Waktu semakin malam, tanpa terasa, BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen sudah harus menampilkan musisi terakhir mereka. Suliyana & Glam Orchestra menjadi penutup malam itu. Penyanyi kebanggaan Banyuwangi tersebut tampil dengan glamor dalam balutan dress panjang gemerlap berwarna hitam. Dengan begitu ramahnya, Suliyana menyapa penonton, juga Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang saat itu hadir untuk menyaksikan.
Lagu "Cundamani" langsung bergema saat Suliyana memasuki panggung. Suaranya yang lembut tapi powerful, seolah membius penonton yang membuat semuanya langsung ikut bernyanyi bersama.
Bukan cuma membawakan lagu-lagunya sendiri, Suliyana membawakan pula lagu milik Almarhum Didi Kempot, "Kanggo Riko" yang diaransemen ulang ke dalam musik jazz, lalu ada pula lagu "Kopi Dangdut", dan "Cinta" milik Vina Panduwinata yang dibawakan dengan suara khasnya yang manja.
Suliyana menutup malam itu dengan lagu "Rungkad" yang–meskipun dibawakan dalam alunan musik jazz–tetap membuat penonton tak tahan ingin ikut bergoyang. Meski tak rela malam itu berakhir, tapi penonton tetap puas dengan semua rangkaian musisi yang tampil di malam itu.
Saya sendiri juga pulang dengan hati yang penuh. Sebab, hari itu tak cuma telinga saja yang mendapat asupan musik-musik terbaik, tapi juga puas menikmati seni rupa luar ruang yang membawa perspektif baru tentang budaya.
BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen menjadi rangkaian Jazz Gunung terakhir di tahun 2025 ini. Kalau kamu belum berkesempatan untuk menontonnya tahun ini, POPBELA doakan kamu bisa datang di Jazz Gunung tahun depan!