Allan Sebastian – Pengarah Artistik
Cesa David Luckmansyah – Penyunting Gambar
Dewi Umaya – Produser
Nungki Kusumastuti – Pemeran dan Budayawan
Nurman Hakim – Akademisi dan Sutradara
Salman Aristo – Sutradara dan Penulis Skenario
Titi Radjo Padmadja – Penata Musik dan Pemeran
Whani Darmawan – Pemeran
Yunus Pasolang, I.C.S. – Sinematografer
Daftar Lengkap Dewan Juri Akhir FFI 2025, Lebih Objektif dan Representatif

Festival Film Indonesia (FFI) 2025 memasuki tahap penentuan paling krusial yaitu pengumuman Dewan Juri Akhir pada 20 November 2025.
Sistem penjurian FFI 2025 menghadirkan mekanisme baru yang dirancang untuk memperkuat objektivitas dan memastikan penilaian yang lebih jernih.
Dewan Juri Akhir menilai film cerita panjang, cerita pendek, animasi, dokumenter, karya kritik film, serta memberikan penghargaan bagi tokoh-tokoh yang berdedikasi pada perfilman Indonesia.
Festival Film Indonesia (FFI) 2025 resmi memasuki tahap penentuan paling krusial yaitu pengumuman Dewan Juri Akhir, yang akan menentukan para penerima Piala Citra pada 20 November 2025. Komite FFI 2025 pun secara resmi mengumumkan Daftar Dewan Juri Akhir pada Rabu (12/11/2025) di Gedung A Lantai 3 Komplek Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, yang melibatkan puluhan tokoh penting industri perfilman.
Di usia ke-70 tahun, FFI menghadirkan semangat baru melalui tema “Puspawarna Sinema Indonesia”, menegaskan bahwa beragam warna, kisah, dan perspektif yang lahir dari sineas tanah air adalah kekuatan utama perfilman nasional. Kalau ingin tahu daftar lengkap dewan juri akhir Festival Film Indonesia (FFI) 2025, bisa menyimak informasinya dalam artikel berikut ini, Bela!
Sistem penjurian FFI 2025: Lebih objektif dan representatif

Festival Film Indonesia (FFI) 2025 menghadirkan sistem penjurian baru yang dirancang untuk memperkuat objektivitas dan memastikan bahwa setiap kategori dinilai oleh sosok-sosok yang benar-benar kompeten di bidangnya. Penjurian dilakukan berlapis: mulai dari 80 anggota Akademi Citra, dilanjutkan oleh 13 asosiasi profesi perfilman, hingga akhirnya diserahkan kepada Dewan Juri Akhir (DJA) yang melakukan penjurian secara offline di bioskop dengan dukungan Cinema XXI. Pendekatan ini diharapkan menghasilkan penilaian yang lebih jernih dan berbasis kepakaran.
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, menegaskan bahwa proses tersebut mencerminkan penghargaan terhadap semua pelaku film yang turut membangun ekosistem industri. “Mereka semua layak dirayakan karena telah mencurahkan cinta dan dedikasi pada cerita-cerita yang mereka yakini,” ujarnya. Ia juga menekankan bahwa film tidak mungkin lahir dari satu individu saja—melainkan dari kerja kolektif yang menghidupkan setiap detail sebuah cerita.
Daftar lengkap dewan juri Festival Film Indonesia (FFI) 2025

Dengan mekanisme baru yang menggabungkan tahap akademi, asosiasi profesi, dan penjurian akhir, FFI bertujuan menghadirkan hasil yang lebih akurat, transparan, dan berbasis kepakaran. Ketua Bidang Penjurian Budi Irawanto menegaskan bahwa sistem ini memberikan ruang yang lebih proporsional bagi beragam disiplin film. Daftar lengkapnya sebagai berikut.
Dewan Juri Akhir Film Cerita Panjang

Lima film yang masuk nominasi tahun ini, yaitu Jumbo, Pangku, Pengepungan di Bukit Duri, Perang Kota, dan Sore: Istri dari Masa Depan, menampilkan keragaman tema serta kekuatan sinematik yang memperlihatkan perkembangan film cerita panjang Indonesia. Ragam pendekatan visual, pengolahan isu sosial dan personal, serta kepekaan artistik para pembuatnya menjadi alasan mengapa kelimanya menjadi sorotan dalam penjurian. Dewan juri akhir dari nominasi Film Cerita Panjang sebagai berikut:
Dewan Juri Akhir Film Cerita Pendek

