar itu semua, tahukah kamu bahwa Christopher Robin merupakan nama anak laki-laki AA Milne, pencipta Winnie the Pooh. Sebelum Disney dan Winnie-the-Pooh, ada Christopher Robin yang sebenarnya: seorang anak laki-laki dengan boneka beruang. Dia adalah putra penulis AA Milne, dan dia dan boneka beruangnya "Winnie" akan menginspirasi salah satu karakter anak-anak terhebat yang pernah ada.

Meskipun dugaan kuat terkait karakter-karakter Winnie the Pooh yang mengidap gangguan mental, A.A Milne belum pernah mengkonfirmasi akan kebenaran hal tersebut. 

Di balik teori-teori terkait gangguan mental yang dimiliki setiap karakter, Winnie the Pooh tetap memberikan sajian yang menghibur dan berbagai hal yang bisa diambil di setiap petualangan Pooh bersama kawan-kawannya. 

Dari ke-9 karakter di atas mana yang jadi karakter favoritmu Bela?

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here