Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Popbela lainnya di IDN App
instagram.com/indonesia.summit
instagram.com/indonesia.summit

Intinya sih...

  • Sosial media sebagai wadah konten yang beragam

  • Keanu menekankan pentingnya keaslian dalam konten

  • Viralitas bukanlah tujuan utama, konsistensi dan autentisitas lebih penting

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di era digital yang serba cepat, semua orang bisa jadi content creator. Namun, pertanyaan yang kerap muncul adalah “apakah kita hanya ingin viral sesaat atau membangun sesuatu yang punya makna jangka panjang?

Dalam sesi bertajuk “Viral or Valuable? Balancing Trends with Meaningful Content” Hari kedua Indonesia Summit 2025 (28/08/2025), bersama Guff Perdana dan Keanu selaku content creator, berbincang seputar tren, viralitas, dan makna di balik sebuah konten terasa dekat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari. 

Bahkan, jawabannya dari mereka tak sesederhana yang kita bayangkan. Seperti apa, ya? Mari kita simak lebih dalam, Bela!

Sosial media menjadi wadah konten yang beragam

instagram.com/indonesia.summit

Menurut Guff Perdana, kalau harus mendeskripsikan sosial media saat ini dalam tiga kata, jawabannya simpel: beragam, entertaining, dan “waduh”. Dalam artian, kata “waduh” di sini bermaksud campur aduk. Ada konten yang menghibur, ada yang menginspirasi, tapi nggak jarang juga bikin kita geleng-geleng kepala.

Kadang gue scroll aja mikir, ini apa sih? Waduh banget deh,” ungkap Guff sambil tertawa.

instagram.com/indonesia.summit

Sementara Keanu punya pandangan berbeda. Baginya, sosial media sekarang layaknya sebuah industri. Bukan lagi sekadar tempat berbagi cerita, melainkan benar-benar arena yang dipenuhi brand, iklan, strategi, hingga personal branding.

Dan dari situlah muncul dilema, kalau semuanya sudah jadi industri, masihkah ada ruang untuk keaslian dan sisi personal? Inilah realita sosial media hari ini—menyenangkan, dinamis, dan juga penuh kontradiksi yang bisa membuat kita nggak berhenti mikir.

Pentingkah menjadi diri sendiri atau hanya mengikuti tren?

instagram.com/indonesia.summit

Keanu sendiri mengaku, sejak awal dirinya lebih menyukai membuat konten yang authentic. Nggak terlalu di-setting alias apa adanya tentang kehidupannya.

Nah, sebenernya kan kalau konten aku bukan kayak konten kreator kayak, yang emang syuting. Sebenernya yang aku bikin tuh dari awal sampe sekarang, ya lifestyle, vlogging, kayak story, terus kayak story temen-temen aku,” jelas Keanu.

instagram.com/indonesia.summit

Namun, bukan berarti mengikuti tren itu salah. Justru tren bisa menjadi jalan pintas untuk menemukan audiens baru. Di sisi lain, Guff sendiri membuat konten horoskop zodiak dengan twist roasting, yang ternyata banyak digemari karena relatable.

Kalau biasanya orang nonton konten zodiak tuh pengen diramal, ya gue nge-roasting sih instead of meramal. Karena gue nggak punya turunan paranormal kan, yaudah bikin seru aja,” ungkap Guff.

Viral itu bonus dalam konten, tapi apakah cukup?

instagram.com/indonesia.summit

Obrolan semakin menarik saat Guff menyinggung soal konten viral. Banyak orang berlomba bikin konten hanya demi viral, sampai lupa kalau yang terpenting sebenarnya adalah konsistensi dan autentisitas.

Menurutnya, viral memang dapat dianggap sebagai momentum bagus. Bisa boost kepercayaan diri, dikenal lebih banyak orang, bahkan bisa menjadi batu loncatan untuk membangun sesuatu yang lebih besar. Tapi jangan berhenti di sana.

Kalau cuma ngejar viral, orang bisa tahu kontennya, tapi lupa sama orangnya. Branding personal itu penting banget. Kamu harus tau, kamu tuh siapa, dan mau dikenal sebagai apa,” tegas Guff.

instagram.com/indonesia.summit

Tren konten memang memberikan exposure secara instan, tapi originalitas yang membuat audiens bertahan. Karena pada akhirnya, penonton tak hanya mencari hiburan sesaat, mereka juga ingin merasa dekat dengan sosok di balik layar.

Meaningful itu bukan cuma soal edukasi, tapi juga soal menikmati hidup. Asal jujur sama diri sendiri, konten kita akan selalu punya makna,” tambah Keanu.

Nah, saat kamu membuat konten, coba tanyakan ke diri sendiri, apakah ini hanya untuk viral, atau memiliki nilai untuk kamu? Nyatanya, meaningful terasa begitu personal—dan hal tersebut yang menjadikan konten bertahan lebih lama dari sekadar jadi tren sesaat. 

Sampai jumpa di Indonesia Summit tahun berikutnya ya, Bela!

Editorial Team