Balik lagi ke soal perjalanan kariernya, Hindia mengaku, dulu cita-cita terbesarnya cuma bisa manggung dibayar, atau setidaknya ongkos transportasi dan makan ditanggung. Buatnya, itu sudah jadi mimpi gembel yang mustahil. Tapi pelan-pelan, mimpi-mimpi kecil itu tercapai: punya manajer, rilis album, manggung di luar kampus, hingga akhirnya bisa tampil di stadion dengan puluhan ribu penonton.
Kini, ia belajar untuk berani bermimpi lebih jauh, bahkan jika belum tahu cara mencapainya. Dari mimpi manggung di Tennis Indoor yang dulu terasa mustahil tapi kini berhasil ia lakukan, Hindia mulai percaya bahwa langkah besar bisa ditempuh asalkan berani mencoba.
Buatnya, Dream Beyond bukan sekadar tagline kampanye Apple Music, tapi juga filosofi hidup: jangan batasi diri dengan keraguan, karena seringkali kita sendiri yang mengecilkan potensi.
"Kalau lo punya mimpi yang besar, yang kayaknya nggak mungkin deh bisa kesampaian, jangan pernah kecilkan mimpi itu. Cari jalannya. Tiga, empat, atau lima langkah jalan setapak yang lo temuin, itu sudah membawa lo lebih dekat dengan mimpi lo itu," kata Hindia.
Hindia adalah bukti nyata bahwa musik bukan sekadar nada dan lirik, tapi juga perjalanan penuh jatuh bangun yang terus membentuk siapa kita. Dari mimpi kecil yang dianggap mustahil sampai keberanian bermimpi lebih jauh, Bas menunjukkan kalau proses itu sama berharganya dengan hasil.
Dan kalau ekosistem musik Indonesia bisa lebih rapi, bukan nggak mungkin karya-karya lokal akan makin mendunia. Seperti kata Hindia, sekarang saatnya kita nggak cuma bangga sebagai orang Indonesia, tapi juga sebagai warga negara yang musiknya bisa berdiri sejajar dengan dunia.
Lebih lanjut tentang Hindia, bisa kamu lihat di siniar berikut ini.