Film-film pendek terpilih seperti Anak Macan, Dengarlah Nyanyian Ping Pong, Little Rebels Cinema Club, Pelabuhan Berkabut, dan Sammi, Who Can Detach His Body Parts memperlihatkan keberanian eksplorasi visual, pengembangan karakter yang padat, serta permainan bentuk yang menjadi kekuatan khas karya film pendek Indonesia. Dewan juri akhir dari nominasi Film Cerita Pendek sebagai berikut:
Bayu Prihantoro – Sutradara dan Sinematografer
Melanie Budianta – Akademisi
Pritagita Arianegara – Sutradara
Dewan Juri Akhir Film Animasi

Film animasi panjang seperti Jumbo, Panji Tengkorak, dan Warkop DKI Kartun, serta film animasi pendek seperti Get Money, Kwartet: Gupala Sang Jagawana, Sanong Ingin ke Pesta, So I Pray, dan Wae, menunjukkan perkembangan teknik animasi dan imajinasi visual yang semakin beragam. Para kreatornya tidak hanya bermain dengan gaya gambar, tetapi juga dengan tema yang dekat dengan budaya serta keseharian penontonnya. Dewan juri akhir dari nominasi Film Cerita Pendek sebagai berikut:
Faza Ibnu Ubaydillah Salman (Faza Meonk) – Komikus, Sutradara dan Creativepreneur
Sally Wongso – Storyboard Artist dan Sutradara
Yudhatama – Animator
Dewan Juri Akhir Film Dokumenter

Film dokumenter panjang Goodbye Tarling, Forgive Me Darling, Jagad’e Raminten: Kabaret Kehidupan, Kidung Tani, Swaradwipa, dan Tambang Emas Ra Ritek, bersama dokumenter pendek seperti Pendekar Daster Rombeng & Pendongeng Sakti, Sadiang Harus Pulang, Satu Langkah Lagi, Sie, dan The Other Daughter, memperlihatkan kekuatan riset, kedalaman observasi, dan kepekaan sosial yang menjadi fondasi penting karya dokumenter Indonesia. Dewan juri akhir dari nominasi Film Dokumenter sebagai berikut:
Amelia Hapsari – Sutradara
Lola Amaria – Pemeran, Produser dan Sutradara
Risa Permanadeli – Akademisi
Dewan Pengabdian Seumur Hidup Untuk Film

Kategori ini memberikan ruang bagi penilaian terhadap tokoh-tokoh yang telah mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan perfilman Indonesia. Mereka dipilih berdasarkan rekam jejak panjang, kontribusi artistik, serta peran penting dalam membentuk ekosistem film nasional. Dewan pengabdian seumur hidup untuk film sebagai berikut:
Budiyati Abiyoga – Produser
Imam Tantowi – Sutradara
JB Kristanto – Wartawan dan Pengamat Film
Dewan Juri Akhir Karya Kritik Film

Tiga kritik film yang masuk kurasi tahun ini menunjukkan keberagaman perspektif sekaligus ketajaman analisis para penulis dalam membaca konteks sosial, budaya, serta perkembangan estetika film Indonesia masa kini. Karya-karya ini hadir dari berbagai platform dan menawarkan sudut pandang yang memperkaya wacana perfilman nasional. Daftar karya kritik film yang masuk nominasi:
"20 Tahun ‘tentang Dia’: Membingkai Keintiman Sapphic Di Indonesia 2000an" – Catra Wardhana – www.cinemapoetica.com
"Ilusi Kebebasan Perempuan Dalam 'Gowok'" – Aurelia Gracia Novena – www.YouTube.com/@Magdaleneid
"Rambut Dalam ‘Nana’, Tempat Trauma Dan Rahasia Digelung Bersama" – Catra Wardhana – www.magdalene.co
"'Smong Aceh': Duka Yang Tak Selesai Dan Segala Ketangguhan Itu" – Raisa Kamila – www.cinemapoetica.com
"Tendangan, Pengkhianatan, Dan Mimpi Di Tengah Mafia: Alegori ‘elang’ (2025) Dalam Psiko-Politik Sepak Bola Nusantara" – Purwoko Ajie – www.montasefilm.com
Dewan juri akhir dari nominasi Karya Kritik Film sebagai berikut:
Agustina Kusuma Dewi – Dosen
Hariyadi – Dosen
Lala Palupi Santyaputri – Akademisi
Itulah daftar lengkap dewan juri akhir FFI 2025 beserta seluruh film dan karya yang dinilai tahun ini. Melalui sistem penjurian yang semakin kuat dan representatif, FFI 2025 diharapkan menjadi refleksi terbaik dari dinamika dan pencapaian sinema Indonesia.



















