Harris J Comeback Lewat 'Revival', Saat Musik Jadi Doa dan Titik Balik Hidupnya
- Harris J comeback lewat album Revival setelah vakum dari dunia musik
- Menemukan titik balik pasca ibadah umrah dan Ramadan 2023 yang menguatkan keyakinannya
- Kembali ke studio dengan misi baru, membuat lagu "Hayati" di Granada dan me-remake lagu lama "I Promise"
Untuk kamu yang beragama Islam, pasti tak asing dengan lagu "Qalbi Fil Madinah" yang selalu terputar di media sosial dan mall saat bulan Ramadan datang. Lagu yang dibawakan oleh Maher Zain dan Harris J tersebut seolah menjadi "lagu wajib" kala Bulan Suci.
Banyak yang belum tahu, bahwa Harris J, penyanyi lagu "Qalbi Fil Madinah" sempat memutuskan vakum dari dunia musik. Namun, di tahun 2025 ini, Harris memutuskan untuk comeback dengan karya terbarunya yang lebih reflektif. Bagi Harris, ini bukan sekadar musik, melainkan perjalanan pulang yang penuh dengan refleksi spiritual dan menjadi titik balik dalam hidupnya.
Beruntung, belum lama ini POPBELA berkesempatan untuk ngobrol langsung dengan Harris J terkait album baru dan momen comeback-nya tersebut. Penasaran apa saja yang dikisahkan Harris J kepada POPBELA? Simak selengkapnya di sini!
Menemukan titik balik pasca ibadah umrah
Bagi Harris, Revival lahir dari perjalanan spiritual yang penuh pergulatan. Ia mengaku sempat hampir berhenti dari musik, terutama setelah merasa kehilangan motivasi ketika membuat lagu-lagu non-religi. Namun, pengalaman Umrah di tahun 2021 dan Ramadan 2023 menjadi titik balik yang tak tergantikan.
“That particular Umrah changed me for sure. It made me feel a lot more trust in Allah. I felt Allah's presence a lot more in my life,” ujarnya. Ramadan 2023 pun semakin menguatkan keyakinannya, terutama setelah berbincang dengan Maher Zain dan Masood Curtis.
“They made me feel like there was still a place for me in faith-inspired music,” tambahnya. Dari situlah, Harris menemukan alasan kuat untuk kembali berkarya, kali ini dengan niat yang lebih jelas dan misi yang lebih besar.
Kembali ke studio dengan misi yang baru
Setelah sekian lama menjauh dari dunia musik, kembali ke studio tentu jadi pengalaman yang berbeda. Harris mengakui, kali ini ia datang dengan arah yang lebih matang dan pemahaman yang lebih dalam tentang proses kreatifnya.
"Saat aku masuk studio sekarang, aku tahu persis apa yang ingin aku lakukan. Aku sudah banyak berlatih suara, dan aku jauh lebih yakin tentang hal-hal yang ingin aku buat,” katanya.
Jika dulu banyak dibantu oleh tim karena masih sibuk sekolah, kini ia lebih mandiri dan percaya diri dalam menentukan arah musiknya. Revival menjadi bukti bahwa ia sudah menemukan suara yang paling jujur dan autentik dari dirinya sendiri.
Granada, “Hayati”, dan kecintaannya pada salat
Salah satu highlight dari Revival adalah lagu "Hayati" yang video musiknya direkam di Granada, Spanyol—sebuah kota dengan sejarah Islam yang kuat. Harris tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya saat menceritakan pengalaman syuting di bawah bayang-bayang istana Alhambra.
"Sungguh menakjubkan bisa memotret di Granada karena sejarah Islam di sana sungguh luar biasa. Bahkan berada di dekat Istana Alhambra pun terasa luar biasa," katanya penuh semangat.
Selain itu, lagu "Salati" juga menjadi istimewa karena ditulis seperti sebuah lagu cinta, tetapi cinta kepada salat. "I’ve got a love story with prayer. And I wanted to make it digestible for people," jelasnya. Dengan cara itu, Harris berusaha menunjukkan bahwa ibadah bisa dirayakan dengan cara yang indah, ringan, sekaligus menyentuh.
Lagu lama dengan makna yang baru
Tak hanya menghadirkan karya baru, Harris juga memilih untuk me-remake lagu lamanya yang berjudul "I Promise". Kali ini, ia menyanyikannya dari sudut pandang seorang pria dewasa yang mulai memahami arti janji kepada orang tua.
"Aku membawanya kembali karena aku sayang orang tuaku. Dulu aku masih anak-anak, tapi sekarang aku sudah dewasa. Aku sudah bisa membayangkan bagaimana aku bisa mewujudkan apa yang tertuang dalam lagu itu," ungkapnya.
Harris juga menambahkan bahwa keputusannya terinspirasi oleh pengalaman teman-temannya yang kehilangan orang tua, sehingga lirik itu kini terasa lebih dalam dan relevan. Versi terbaru "I Promise" pun terdengar lebih intim, menandai kedewasaan emosional dalam karya-karyanya.
Kalau kamu ingin membandingkannya, POPBELA sudah sematkan video liriknya di artikel ini. Setelah mendengarkan keduanya, beritahu POPBELA bagaimana pendapatmu dan versi mana yang kamu suka, ya!
Jika bertemu dengan versi dirinya yang lebih muda, Harris J ingin sekali mengatakan hal ini
Melalui Revival, Harris berharap musiknya bisa menjadi jembatan yang membuat generasi muda Muslim lebih dekat dengan iman mereka, tanpa harus terasa berat atau menggurui.
"Aku ingin siapapun yang mendengarkan album ini nanti bisa bersenang-senang, tapi juga merenung di saat yang sama. Semoga melalui lagu ini, mereka bisa terus memperbaiki hubungan mereka dengan Allah," kata Harris.
Ketika ditanya apa pesan untuk dirinya di usia 15 tahun, Harris menjawab dengan sederhana, namun penuh makna, "Hal utama yang ingin kukatakan pada diriku di usia 15 tahun adalah jangan pernah melupakan salat. Semua hal bisa berubah, tapi dengan salat, itu akan melindungimu dari segala hal. Kamu juga nggak akan pernah kehilangan dirimu sendiri jika kamu nggak pernah meninggalkan salat."
Pesan ini menjadi refleksi dari perjalanan panjangnya: dari anak muda yang penuh mimpi, sempat tersesat, hingga kini menemukan kembali jalannya lewat doa dan musik.
Melalui Revival, Harris J tak hanya kembali sebagai musisi, tapi juga sebagai individu yang lebih utuh. Musiknya kini tak lagi sekadar nada, tapi doa yang hidup dalam melodi, membawa pesan cinta, harapan, dan kedekatan dengan Tuhan-nya.
