Langsung dari Pakarnya, Ini 5 Mitos Mental Health yang Perlu Diketahui

Jangan terburu mendiagnosa, ya!

Langsung dari Pakarnya, Ini 5 Mitos Mental Health yang Perlu Diketahui

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Kamu tahu betul siapa dirimu. Setidaknya, kamu mengenal namamu, hal-hal yang kamu sukai hingga yang kamu tidak sukai. Namun, pada akhirnya, ada beberapa hal yang terkadang membuatmu cukup penasaran mengenai dirimu sendiri, bukan?

Khususnya dalam ranah mental health issue yang sangat penting. Misalnya, kamu cukup perfectionist sehingga kamu pun berpikir, "Mungkinkah aku  mengidap OCD?" Atau mood-mu cenderung berubah-ubah, jadi kamu mempertanyakan, "Apa ini gejala bipolar disorder?"

Eits, belum tentu, Bela! Melansir dari Science Insider, beberapa ahli di bidang psikologi menguak beberapa hal yang kerap dijadikan sebagai mitos terkait mental health. Sehingga hal tersebut membuat orang-orang terlalu cepat menarik kesimpulan. Mitos apa saja, ya? 

Mitos pertama: perfectionist itu OCD

Langsung dari Pakarnya, Ini 5 Mitos Mental Health yang Perlu Diketahui

Berbicara mengenai mental health, kamu pasti cukup familiar dengan istilah OCD yang merupakan singkatan dari obsessive-compulsive disorder. Yup, pada umumnya, istilah ini seringkali dikaitkan dengan sikap seseorang yang terlalu bersih, rapih, atau perfectionist.

Tahukah kamu? Melansir dari situs resmi American Psychiatry Association, OCD nyatanya fokus pada kecenderungan seseorang yang selalu terdorong untuk terus melakukan sesuatu secara berulang-ulang. Entah mengecek sesuatu, mencuci tangan, dan lainnya.

Seorang pakar psikolog bernama Dr. Laura Goorin asal Amerika Serikat menekankan, bahwa seseorang yang menyukai keadaan yang bersih dan rapih belum tentu mengidap OCD. Katanya, "mereka hanya suka kebersihan, sangat berbeda dari OCD."

Dalam penjelasannya, penderita OCD ditandai dengan kecenderungan yang selalu terobsesi memikirkan sesuatu, sehingga sulit untuk menahannya dari tindakan. Jika tidak dilakukan, penderita OCD dapat mengalami rangkaian masalah seperti cemas, takut dan lainnya.

Mitos kedua: schizophrenia memiliki banyak kepribadian

Kedua matamu mungkin pernah menyaksikan sebuah film berjudul Split (2016) yang memperkenalkan seorang karakter pria dengan banyak kepribadian. Umumnya, orang-orang menduga bahwa kondisi tersebut dialami oleh seorang pengidap schizophrenia.

Melansir dari situs resmi Mayo Clinic, schizophrenia adalah gangguan mental dengan gejala mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, serta perubahan perilaku dalam jangka waktu panjang. Sehingga, sering disalah-artikan dengan berkepribadian banyak.

Padahal, perilaku yang dapat ditunjukan berbeda-beda tersebut merupakan kecenderungan penderita yang suka memisahkan dirinya dari realita. Atau dapat dikonklusikan bermain dengan halusinasi. Setidaknya itulah penjelasan Dr. Laura Goorin kepada Science Insider.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here