7 Ayat Al-Qur'an tentang Rezeki, Baca dan Renungkan, Yuk!

 وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ۝٦

Wa mâ min dâbbatin fil-ardli illâ ‘alallâhi rizquhâ wa ya‘lamu mustaqarrahâ wa mustauda‘ahâ, kullun fî kitâbim mubîn.

Artinya:

"Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)."

Semua makhluk yang hidup di bumi, termasuk yang merayap, merangkak, atau berjalan dengan dua kaki, telah dijamin rezekinya oleh Allah. Setiap binatang memiliki naluri dan kemampuan untuk mencari makan sesuai dengan fitrahnya, dan semuanya diatur oleh kebijaksanaan Allah dengan sempurna, sehingga tercipta keseimbangan.

Dalam Surat Hud ayat 6, Allah menjelaskan tentang rezeki yang telah Dia tentukan. Rezeki manusia dan semua makhluk hidup di dunia ini sebenarnya sudah tercatat dan ditetapkan di Lauh Mahfuzh.

Oleh karena itu, kamu tidak perlu khawatir atau merasa kurang, karena rezeki yang kamu terima sudah dijamin oleh Allah. Jika kamu dapat menerima apa yang diberikan-Nya, segala kebutuhanmu pasti akan tercukupi.

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ۝٣

Wa yarzuq-hu min ḫaitsu lâ yaḫtasib, wa may yatawakkal ‘alallâhi fa huwa ḫasbuh, innallâha bâlighu amrih, qad ja‘alallâhu likulli syai'ing qadrâ.

Artinya:

"Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."

Surat At-Talaq ayat 3 mengajarkan bahwa rezeki Allah bisa datang dari arah yang tak terduga. Allah adalah sumber segala rezeki, dan kita sepatutnya bersyukur. Bagi orang yang bertakwa, Allah tidak hanya memberi jalan keluar dari kesulitan, tapi juga memberikan rezeki dari sumber yang tak terbayangkan. Allah memerintahkan kita untuk bertawakal kepada-Nya, karena Dialah yang akan mencukupi segala kebutuhan.

Tawakal berarti berserah diri kepada Allah setelah berusaha dan berikhtiar. Tawakal bukan berarti menyerahkan segalanya tanpa usaha, melainkan setelah berusaha, kita menyerahkan hasilnya kepada Allah.

اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۝٦٢

Allâhu yabsuthur-rizqa limay yasyâ'u min ‘ibâdihî wa yaqdiru lah, innallâha bikulli syai'in ‘alîm.

Artinya:

"Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki) baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Pada ayat ini, Allah menyatakan bahwa Dia-lah yang menentukan kelapangan atau kesempitan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Allah memiliki kuasa penuh atas rezeki, sehingga orang-orang yang beriman tidak perlu takut untuk berhijrah dengan alasan kekurangan rezeki.

Rezeki Allah dapat diberikan di mana saja, baik di tanah air, di negeri orang, dalam perjalanan, bahkan ketika dalam keadaan tertawan. Allah berfirman: "Sesungguhnya Allah, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh."

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ ۝١٧٢

Yâ ayyuhalladzîna âmanû kulû min thayyibâti mâ razaqnâkum wasykurû lillâhi ing kuntum iyyâhu ta‘budûn.

Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman, makanlah apa-apa yang baik yang Kami anugerahkan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu benar-benar hanya menyembah kepada-Nya."

Pada ayat ini, Allah menegaskan agar seorang mukmin mengonsumsi makanan yang baik yang diberikan-Nya dan selalu bersyukur atas rezeki tersebut. Dalam ayat 168, perintah untuk makan makanan yang baik ditujukan kepada seluruh umat manusia.

Namun, dalam ayat ini, perintah tersebut khusus untuk orang-orang mukmin, agar mereka menikmati rezeki yang baik dari Allah. Oleh karena itu, perintah ini diiringi dengan kewajiban untuk mensyukurinya.

اَمَّنْ هٰذَا الَّذِيْ يَرْزُقُكُمْ اِنْ اَمْسَكَ رِزْقَهٗۚ بَلْ لَّجُّوْا فِيْ عُتُوٍّ وَّنُفُوْرٍ ۝٢١

Am man hâdzalladzî yarzuqukum in amsaka rizqah, bal lajjû fî ‘utuwwiw wa nufûr.

Artinya:

"Atau, siapakah yang dapat memberimu rezeki jika Dia menahan rezeki-Nya? Sebaliknya, mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari kebenaran)."

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tidak ada yang bisa memberikan rezeki selain Allah, jika Dia sudah memutuskan untuk memberikannya atau menahannya.

Dengan kata lain, hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk memberi, mencegah, menciptakan, memberikan rezeki, dan menolong, tanpa ada sekutu bagi-Nya. Meskipun mereka menyadari hal ini, mereka tetap menyembah selain Allah.

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ ۝٣٧

A wa lam yarau annallâha yabsuthur-rizqa limay yasyâ'u wa yaqdir, inna fî dzâlika la'âyâtil liqaumiy yu'minûn."

Artinya:

"Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi(-nya). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman."

Ayat ini seakan menegaskan bahwa Allah memiliki kekuasan mutlak dalam mengatur rezeki manusia, baik dalam meluaskannya ataupun membatasinya. Ayatnya juga mengingatkan manusia untuk tidak putus ada saat mengalami kesulitan rezeki dan senantiasa bersyukur maupun bersabar dalam segala kondisi.

اِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّهٗ كَانَ بِعِبَادِهٖ خَبِيْرًا ۢ بَصِيْرًا ۝٣٠

Inna rabbaka yabsuthur-rizqa limay yasyâ'u wa yaqdir, innahû kâna bi‘ibâdihî khabîram bashîrâ.

Artinya:

"Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (-nya bagi siapa yang Dia kehendaki). Sesungguhnya Dia Mahateliti lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya."

Ayat ini membahas tentang bagaimana Allah SWT dalam mengatur rezeki setiap hamba-Nya. Allah dapat memberi kelapangan rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Sebaliknya, Allah juga bisa menyempitkan rezeki bagi seseorang yang Dia kehendaki. Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, misalnya ujian hidup, pelajaran untuk bersabar, dan sebagainya.

Itulah beberapa ayat Al-Qur'an tentang rezeki yang bisa kamu pahami. Sebagai umat Islam, tentunya kamu diajarkan untuk bersyukur atas segala rezeki yang diberikan, baik itu yang tampak melimpah maupun terbatas.