5 Ilmuwan Muslim di Bidang Kedokteran yang Karyanya Paling Berpengaruh

Mulai dari pelopor bedah saraf hingga penyakit mental

5 Ilmuwan Muslim di Bidang Kedokteran yang Karyanya Paling Berpengaruh

Follow Popbela untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow Whatsapp Channel & Google News

Sejak zaman Rasulullah SAW, ilmu kedokteran merupakan ilmu yang cukup populer dan paling dikembangkan. Berbagai perkembangan dalam ilmu kedokteran pastinya tak lepas dari kontribusi para ilmuwan muslim pada zaman dahulu. Berbagai penemuan atau karya para cendekiawan muslim tersebut hingga saat ini masih berguna bagi masyarakat luas.

Terdapat beberapa tokoh ilmuwan muslim di bidang kedokteran yang karyanya masih bisa dirasakan oleh masyarakat luas hingga saat ini. Berikut lima ilmuwan muslim yang paling berpengaruh karyanya di bidang kedokteran.

1. Ibnu Sina

5 Ilmuwan Muslim di Bidang Kedokteran yang Karyanya Paling Berpengaruh

Bagi kamu pegiat dunia kedokteran, mungkin kamu sudah tak asing lagi dengan sosok Ibnu Sina. Di dunia Barat, Ibnu Sina dikenal dengan sebutan Avicenna. Dia merupakan seorang filsuf sekaligus dokter yang lahir di Persia atau sekarang lebih dikenal dengan Iran.

Dia berhasil menciptakan setidaknya 450 buku dan kebanyakan bukunya berkaitan dengan ilmu kedokteran. Beberapa karyanya yang terkenal adalah Kitab Penyembuhan dan Qanun Kedokteran yang kebanyakan buah pikiran dari buku tersebut masih dipakai oleh banyak orang, khususnya di dunia kedokteran. Dia juga gemar menulis puisi dengan karyanya yang paling populer ialah "Al-Urjuzah fi Ath-Thibb" dan "Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah".

2. Muhammad bin Zakariya ar-Razi

Muhammad bin Zakariya ar-Razi merupakan seorang ilmuwan yang berasal dari Iran yang hidup pada tahun 864 hingga 930 Masehi. Dia merupakan ilmuwan di berbagai bidang, mulai dari kedokteran, kimia, fisika, matematika, hingga sastra. Saat masih kecil, Ar-Razi sangat tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi walaupun setelah itu dia memutuskan untuk menekuni pelajaran alkemi.

Pada umurnya yang ke-30, Ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi karena berbagai eksperimen yang dilakukannya membuat matanya menjadi cacat. Lalu, dia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya dan hal tersebut merupakan awal mula dirinya mempelajari ilmu kedokteran.

Bagi yang belum tahu, Ar-Razi merupakan pelopor keilmuwan bedah saraf dan bedah mata. Dia juga gemar menulis berbagai buku, termasuk di bidang kedokteran dengan beberapa karyanya yang berjudul Keraguan pada Galen dan Penyakit pada Anak.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here